DUA

187 15 4
                                    



Namamu tak perlu untukku ingat, hatikku sudah mampu mendeteksinya

"Woyy Kiyrraa.. Kiyrraaa loe budeg ya?"

Suara cempreng milik Audrey terdengar kembali, seakan membuatku kembali kealam nyata.

"Kiyrraaa!! Ih loe nyebelin malah senyum-senyum gaje. Loe ngeledek gua hah!" ucap Audrey.

Dari suaranya kudengar Audrey sudah mulai kesel dan juga jengkel. Aku senang membuatnya begitu, mengerjai dia untuk kemudian dia merasa kesal sendiri disamping aku yang mengetawakan karena itu lucu dan kami memang sering begini satu sama lainnya.

"Plakkkkk."

Tiba-tiba saja Audrey memukul kepalaku dengan buku yang ia pegang.

"Apaan sih loe Drey! Ih ganggu aja tau!" ucapku kesal.

Bagaimana Aku tak kesal dia memukul kepalaku pake buku. Ini kan sakit rasanya. Dan kamu harus tahu sebagaimana tebalnya buku yang ia pukulkan padaku. Tiada tanding dengan buku-buku kamus atau ensiklopedia mungkin. Membuat kepalaku nyut nyuttan menambah kepusingan yang menjadi-jadi.

"Hehehe.. Maafin inul yah maafin inul, eh salah gue duh maafin Audrey maksudnya hehe."

"Maaf maaf! Sakit tau nih pala gue! Nanti kalau gue masuk RS gimana? Terus nanti kalo gue hilang ingatan gimana? Ya ampun gimana ini gimana? Gue gak bisa bayangin itu, sumpah!" jawabku dengan histeris biar keliatan dramatis.

"Eh dasar lebay lo!" celetuk Audrey padaku.

"Nih gue mau kasih surat tau!" sambung Audrey seraya menyerahkan sepucuk surat yang katanya untukku.

"Surat apaan nih? Curiga gue" tanyaku pada Audrey seraya mengambil surat yang ia serahkan ditangannya.

"Gue dapet dari si Lara, temen OSIS loe!" jawab Audrey dengan entengnya.

Pikiranku langsung tertuju pada surat itu. Dengan segenap tanya yang hinggap dari kepala. mencoba untuk menebak-nebak dengan pertanyaan diri sendiri perihal surat apa yah? Dari osis gitu? Hah... membuatku dihinggapi rasa curiga yang berlebih terlebih ini urusannya dengan osis, yang mana sebenarnya aku merasa punya dosa tersendiri ketika harus mendengar kata osis. Semakin terngiang dikepala, dengan memberikan beragam kepusingan.

"Isinya apa nih?" tanyaku kembali pada Audrey dengan rasa penasaran.

"Yaa mana gue tau Kiyrraa.. Emang gue yang nulis?" jawabnya.

"Gue buka enggak yah Rey? Ah takut gue nih!" ucapku bimbang.

"Eh nih anak daripada loe bingung antara takut dan kepo pen tau, mending loe baca!"

"Iya kalii gue takut sama surat.. Enak aja loe." omelku pada Audrey yang cerewet minta ampun.

"Ah lama loe! Sini gue aja yang baca dah." ucap Audrey sambil merebut surat itu dari tanganku.

"Eh apaan, sini gue juga bisa kali!" kilahku pada Audrey tak mau kalah sambil dengan ragu membuka surat itu.

***

Assallamualaikum Wr. W

Ditunjukan kepada saudari Kiyrra Reviana Azkina kelas X IPS 1 diharapkan agar hari ini sepulang sekolah bisa menyempatkan diri untuk ikut rapat OSIS, karena ada hal penting yang ingin disampaikan dan saya sebagai ketua OSIS memohon dengan hormat agar saudari Kiyrra bisa hadir di rapat kali ini, terimakasih.

Ketua Osis,

Rifandi Fernandi

"Hah sumpah! Cuma rapat doang pake acara surat menyurat segala! Alay banget nih orang!" gerutuku sekaligus degdegan hanya sekedar baca nama RIFANDI FERNANDI.

Dari Kiyrra Kepada RifandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang