part4 : Hansaplas dan Rangga (Revisi)

142 4 0
                                    

Ada abang obiet nih, duh..
Happy reading para readers:*

--------------------******------------------

Zevana mengeritkan keningnya begitu mengetahui pesan singkat dri nomor tak ia kenal,

From: 08596xxxxxx

Eh, lu di rumah?

Sesaat ia mengingat-ingat siapa pemilik nomer tersebut karena seingat Zevana ia tidak memberi nomer handphone kepada siapa-siapa akhir-akhir ini.

Merasa belum menemukan jawaban dari ingatannya Zevana memutuskan untuk menaruh handphone itu di meja belajar. Hari ini sabtu, itu artinya jika ia bekerja Zevana akan menghabiskan malam sabtunya di tempat kerja tanpa tau bagaimana malam sabtu mereka-mereka yakni para remaja normal pada umumnya.

**
Tok.. Tok.. Tok...

Bayu menaruk stick PSnya, memandang Rangga sesaat. Seperti memberi kode, siapa yg ngetok pintu?

"lu, bukain sono" Bayu.

"siapa yah bang?"

"bang Obiet kalik" Bayu.

"mana mungkin Bang Obiet, biasanya juga langsung masuk nggak pakek ngetok-ngetok segala"

"yaudah buruan, keburu minggat orangnya"

Rangga melangkah melewati Bayu yg kembali asyik dgn PSnya, membuka pintu perlahan dan mendapati seorang lelaki berdiri di depan pintu rumahnya. Lelaki yg sepertinya Rangga pernah lihat, tapi entah lah dimana?

"maaf cari siapa yah?" Rangga.

"Zevana ada?"

"temennya Kak Keze?" Rangga.

Lelaki itu mengangguk,

"yaudah masuk Bang" Rangga membuka lebar pintu rumahnya, lelaki itu lalu masuk. Setelah di persilahkan duduk, laki-laki itu duduk di soffa kecil yg tersedia di ruang tamu.

"Rangga panggilin Kak Zezenya dulu yah Bang"

Laki-laki itu mengangguk dgn senyum tipis, sementara Rangga sudah berjalan ke arah tangga dan melewati ruang keluarga.

"siapa Ngga?" Bayu.

Rangga menghentikan langkahnya menaiki tangga, menoleh ke arah Bayu yg ada di bawah.

"temen nya Kak Zeze"

"cewek apa cowok?"

"cowok Bang"

"tumben?"

Rangga menaikkan bahunya bersamaan lalu kembali berjalan menaiki tangga.

Bayu sedikit berlari ke ruang tamu, mendapati seorang laki-laki yg tengah duduk memainkan layar iphonenya. Ia mendekat, duduk di seberang laki-laki itu. Memandangnya beberapa saat karena si laki-laki masih belum sadar dgn kehadirannya.

"Abang bukan nya Arbani Yazis?" tanya Bayu.

Laki-laki itu mendongakkan kepalanya, tersenyum menatap Bayu lalu mengangguk mantap.

"Abang beneran Arbani Yasiz? Anak pengusaha terkaya se-Indonesia?"

"iyah... Ternyata lu update yah?" Arbani tersenyum.

"ini beneran? Seorang Arbani Yasiz dateng ke gubug rusuh yg bahkan lebih bagusan kamar pembantu Abang"

"apaan sih? Kok bawa-bawa pembantu?"

Bayu menyengir kuda, menggaruk tengkunya yg sama sekali tidak gatal. Ia bahkan masih setengah shok karena tiba-tiba saja anak pengusaha terkaya no.1 itu berkunjung ke rumahnya, terlebih lagi tidak ada angin ataupun hujan.

Story Of SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang