Di mulmed ada Reynaldi Prasetya yg bakal muncul di next part, enjoy your reading❤don't forget to vomen readers!
Obiet mengejapkan matanya beberapa kali, ini sudah akhir bulan artinya jatuh tempo sudah dirinya harus membayar hutang-hutangnya pada rentenir tidak berotak seperti Deni. Obiet sedikit menyesal dahulu mengapa ia dgn gamblangnya langsung menandatangangi perjanjian itu tanpa menawarnya terlebih dahulu. Itu karena pikirannya sudah kacau.
"bang kenapa?" tanya Bayu yg baru pulang dari sekolah.
Obiet tersenyum, saat ini ia berada di ruang tamu dgn posisi yg menghadap pintu masuk.
"udah pulang Bay?"
"udah, Abang nggak kerja?"
"libur Bay"
bohong! Jelas sekali Obiet bohong dgn Bayu,
"tumben? Nggak ke caffe nya Bang Ovan?" Bayu mendekat, mendudukan dirinya bersebrangan dgn Obiet.
"ini mau ke caffe, Bay lu kemasin buku-buku sekolah lu yah. Masukin kardus, sekalian punya Kak Zeze sama nanti kalo Rangga udah dateng bilangin juga"
Kening Bayu berkerut, untuk apa mengemasi barang-barangnya? Toh mereka tidak akan pindah rumah.
Obiet membaca raut muka kebingungan sang adik, "turutin aja, ntar juga lu tau"
Bayu terpaksa mengangguk patuh meskipun sebenarnya ia masih penasaran kenapa abangnya ini menyuruhnya berkemas? ini lah sifat paling Obiet suka jika menjadi seorng kakak yg paling tua. Semua omongannya akan di dengar oleh adik-adiknya, tapi tetap saja tanggung jawabnya besar.
"Abang tinggal dulu yah Bay, nanti kalo Rangga udah pulang bilangin dia langsung suruh hubungin Abang. Nomernya Abang telfon nggak aktif, baru sembuh seminggu aja udah sok-sok an nggak mau jawab telfon Abangnya"
Lagi-lagi Bayu mengangguk, sekedar memberi respon omelan dari sang Abang.
**
Arbani menikmati bakso yg sengaja ia pesan, di depannya Ozy yg tengah menikmati nasi padangnya.Saat ini kedua the most wanted itu tengah menghabiskan waktu istirahatnya di kantin karena saat ini adalah hari terakhir ujian nasional di adakan.
Arbani bernafas lega karena hal paling sakral itu sudah ia lewati. Kini tinggallah menunggu hasilnya.
"mau jalan?" tanya Arbani pada Ozy yg sibuk dgn iphonenya.
"kagak, kenapa sih? Kamu cemburu yah ayangku" jawab Ozy dgn suara yg di buat-buat.
Arbani memutar bola matanya jengah,
"ke resto gih, ada yg pengen gue omongin. Ajakin si Tyo juga"
"it's okay babe"
**
Obiet sengaja datang ke resto tempat Zevana bekerja, setelah meminta ijin kepada kepala bagian waiters barulah Obiet bisa bertemu dgn Zevana."bang? Kenapa? Ada yg penting?" tanya Zevana, saat ini Obiet tengah menunggu Zevana di ruang khusus pegawai.
"Ze, kita mesti secepatnya pindah dari rumah. Lu tau kan sebabnya?"
Zevana merunduk, ini pasti karena hutang itu. Uang yg berhasil ia dan Obiet kumpulkan bahkan hanya sebatas bunganya saja belum hutang pokoknya. Bagaimanapun juga mencari uang 200jt dalam waktu satu bulan sangatlah mustahil untuk Zevana dan Obiet lakukan. Mengingat keduanya hanyalah pelayan biasa dgn gaji pas-pasan.
Zevana memijat pelipisnya pelan, kepalanya mendadak pusing memikirkan ini semua. Jika ia dan Obiet harus pindah kemana mereka akan pergi? Bagaimana pula caranya menjelaskan pada Bayu, terlebih lagi Rangga pasti akan sangat terpukul jika rumah satu-satunya mereka disita rentenir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Sky
RomanceDidedikasikan untukmu yang abai, untukmu yang tidak ingin membahas perasaanmu sendiri. Tentang langit yang menjadi background seluruh ceritamu. Dan juga tentang bentuk darimu. Dan segala hal tentangmu.