6-start problem

161 6 5
                                    

Duh arbani:* kuy cekidot,

Obiet meremas rambutnya frustasi, baru saja ia menandatangani sebuah perjanjian yang tidak masuk akal.

Flashback on
"Sa-Saya butuh uang pak" Obiet merunduk berusaha menahan suaranya agar tidak bergetar di hadapan rentenir yg terkenal kejam ini.

"hahah... Berapa yg kau butuhkan anak muda?" lelaki berperut buncit itu terbahak, kemudian kembali menyesap rokoknya.

"200 juta pak"

"itu bukan lah uang yg sedikit, lalu apa yg akan kau berikan sebagai jaminan?"

"rumah pak" Obiet menyerahkan map berwarna biru pada pria yg akrab sapa Pak Deni itu, sejenak laki-laki bernama Deni itu menyeringai.

"mana cukup gubug berukuran 5x8meter ini"

Obiet membuang nafasnya kasar, rumahnya memang tak besar.

"saya akan tambah dgn mobil saya pak, saya mohon dgn sangat Pak Deni mau membantu saya. Saya benar-benar butuh uang"

Deni menyeringai lagi,
"untuk apa uang sebanyak itu?"

"adik saya harus segera di operasi pak"

"baiklah, kalau kamu terus memaksa. Ini silahkan tanda tangani surat ini" Deni melempar map berwarna hijau yg sebeluknya di bawa oleh anak buahnya.

Obiet menelan ludahnya getir, ia harus mengembalikan uang 200 juta dalam waktu 1 bulan. Dan kalau itu tidak ia akan mendapatkan denda 5 juta perbulannya. Perjanjian macam apa ini?

"apa kamu lupa cara tanda tangan? He, sayangnya aku tak punya banyak waktu" desis Deni.

Dgn satu tarikan nafas kasar Obiet menandatangani surat perjanjian konyol itu.

Flashback off

**
Zevana merunduk, menyembunyikan butiran air matanya yg melesat membasahi pipi mulusnya, hari ini tepatnya jam 2 siang tadi Rangga di operasi namun dirinya bukannya ada di sebelah adik bungsunya untuk memberi semangat malah harus berkutat dengan piring-piring kotor yg ada di dapur.

Bukannya ia tak perduli dengan Rangga, hanya saja kenyataan kembali mengharuskannya untuk kembali mencari uang, penjelasan Obiet tadi siang adalah pukulan yg berat untuk Zevana.

Ia bahkan tak habis pikir dari mana mencari uang sebanyak itu dalam waktu satu bulan, jangan kan mencari uang sebanyak itu melihatnya sajapun Zevana belum pernah.

Selesai mencuci piring ia bergegas ke loker mengambil tisu untuk menghapus air matanya, dalam hati ia terus mengucapkan doa-doa supaya Rangga selamat dan lekas sembuh dalam operasi itu.

Pikirannya kembali menerawang kemana ayah dan ibunya? Apakah mereka sebegitu tidak perduli dengan kehidupan Zevana dan adik-adinya? Apa kah Zevana dan adik-adiknya adalah sebuah aib yg mesti di buang?

Tangis Zevana kembali pecah, dadanya sesak tak kuat menahan seluruh rasa yg berkecamuk dalam hatinya. Sebelumnya Zevana tak pernah menggungkit perihal orang tuanya namun kali ini, ia terlalu rapuh untuk melaluinya, ingin meminta tolong pada siapa lagi?

**
Bayu duduk di kursi tunggu dgn tangan yg bertumpu pada pahanya, jika di tanya bagaimana pikirannya saat ini? Sudah pasti kacau, ia bahkan tak bisa membayangkan bagaimana rupa adiknya yg sedang di dalam ruang operasi, di samping Bayu Obiet melihat pintu ruang operasi dgn tatapan pilu. Hatinya remuk seremuk-remuknya, ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana cara membayar hutang itu.

Nanti, setelah ini semua ia akan menjelaskan semua pada adik-adiknya terutama Bayu dan Rangga.

Memikirkan semua membuat dada Obiet menjadi sakit, ia bukannya laki-laki cenggeng hanya saja musibah yg menimpa keluarganya kali ini bukan lah hal yg ringan. Ia bertekat akan berusaha sekuat mungkin tetap tegar di depan adik-adiknya, bagaimanapun juga ia adalah seorang kakak jika bukan dia yg menguatkan adik-adiknya lalu siapa lagi?

Story Of SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang