part2 : skorsing (Revisi)

224 6 1
                                    

⚠ada perubahan isi cerita⚠Happy reading:* cek mulmed deh ada kakak Ozy:p

-----""""""""""""""""""""""""----

Zevana menghela nafasnya berat, resto tempat ia bekerja mendadak menjadi pengap karena tadi pagi Rangga mendadak demam. Bukan karena Rangga manja minta di temani tapi Zevana sendiri yang tak tega meninggalkan Rangga di rumah sendiri, terlebih lagi Obiet --abangnya-- pastinya pulang malam sedangkan Bayu karna ia osis jadi ada kegiatan yg mengharuskannya menginap di sekolah.

"mbak Ren, aku ijin ke toilet bentar mau telfon adek aku boleh?" pinta Zevana pada Rena kepala bagian waiters di resto tempat ia bekerja. Rena sudah berkeluarga, ia adalah salah satu orang kepercayaan dari pemilik restonya.

"adek kamu kenapa Ze?"

"lagi sakit mbak Ren, di rumah nggak ada orang,"

"boleh, tapi jangan lama-lama yah Ze. Kamu tau kan kalo hari ini pemilik resto disini, mbak nggak mau kalo inspeksi ini sampai berdampak sama kamu,"

Zevana mengangguk lalu berjalan ke arah lokernya, mengambil telfon genggamnya lalu berjalan ke toilet yang di sediakan untuk pegawai.

Zevana men-dial nomor Rangga namun tidak dapat tersambung, mungkin di toilet nggak ada sinyal pikirnya. Ia lalu berjalan mengendap-endap ke arah bagian samping resto tempat parkir pribadi pemilik resto dan pegawai.

"hallo kak Ze," jawab Rangga di seberang sana dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Ngga, kamu nggak pa-pa? Gimana demamnya?"

"udah agak mending, kak Ze tenang aja,"

Zevana menghela nafas,"kamu udah makan? Udah minum obat yang kakak beliin tadi pagi?" hal yang membuat hatinya begitu teriris adalah; adiknya sakit dan ia tidak bisa ada disampingnya untuk merawatnya.

"udah kak udah, bang Obiet bilang kalo katanya lagi sibuk di hotel sampek pulang pagi kayaknya. Kak Zeze gimana?"

"kakak bawa serepan kunci rumah kok, kamu istirahat aja nggak usah nungguin kakak pulang. Beneran kamu udah minum obat? Masih pusing nggak?"

"Rangga nggak pa-pa kak, kak Zeze nggak usah khawatir tadi bang Obiet juga udah pulang bentar bawain bubur," benar apa jika Obiet baru saja membawakannya bubur ayam, tapi mengenai kondisi Rangga yang sebenarnya. Ia bahkan tengah meringis menahan nyeri dikepalanya.

"maaf yah Ngga--" Zevana merunduk lesu.

"kak Zeze malah minta maaf, ini kan belom lebaran?" Rangga terkekeh, "Udah deh sana kerja ntar di marahin bos kakak gimana? Rangga udah nggak pa-pa, beneran,"

"yaudah deh, tapi kamu harus janji yah sama kakak! Kalo kamu udah ngerasa pusing banget kamu harus telfon bang Obiet, bang Bayu atau kakak,"

Diseberang sana, Rangga tersenyum geli meskipun hal itu tidak bisa dilihat oleh kakak perempuannya itu, "iya kak Ze iya, Rangga bukan anak TK lagi kok,"

"yaudah kakak kerja lagi yah. Bye!"

Zevana menghela nafas lega. Berniat kembali ke tempatnya bekerja.

Ehemmb..

Suara deheman seseorang sukses membuat gadis itu membeku di tempat, bahkan ia belum sempat menyimpan handphone miliknya ke saku kemeja kerjanya.

**
Rangga menenggelamkan kepalanya kembali ke selimut tebal yang melilit tubuhnya. Kepalanya terasa sangat pusing, padahal ia sudah meminum obat dari apotik yang sempat Zevana belikan tadi pagi sebelum ke sekolah.

Story Of SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang