Chapter 3

11.4K 154 3
                                    

Mata gue terbuka sedikit demi sedikit . Gue pun menutup kembali mata gue dengan selimut sutera . Gue tak tahan dengan cahaya yang terlalu terang menyilaukan mata gue karna jika terkena cahaya yg terlalu menyilaukan , mata gue akan perih dan sakit , jika sudah terlanjur menatap , pandangan gue akan kabur dan menghitam lalu gue pusing bisa juga pingsan .

"Tok! Tok! Tok! Nona , apakah Nona masih bangun ?" tanya seorang pelayan dari balik pintu .

Siapa sih yang ganggu tidur nyenyak gue tengah malam gini . Gumam gue .

"Masih , masuk lah ." jawab gue yang masih stay dalam selimut .

Brruukkk !!
"Good Night dear ?" ucap seorang lelaki dengan lembut yang tak asing ditelinga gue dan membuat kasur queen size gue bergoyang menandakan seseorang sedang merebahkan tubuh disamping gue .

"Night, wait ... Dear ?" gue kaget dan langsung menyingkap selimut gue dan mendapati tatapan dan wajah yang familiar buat gue .

"Abang ! Buat kaget adek aja . sok sok manggil 'dear' pula ." ucap gue terduduk yang kesal saat itu juga .

"Hehehe ... Sorry just a little surprise for my little princess ." ucap bang Rei sambil mengacak rambut gue dan tersenyum manis .

"Ohh c'mon , Dude , i'm not a little princess anymore and what are you doing in my bed room ?" kesal gue .

"Are you surpriced ? I just wanna sleep with you ." ucap bang Rei dengan wajah memelas .

"No . I wasn't surpriced . Kenapa gak tidur di kamar abang ?" tanya gue polos .

"I wasn't strong enough to move my body Dear , please ." bang Rei masih dengan wajah memelasnya .

"Okey ." jawab gue lalu melanjutkan tidur gue mengingat ini tengah malam dan gue tak kuat menahan kantuk akhirnya merelakan kasur gue sebagian buat bang Rei . Gue pun tertidur dengan Bang Rei .

----------

Gue terbangun dengan kesal karna suara dering itu membuat gue dengan terpaksa membuka mata gue . Dering handphone itu terdengar dari sebelah Yui , gue dengan sangat hati hati menggerakkan tangan gue ke arah handphone itu yg terletak di meja kecil sebelah Yui karna gue gak mau dia terbangun . Lalu gue tanpa melihat siapa yang menelfon Yui pun langsung mematikan handphone Yui dan melanjutkan tidur .

"Siapa sih yang menelfon pagi pagi gini ." ucap gue pelan dengan nada kesal . Tanpa gue tau , bukan lagi pagi pagi , tapi udah jam 08.00 . Dan gue masih ngantuk berat akibat gak tidur 3 hari .

Sebelum melanjutkan tidur , gue liat Yui nyenyak banget tidur nya dengan hanya mengenakan atasan piyama soft pink dengan kancing atas terbuka sampe dalaman nya pun nampak sama gue .

Ya tuhan , berbahagia lah gue punya adek semenggoda ini yang selalu menyegarkan mata gue diantara perempuan gue . Gumam gue yang di respon dengan gerakkan sedikit merubah posisi tidur Yui .

Kuatkan iman gue Tuhan . Gumam gue lagi sambil meraba pipinya yang tembem kenyal nan lembut . Rambut panjang terurai membuat siapa pun laki laki yang melihat Yui dalam keadaan seperti pasti tak kan menyia nyiakan kesempatan ini .

Ternyata iman gue gak kuat . Dan tanpa sadar gue mendekatkan wajah gue ke Yui , makin dekat makin dekat . Gue pun akhirnya menyatukan bibir gue ke bibir kenyal Yui .

Manis . Itulah kesan pertama gue waktu nyium bibir Yui , adek gue .

"Abang ? Sedang apa bang ?" tanya Yui ke gue dengan suara bangun tidur dan matanya yang sedikit terbuka .

Gue pun kaget gak ketulungan . Buru buru gue melepaskan ciuman gue dan menjauhkan wajah gue . Ya ampun , gimana bisa gue nyium adek gue sendiri sih . Wah udah gila gue ni . Gumam gue .

When My Husband Is My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang