Chapter 9

5.5K 56 1
                                    

Hari menunjukkan jam 11 malam .
Ruangan Yui hanya ada diterangi oleh cahaya bulan dan cuma terdengar suara detik jarum jam membuat suasana ruangan sangat damai .
Sesekali terdengar suara bodyguard bang Ikky berbicara .

Yui yang dari tadi tidur dan Rendy hanya sibuk memandangi Yui  .
Yui tidur dalam damai , sesekali Rendy mengusap pipi lembutnya Yui .
Ingin sekali Rendy mencium Yui tapi selalu teringat dipikirannya bahwa Ia hanya akan menjaga Yui bukan memanfaatkan keadaan Yui yang seperti ini .

Rendy memegang tangan Yui . Tanpa sadar Yui membalas dengan menggenggam erat tangan Rendy , Rendy melihat Yui mengeluarkan air mata dalam tidurnya . Dengan sigap Rendy menghapus air mata Yui dengan lembut .

Yui membuka matanya perlahan , Rendy menyambutnya dengan senyuman lembut .

"Ren , gue takut ." kata kata itulah yang pertama kali keluar dari mulut Yui sangat pelan tapi masih terdengar jelas oleh Rendy saat membuka mata dan mendapati Rendy dihadapannya .

Rendy mendengarnya lirih , ia menatap Yui dalam . Perlahan Rendy mendekatkan wajahnya ke wajah Yui . Yui mulai menutup matanya .
Sekarang tak ada jarak lagi diantara mereka berdua . Rendy melihat bibir Yui yang begitu menggoda imannya . Hilang seketika pemikiran bahwa ia hanya menjaganya .

Sangat mustahil menampik bahwa ia sangat mencium Yui saat ini .

Dan akhirnya bibir Rendy menyentuh bibir Yui yang kenyal nan lembut . Cukup lamaa mereka berciuman .
Yui membuka mata dan Rendy melepas ciumannya .

"Gue akan selalu ada disamping lo Yui . Gue ... Hhmmm .. " ntah kenapa gue gugup bilang nya .
Padahal gue gak pernah segugup ini dihadapan cewe , secara gue yang selalu diincar cewe bukan gue yang incar cewe .

"Kenapa Ren ?" tanya Yui polos . Masih megang tangan gue .

"Gue ....... bakal lindungin lo kapanpun dan dimana pun ." aarrggghhh bukan itu yang mau gue bilang ke Yui . Bodo banget sih gue . Kenapa mulut gue gak sinkron sama pikiran gue . Batin gue .

Yui hanya membalas dengan senyuman . Sekali Yui senyum , itu buat gue makin sangat ingin berada di sampingnya .

Gimana ya , semua orang mungkin , eh gak ding , semua orang pasti bilang Yui cantik hanya sekali liat . Dan pasti berebut utk selalu disampingnya .
Tapi sepertinya Yui tidak pernah dekat benget dengan cowo lain selain bang Ikky , bang Rei dan bang Gilang .

Akan sangat bahagia pasti cowo yang berhasil taklukin hatinya Yui . Dan bahagia didekat Yui .

"Ren , lo orangnya pemalu ya . Lucu ." ucapnya memecahkan lamunan gue .

"Ehh iyaa gue pemalu hehehe ... Yui mau makan ? Dari tadikan belum makan ." ucap gue mengalihkan pemikiran gue yang buat gue gila lama lama .

"Mau , tapi makannya sama lo ." jawabnya mengangguk .

"Iya iyaa Nona ." jawab gue senyum lalu melepaskan genggaman tangan Yui dan menyiapkan makanan .

"Yui , ni makanannya . Ayo makan ." ucap gue sambil menghampirinya .

"Gue mau bubur aja Ren ." ucapnya saat melihat makanan yang gue suap .

"Iyaa ini bubur kok . Gue suapin ." ucap gue senyum .

Akhirnya Yui pun makan , walaupun hanya beberapa suap yang penting perutny ada isi . Setelah makan , Yui gue suruh minum obat yang sudah disediain bang Gilang tadi .

Obatnya seperi sirup . Yui tidak bisa meminum obat tablet , karna dia akan memuntahkan semua isi perutnya hanya karna satu tablet .

Setelah minum obat , dia tertidur . Obatnya menyebabkan kantuk .
Gue duduk disamping tempat tidur Yui sambil membelai rambutnya .
Aahh dia sangat manis ketika tidur . Yui meraba tempat tidurnya , sepertinya dia sedang mencari sesuatu yang hangat . Gue langsung mendekatkan tangan gue supaya Yui mendapatkan kehangatan yang dia cari .

When My Husband Is My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang