Chapter 26

6.6K 79 14
                                    

"Ayo kejar aku, kamu udah nyerah ya kejar aku?"

"Aku le..lelah. Bisakah...ki...ta beristirahat seben...tar?"

"Okey kalau gitu. Tunggu lah disini dan jangan kemana mana. Di luar sangat berbahaya banyak orang yang tak kau kenali kaan berbuat jahat padamu. Aku akan mengambilkan mu minum."

"Takut. Aku akan ikut dengan mu."

"Tak usah takut Yui. Ada aku yang selalu memgawasi mu dan melindungi mu. Aku hanya mengambil minum untuk kita sebentar."

"Tapi kau bilang banyak orang jahat yang tak ku kenal diluar dan itu membuatku takut."

"Hei, lihat aku. Kau akan aman bersama ku."

"Benarkah? Kalau begitu cepatlah kembali aku akan menunggu mu disini."

"Baiklah."

*

"Bagaimana? Apa operasinya berjalan lancar? Apa ada yang membahayakan tubuhnya?" tanyaku kepada Gilang sahabat ku setelah keluar dari kamar operasi dan ini untuk kedua kalinya.

"Tidak perlu cemas. Kau sudah menyelamatkan nyawanya. Tapi ia mengalami amnesia sementara karna kepalanya terbentur dan kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya." ucap Gilang kepadaku.

"Syukurlah. Kau memang bisa diandalkan untuk hal ini Gi." ucapku bersyukur.

"Apa kau sudah tau mengapa kau bersikeras menyelamatkan nyawanya?" tanyanya padaku.

"Apa itu lebih penting daripada kondisinya sekarang?" tanyaku kembali.

"Astaga kau memang keras kepala dan tak mau kalah ya. Sudahlah kau bisa melihatnya. Tapi aku tidak yakin dia sudah sadar atau belum. Suster sudah memindahkannya keruangan rawat inap."

"Terimakasih. Kau memang pengertian." jawab ku lalu menuju ruangannya.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi." ucap ku masuk keruangannya walaupun tak ada yang menjawab.

"Hei Nona, apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya ku padanya.

Aku lihat dia sudah berganti pakaian rumah sakit, kepala dan mata kirinya diperban, dan memakai alat bantu nafas.

"Nona, kata dokter kau kehilangan ingatan untuk sementara. Ku harap kau tidak lupa dengan namamu. Setidaknya aku tak perlu repot repot memberikan nama untukmu." ucapnya lagi walaupun tidak dijawab.

"Permisi Pak." ucap Dimas masuk.

"Ya ada apa?"

"Bapak ada jadwal meeting hari ini dan tidak bisa diundur karna kebetulan kita sedang di London." kata Dimas menunduk. Dimas tau bahwa boss nya tersebut sudah memintanya mengosongkan jadwalnya untuk hari ini .

"Baiklah. Hanya meeting ini dan tidak ada yang lain." tegas Fano.

"Iya pak, saya akan menyiapkan mobil dulu." pamit Dimas keluar.

"Hei Nona, aku akan pergi sebentar. Kau baik baik ya. Aku akan kembali dan ku harap saat ku kembali kau sudah bangun." pamit nya ke Yui sambil memegang tangan Yui dan mengusapnya yang terasa dingin.

Fano pun pergi dan tak lupa ia memerintahkan bodyguardnya untuk menjaga wanita itu.

*

"Dok, kondisi Nona yang kita operasi tadi menunjukkan beberapa peningkatan dan sudah lebih baik." ucap salah seorang suster setelah selesai memeriksa kondisi Yui.

"Dok? Apa Dokter melamun?" ucap suster itu memanggil.

"Ehh tidak. Bagaimana kondisinya?"

"Kondisi nya mengalami peningkatan Dok. Saya tidak menyangka ia akan bertahan mengingat kondisi Nona ini sebelumnya sangat parah dan saat dioperasi detak jantungnya sempat melemah." jelas suster itu.

When My Husband Is My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang