Chapter 18

3.9K 52 0
                                    

"Dari mana aja dek? Udah ditungguin juga dari tadi ." ucap bang Rei terdengar sedikit kesal .

"Biasa, liat liat sekitar sini bang ." ucap gue lalu duduk dimeja makan .

"Bisa kita mulai sarapannya ?" tanya gue ke semuanya .

"Bisa ." ucap semuanya .

Gue yang asik dengan sarapan gue tiba tiba mendapatin Rendy yang sedang memerhatikan gue tanpa gue sadar . Sadar akan itu, gue malu dan menundukkan kepala buat nyembunyiin pipi gue merah karna malu . Apalagi gue putih makin jelas nanti .

Karna gak tahan lagi, gue langsung menyudahi sarapan gue .

"Adek duluan bang ." ucap gue seraya berdiri dari duduk dan meninggalkan mereka yang masih sarapan .

"Ohh iyaa ." jawab bang Rei dan bang Ikky .

"Ehmm, kayanya ada yang parno makanya duluan ." sindir Gea masih terdengar sama gue yang masih ditangga .

"Apaan sih lo berisik pagi pagi udah gosip ." teriak gue tanpa memalingkan pandangan gue ke arah meja makan .

Ya tuhan, kenapa gue deg deg gan gini sih, biasanya kan gak kaya gini kalau diliatin sama Rendy. Apa karna semalam ya ? Batin gue .

Ahh biarlah, gue mau mandi setelah itu gue mau ketempat Rian buat refresing . Gumam gue .

*

"Gea, lo mau kemana abis ni ?" tanya gue ke Gea .

"Hmm, gak kemana mana bang. Lagian gue gak tau daerah sini." jawabnya menggaruk kepala dan tersenyum malu .

"Ohh, gue mau keliling daerah sini, lo mau ikut gak ?" tawar gue .

"Boleh bang ." jawabnya terlihat semangat .

"Terus gue Ge ? Lo tega ninggalin gue sendiri Ge ?" ucap Gina tanpa cemberut .

"Udah lo sama gue aja ." saut Rendy dengan santainya .

"Ntar Nia marah pula gue jalan sama cowonya ." ucap Gina membuat Rendy yang sedang minum juice tersedak .

"Nia ? Ohh Nia gak gitu kali orangnya ?" ucap Rendy tampak terpaksa .

"Beneran ?" tanya Gina lagi .

"Iyaa bener ." ucap Rendy .

"Lah trus gue sama siapa ?" saut Reni kemudian .

"Ya lo sama Rei lah ." ucap gue kaya nya membuat wajah Reni memerah . Sepertinya Reni suka sama Rei .

"Apa kamu keberatan kalau dengan ku ?" tanya Rei terdengar aneh ditelinga gue. Sejak kapan Rei bicara formal kalau lagi ngumpul .

"Sok sok formal lo Rei ." saut gue .

"Yee biarin, dia sekretaris gue ya wajar dong ." ucapnya .

"Gak usah ngomong terlalu formal sama dia Re ." ucap gue lalu dia hanya tersenyum malu .

"Gak kok Pak, saya tidak keberatan dengan Bapak ." jawabnya lembut dan sopan .

"Ohh ayolah sampai kapan kalian mau bicara formal kaya di kantor ? Please dude, ini bukan kantor dan kita lagi liburan ." ucap gue yang aneh dengan suasana formal ini .

"Okey, sorry ya Re. Panggil aja gue Rei selagi tidak di kantor ." ucap Rei kemudian .

"Baiklah, Rei ." ucap Reni lalu tersenyum .

Kami pun bersiap untuk keliling daerah dekat villanya Yui . Kayanya Yui sedang asik dengan musiknya sampai gue ajak dia gak mau .

Lalu kami pergi bersama dan hanya Yui yang di villa .

When My Husband Is My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang