"Ayo, Pak, kita berangkat les...""Non Meli, kata mamanya hari ini jangan les dulu. Ada acara, Non..."
"KATA MAMA ADA ACARA LAGI PA? Astaga..."
"Why, Mel, why?"
"Gue hari ini ternyata ga les dulu, Ta. Gue pulang dulu ea tar si mamah marah. Bye, Ta, MUACH!"
Yah, dia pulang. Lha aku les sama siapa? Masa sendiri. Yang ada bukannya bimbingan belajar malah bimbingan bobo cantik.
Radiasi panas sang mentari menemaniku menuju ke tempat les. Es cendol, es krim, es lilin. Ya Tuhan kuatkanlah hamba-Mu ini dari godaan mas-mas S3...
"TANTE MIRAAA... BUKAIN PINTUNYA, DONG... ANAK TERPELAJARNYA TANTE MAU LES, NIH... "
"Asik, asik, nah gitu dong semangat. Tante juga jadi ikut se... MANGAT!"
"Tante."
"Iya, Nat?"
"Belnya betulin dong..."
"Kenapa memangnya, Nat?"
"Tante membuat hobiku memencet bel kandas di tengah jalan..."
Sebenarnya les itu ibarat gosok gigi di pagi hari, males tapi harus. Ya, harus. Terutama untuk mendukung kemampuan otak pas-pasan dalam berperang menghadapi Sang Saka Aljabar, Pendekar Matematika.
"Eh, Darrel udah dateng... Ayo sini langsung masuk aja..."
D a r r e l
Sering amat denger tu nama akhir-akhir ini.
"Eh, lu lagi."
"Oalah, les di sini juga ternyata."
"O jadi kalian berdua udah kenal?"
"Belum kok, Tante... "
"Lha terus?"
"Aku ada turunan Mama Lauren."
Sekitar 3 menit 33 detik kemudian, datanglah seorang princess dari Eropa, ke sanaan dikit. Pakaian yang sederhana tak menghilangkan pesona penampilannya. Wajahnya tetap bersinar bak bulan sabit nongol dikit. Telah hadir di tengah-tengah kita... PRINCESS SABRINA.
Cewek blasteran Indo-Jerman - ga mau kalah sama Fio - , salah satu anak cewek paling hits aw aw awww di SMP Permana. Dia juga dulunya satu SD denganku.
"Hi, Natalia, nice to see youuu..."
"Whatever. Cepet masuk, tante Mira dah mau mulai."
Dan akhirnya ekspektasi untuk bobo cantik di tempat les sirna sudah. Semerbak wangi parfum Sabrina sudah memenuhi ruangan ukuran 4x4 ini. Aku heran kenapa dia ga sekolah di Jerman aja. Di Zimbabwe kalo perlu. Biar sanaan dikit.
Pergi sunrise, pulang sunset. My school my adventure katanya.
"Guys, aku pulang duluan ya... Bye... See you tomorrow..."
"Sabrin, wait! I think you forgot something, your book..."
"Thanks, Darry. You're such a nice boy. Bye..."
Kulihat Darrel mematung. Tubuhnya kaku.
"TANTE... DARREL KENA STROKE RINGAN..."
"Aduh, brisik banget si lu... Ga tau orang lagi jatuh cinta pada pandangan pertama..."
"Pandangan kedua keleus... "
"Eh, iya... Pandangan kedua. Pinter juga lu. O, ya, Nat, nanti gua chat lu ya... Ada yang mo gua tanyain."
"Tanyain aja sekarang..."
"Halah, tar aja... Bye, gua duluan..."
Ye ilah, dia malah pergi. Btw dia mo chat gue lewat apa coba. Punya kontak gue aja kaga. Masa lewat telpon rumah? Atau jangan-jangan telegram.
Mataharinya mana ya?
EBUSET DAH JAM BERAPA INI GUE HARUS GO HOME!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA NADIKU
Teen Fiction(#129 dalam #teens, 11/05/18) (COMPLETED) Akankah diriku dan dirimu sedekat NADI? Terkadang kita jatuh cinta tanpa alasan Terkadang kita jatuh cinta karena terbiasa Terkadang kita terjatuh karena cinta Terkadang cinta membuatmu dilema Tapi cinta ta...