DUAPULUH - ?NAIDAJ ASAM

518 38 5
                                    


"Rel, liat deh, pinggirannya gosong... Masa ulang lagi?"

"Tapi krimnya udah jadi... Nih, coba..."

"REL JANGAN KE IDUNG JUGA... RASAIN NIH TEPUNG..."

"Weee... Ga kenaaa... Kotor ih kotor..."

Aku mengintip dari ruang tataboga sekolahku. Lucunya Fio dan Darrel. Lha kuenya apa kabar astaga? Aku  senang melihat mereka berdua semakin dekat. Aku mau membantu sih, tapi ga mau merusak suasana...

"DOR!"

"EBUSET SIAPA?!"

"Nat, udah dateng? Ayo masuk..."

"Ebuset Fio udah di sini lagi. Gimana?"

"Hmmm... Seneng deh pokoknya... Udah kaya di drama-drama korea..."

"Eh, Ta, belom berangkat ke puncak?"

"Eh, belom, Rel..."

Kulihat papaku menyusul dan menyuruhku segera bergegas.

"Eh, tuh papah udah manggil. Gue langsung berangkat ya gaes..."

Aku mengedipkan mata pada Fio dan Darrel.

"Titip foto sunrise dari jendela villa nya ya... Pasti bagus..."

"Emang Darrel pernah ke puncak?"

"Mampir ke puncak sih pernah... Tapi mampir ke hati kamu belom pernah..."

EAK... EAK... EAAAAKKKK...

"Udah ya, bye, guys... See you on monday..."

Kali ini mungkin akan menjadi weekend terbaik. Pergi ke puncak, hanya berdua sama papa, tanpa mama dan kak nes yang bawel.

Aku duduk di salah satu bangku taman di halaman villa, menyiapkam kamera untuk mengabadikan detik-detik matahari terbenam. Cieh detik-detik.

"Galaunya udah mendingan, De?"

"Ah, si papah... Siapa juga yang galau..."

"Keliatan, de... Kenapa kamu ga sama si Darrel aja? Ganteng iya, baik iya, sopan iya..."

"Tapi aku kan lagi mau ngedeketin Darrel sama Fio, Pah..."

"Kamu ngedeketin dia sama orang lain? Nanti jadinya juga sama kamu, de..."

"Ah masa... Emang ada yang kayak gitu, Pah?"

"Papa sama mamamu juga gitu. Tadinya mama mau nyomblangin papa sama tante Irene... Eh malah sekarang papa jadiannya sama mama."

"Tante Irene? Mantan guru Pkn itu, Pah?"

"Iya itu. Udahlah. Jangan terus mikirin pengalaman kamu yang pernah disakiti. Percaya sama papa, Darrel baik buat kamu."

"Emang papa tau dari mana?"

"Sinar matanya memancarkan masa depan penuh kebahagiaan, De..."

"Ya ilah... Papa ngomong kaya gitu persis kaya Meli..."

"Ya udah kalo ga percaya... Siap-siap kamera... Tar lagi sunset..."

Langit sore adalah langit yang sejati. Langit yang menandakan bahwa, tugas hari itu telah selesai.

Cekrek!

NADA NADIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang