ENAMBELAS - INES SATNEP

550 39 7
                                    


"Ta, ikut pentas seni, yuk!"

"Emang acara apa, Vlyn?"

"Fashion show. Gue liat lu ada bakat jadi model..."

"Wakakakak... Bisa aja deh..."

"Tertarik?"

"Hmmm... Emang ada siapa aja?"

"Ada gue, Dita, Natasha, Della, Olivia, sama Sabrina..."

Haha. Tak pernah terpikirkan olehku akan satu tim dengan Sabrin di pensi nanti. Namun, menjadi model adalah cita-cita pertamaku. So...

Kami berlatih setiap hari Kamis dan Sabtu di rumah Evelyn. Kami dilatih oleh Tante Sandra. Mulai dari cara berjalan, latihan blocking, dan berlagak ala-ala model internasional. Haha.

Aku cukup optimis dan tertarik akan acara ini. Terutama saat Tante Sandra bilang bahwa dress yang kami pakai nanti harus kami desain sendiri. I'm so excited!

Aku mulai merancang dress milikku sendiri. Mama ikut membantuku, mulai dari sketsa awal, hingga mencari ide dari berbagai sumber.

Yey! Sudah jadi!

Dress dengan atasan hitam, rok panjang berwarna soft pink, dibalut kain renda warna hitam.

Pensi pun dimulai.

Jeng... Jeng... Jeng... Jeng...

"TA CEPET TA GILIRAN KITAAA!"

"IYA BRIN ASTAGA..."

Aku berlari menuju ke backstage.

BRAKH!

"Astaga, Ta... Ati-ati, oiii!"

Darrel yang bertugas menjadi seksi belakang panggung membantuku berdiri.

"Thanks, Rel. Bye, I have to go!"

"Good luck, Ta!"

AKU NERVOUS MAKSIMAL.

Aku mengintip dari belakang panggung. Mama, Papa, dan Kak Nesya sudah duduk di barisan penonton.

Relax, Ta, you can do it!

Aku melangkah percaya diri. Semua penonton melihat ke arahku. Aku berjalan dari depan panggung, menyusuri tiap baris kursi penonton. Semua bertepuk tangan.

This is my first time! I love it!

Aw.. AW!

Kulihat kakiku lecet lumayan parah di bagian tumit belakang. Rasanya amat perih. Aku pun tak bisa berjalan tanpa alas kaki karena baru saja turun hujan dan... Becek.

"Eh, Ta, gileee lu... Kakak modelz!"

"Ah, terserah deh!"

"Ebuset itu kaki! Tar gue ambilin P3K lu tunggu sini."

Darrel mengobati kakiku. PERIH!

"Tunggu obatnya kering. Lu bawa sendal, kan? Gue ambilin deh... Di ruang B3, kan?"

"Thanks, Rel..."

Kulihat Darrel berlarian menuju ruang B3. Saat itu hujan dan kami tidak membawa payung. Poni Darrel basah namun tetap ia sisir ke atas... KYAAA... KENAPA LU SEGITU GANTENGNYA SEKARANG!

"Nih sendalnya. Dingin ga?"

Darrel melepas jaketnya dan memakaikannya padaku. Kini terlihat ia memakai kaos PANITIA PENSI PERMANA.

"Cepet gih lu pulang, nanti masuk angin... EH! ITU SABRINA!"

Darrel berlari menghampiri Sabrina. Mereka bercakap sebentar kemudian menuju ke ruang B3.

Dia... Ganteng, ya... Baik, perhatian juga...

EBUSET TA MIKIR APA LU!

JANGAN B A P E R!

NADA NADIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang