ENAM - YAD DAB

948 77 9
                                    


Jam 4. Masih ada 1 jam waktu tidur.

Jam 5. Masih ada 30 menit waktu tidur. Tak apalah.

Jam 6. Hari ini Sabtu, kan?

Jam 6.15. INI. MASIH. HARI. JUMAT. DAN. HARI. INI. MASUK. SEKOLAH.

"MAH!!! KENAPA AKU GA DIBANGUNIN, SIH?!?!"

"DARIPADA KAMU NGOMEL, MENDING BERANGKAT SANA!"

*28101990 BUAH KEREMPONGAN KEMUDIAN*

ADUH KALO GUA TELAT BIKIN ALESAN APA COBA?!

MACET. GA MUNGKIN.

SAKIT. NANTI KUALAT.

KESIANGAN. PASTI GA TERIMA.

*DUA PULUH DELAPAN JUTA SERATUS SATU RIBU SEMBILAN RATUS SEMBILAN PULUH KAYUHAN SEPEDA KEMUDIAN*

"Bu, maaf saya telat, tadi saya..."

"IBU GA BUTUH ALESAN KAMU. AMBIL SELEMBAR KERTAS, TULIS "SAYA TIDAK AKAN TERLAMBAT LAGI" SERATUS KALI."

Saya tidak akan terlambat lagi.
Saya tidak akan terlambat lagi.
Saya tidak akan terlambat lagi.
Saya tidak akan terlambat lagi.
Saya tidak akan terlambat lagi.
Saya tidak akan terlambat lagi.
Saya tidak akan terlambat lagi.
Saya tidak akan terlambat lagi.
Saya tidak akan terlambat lagi.
Saya lelah.
Saya cape.
Ibu cantik, deh.

Ini satu kelas seneng amat, sih, gue telat. Dari tadi ketawa mulu. Padahal gue cuma diem dan terus nulis.

"Nat."

"Iya, Fio?"

"Tembus, Nat."

"Iya, bolpen gua tebel jadi tembus."

"Rok belakang lu."

ASDFGHIJKLH@(=#%#=:+(%@%+@=

Berlari menahan malu sampai ke WC. Jangan nangis, Nat, lu bukan anak kecil lagi.

BRAK!

"EH KALO JALAN PAKE MA... Natalia?"

"Sa... Sabri..."

ADUH KENAPA HARUS NABRAK DIA?

Hampir sampai! Wc Putri!

Fiuh... Urusan kelar.

"Hei, ayo cepet sini..."

"Richard? Gu.. Gue?"

"Cepetan, ih!"

Richard memanggilku tiba-tiba. Aku menghampirinya, dia menuju ke arahku. Sampai aku tersadar. Dia tak melihat ke arahku. Sama sekali tidak.

"Ayo, Chad, kita kerjain tugas desainnya..."

Menahan malu untuk kedua kalinya hari ini. Ke-geer-an.

Aku memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatku, menyendiri di kelas, menenangkan diri. Beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki menuju ke kelasku.

"Nah, ini dia anaknya."

"Ngapain lu ke sini. Kalo niat lu cuma mau ngegangguin gue mending lu pergi sana."

"Sewot amat sih. Lagi pms mba?"

"Whatever. I don't care."

"Lu kemaren kenapa sih? Gw kan belum selesai nanya tentang Sabrina..."

"..."

"Nat, ih... Sabrina gimana?"

"..."

"Naaaattt... Sabrinaaa, hoiii..."

"LU BISA DIEM GA, SIH? LU BISA-BISANYA SEENAKNYA NANYA GITU KE GUE. LU GA PERNAH TAU MASALAH GUE SAMA SABRINA. LU GA PERNAH TAU KALO SABRINA NGEREBUT RICHARD DARI GUE... LU GA PERN..."

Menahan tangis. Berlari menuju kantin. Memeluk Fio yang sedang mengantri di kantin.

"Nat, what happened? Why are you crying?"

"Kenapa ga ada yang ngertiin gue, Fio?!"

"Udah, udah. Tenangin diri lo. Abis itu cerita semua sama gue."

NADA NADIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang