DUAPULUHEMPAT - TEEWS

506 36 2
                                    


"Stef... Semakin ke sini gue jadinya malah makin deket sama Nata, bukan sama Fio..."

"Lha terus? Lu suka sama Nata? Kalo gitu Fio buat gue tenang aja..."

"Ah, lu mah... Gue juga bingung, Stef..."

"Kalo buat diajakin nge-band? Lu pilih siapa..."

"DOR!"

"Nah ini dia orangnya..."

"STTTT DIEM STEF!"

"Lagi pada ngapain sih? Ngomongin gue ya?? Dari tadi gue denger Nata-nata gitu ngomongnya..."

"Hmmm... Nat, lu kalo gabung sama band kita mau ga? Jadi vokalis, Nat?"

"Sehat lu, Stef, ngajakin gue nge-band?"

"Sehatlah... Gue udah diimunisasi secara teratur... Band buat open house nanti, Nat..."

"Menarik. Mau deh..."

"Tuh orangnya udah mau tuh..."

"Emang siapa aja?"

"Ada gue, Darrel, sama Richard..."

"Oke... Gajadi..."

"Hmmm... Okedeh kita ajak Fio aja... Kita butuh keyboardist..."

Mulai hari itu, kami berlatih di rumah Steffan setiap Sabtu. Dia punya... Studio musik pribadi! HOLANG KAYAH...

"Rel, tolong colokin kabel keyboardnya dong... Gue ga berani..."

"Ehhh... Sini-sini biar Steffan ajah..."

"Okedeh kita mulai latihan. Teksnya udah gue kirim ke email kalian masing-masing untuk sementara, mungkin besok bakal gue print..."

"Okayyy let's start!"

Kita berlari dan teruskan bernyanyi
Kita buka lebar pelukan mentari
Bila ku terjatuh nanti, kau siap mengangkat aku lebih tinggi
Seperti pedih yang telah kita bagi
Layaknya luka yang telah terobati
Bila kita jatuh nanti... kita siap 'tuk melompat lebih tinggi

"Hmmm... Kayanya gitar gue kurang pas sama vokalnya. Stef, lu pas-in temponya sama Fio, gue mau pas-in sama Nat dulu..."

"Sip, Rel..."

Aku duduk di lantai berhadapan dengan Darrel yang sedang mengatur gitarnya. Ia mengarahkanku agar bernyanyi senada dengan iringan gitarnya. Ia memberiku beberapa masukkan. Ia terlihat serius sekali.

"Nah, bisa kan, Ta?"

"Ehhh... Iya, bisa-bisa..."

Aku menoleh dan ternyata Fio sedang memperhatikanku. Fio langsung menunduk dan memperhatikan keyboardnya.

"Latihan hari ini udah dulu ya, tft gaes..."

Saat aku sedang memakai sepatuku...

"Nat, lu suka sama Darrel ya?"

"Ehhh... Fiooo... Engga kok..."

"Jujur, Nat..."

"Udah keburu sore, nih, Fi... Pulang yuk..."

Aku memang mengalihkan pembicaraan. Aku segera mengambil tasku dan menuju gerbang rumah Steffan yang begitu megahnya.

"TA! TUNGGU!"

"Ada apa, Rel?"

Darrel segera jongkok dan mengingatkan tali sepatuku.

"Ati-ati, Ta, nanti jatuh..."

HOW SWEET THIS BOY IS!

BUT...

HE IS YOUR BESTFRIEND'S...

Fio bergegas naik ke mobilnya dan langsung pergi.

Baru pertama kalinya gue se-awkward ini sama Fio dan baru kali ini gue se-dilema-nya sama perasaan gue sendiri... Apa mungkin gue...

NADA NADIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang