AFECTION INHALATOR

5.5K 169 9
                                    

Part I


Menatapnya dari kejauhan memang sudah menjadi kebiasaan Irene. Menatap seorang pria yang beberapa tahun ini berhasil mencuri perhatiannya. Pria itu kini tengah duduk di bangku yang terletak di pojokan kelas dengan earphone yang melekat di telinganya. Dia memejamkan matanya seolah olah tengah menikmati setiap nada yang didengarkannya. Melihat hal ini, membuat Irene merasa sedang melihat keajaiban dunia yang kedelapan. Berlebihan namun begitulah kiranya yang bisa diungkapkan Irene tentang perasaannya pada pria itu.

"Hey...you'll be stay here...Kim Mingyu~ssi" ucap seorang pria yang entah siapa namanya menarik salah satu earphone dari telinga pria itu yang tak lain adalah Mingyu.

Yup...Mingyu atau Kim Mingyu adalah pria yang dikagumi oleh Irene tersebut sejak dia masuk di kelas sastra.

"Aku sedang malas, kau saja yang pergi ke kantin..tidak ada yang enak disana.." ucap Mingyu malas kemudian mengenakan earphone nya kembali.

Bahkan caranya menjawab pria itu sangat keren menurut Irene. Entahlah tapi bagi Irene segalanya tentang Mingyu adalah yang terbaik baginya. Dia tahu jika Mingyu bukanlah pria baik seperti yang ada di benaknya, dia sering melihat Mingyu berganti ganti pasangan. Dan setiap Irene melihat hal itu dia merasa sakit hati, walaupun tak ada alasan khusus baginya untuk cemburu.

Namun ada satu hal yang membuat Mingyu ini berbeda dari setiap playboy yang dijumpai Irene, yakni bukan Mingyu lah yang menggoda wanita wanita itu melainkan sebaliknya. Dan Mingyu sebagai seorang pria tentunya dengan senang hati menerima setiap godaan mereka dan rata rata dari para wanita itu pasti akan berujung di tempat yang sama yaitu tempat tidur. Tapi ada yang aneh setiap hal itu sudah terjadi para wanita itu pasti seperti lupa ingatan dengan semua yang terjadi. Mereka seperti berubah menjadi sosok yang berbeda dari diri mereka sebelumnya.

Sulit di jelaskan dengan kata kata namun intinya setiap mereka berujung di tempat tidur bersama Mingyu, esoknya mereka pasti akan berubah menjadi wanita yang normal yang bahkan jika bertemu Mingyu seperti tidak ada yang terjadi. Aneh tapi nyata, dan Irene selalu bertanya tanya sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka

~~~

"Maafkan aku Irene...ibu ku sangat membutuhkan ku saat ini, kau tahu kan bahwa nenek ku baru saja meninggal...jadi aku tidak bisa bersama mu untuk beberapa hari kedepan.." ucap Joy sahabat Irene yang juga tinggal bersama Irene.

"Kenapa kau baru memberi tahukan aku sekarang...apa aku tak bisa ikut dengan mu ke Busan...?" ucap Irene memasang wajah kesal pada Joy.

"Bagaimana dengan kuliah mu..? kau mau meninggalkannya begitu saja..?"

"Berapa lama kau akan pergi..?"

"Kurang lebih 2 Minggu.."

"APA 2 MINGGU..?"

"Hm..."

"Ah...sudahlah terserah mu saja, aku harus mencari teman baru sekarang.." ucap Irene meninggalkan Joy di kantin.

Ada alasan khusus kenapa Irene merasa tidak senang dengan keputusan Joy tersebut. Irene takut sendirian saat berada di dalam ruangan yang besar, jika hal itu terjadi dia pasti akan mengalami gangguan pernafasan dan badannya akan melemas. Dan hal itu pun ada alasannya, saat Irene sendirian di dalam ruangan yang besar dia akan mengingat kembali peristiwa yang terjadi pada kedua orang tuanya.

Orang tua Irene dibunuh saat dia masih berumur 7 tahun, dan hal itu terjadi di depan mata kepalanya sendiri. Jika saja pada saat itu Bibi Irene tidak segera datang pasti Irene juga akan senasib dengan kedua orang tuanya

Tidak ada yang mengetahui siapa sebenarnya pembunuh kedua orang tua Irene, karna saat bibinya tiba rumah Irene sudah berantakan sedangkan Irene hanya bisa meringkuk diam di pojokan ruangan dengan tatapan kosongnya.

Dan sekarang Irene akan tinggal di apartemennya sendirian selama 2 minggu sampai Joy kembali dari rumah ibunya.

~~~

Kini Irene tengah memacu mobilnya di jalanan yang terbilang cukup kondusif, pandangan Irene terfokus pada jalanan namun tidak dengan otaknya, dia sedang memikirkan dengan siapa dia akan tidur malam ini. Bibinya sedang berada di luar negri saat ini, itu artinya rumah bibinya juga kosong paling yang ada hanya satpam dan juga bibi yang biasanya membersihkan rumah bibi.

Karena terlalu asik dengan pikirannya sendiri tanpa sengaja Irene menabrak mobil merah yang berhenti di depannya. Seketika itu juga Irene langsung keluar dari dalam mobilnya hendak meminta maaf pada sang empunya, dan betapa terkejutnya Irene saat mengetahui siapa pemilik mobil tersebut.

"MI...MI..MIN..MINGYU..SSI.."

Dengan gayanya yang biasa alias cool, Mingyu melirik kearah mobilnya yang rusak penyok akibat ulah Irene. Dengan santainya dia mengangkat tangannya kearah Irene sebagai tanda meminta sesuatu.

"Ap..apa..?oh..uang ganti rugi..ak..aku akan..me..."

"Kunci mobil mu..."

"Di dalam mobil.."

Dengan langkah pasti Mingyu langsung masuk kedalam mobil Irene dan mengambil alih kemudinya, lama menunggu akhirnya Mingyu mengklakson Irene yang tak segera masuk kedalam mobi.

"Apa yang kau lakukan di sana..?masuk atau kau akan memberikan mobil mu pada ku..?"

Dengan langkah yang ragu ragu Irene masuk kedalam mobilnya dan duduk di kursi penumpang dengan matanya yang masih membulat dengan besar.

"Aku bukan supir mu, pindah..." perintah Mingyu yang langsung diikuti oleh Irene.

Lama menunggu, Irene bertanya Tanya kenapa mereka belum berangkat juga, hingga tanpa dia duga Mingyu tiba tiba saja memajukan dirinya seperti hendak mencium Irene.

"Ap..apa.yang...k.."

"Sabuk pengaman mu.."

"Ah...iya..aku bisa memasangnya sediri..." ucap Irene yang kemudian mencoba memasang sabuk pengamannya dengan grogi, karena tak kunjung terpasang, akhirnya Mingyu turun tangan dan langsung memasangkan sabuk pengaman Irene tanpa memperdulikan keadaan Irene yang sudah tidak baik baik lagi. Tidak baik dalam artian jika kini kondisi tubuhnya sudah tidak bisa di tolerin lagi dengan keberadaan Mingyu di sampingnya, ditambah lagi kelakuan Mingyu yang membuatnya jantungnya berdetak semakin tidak karuan.


~~~

Kini mereka sudah sampai di baseman apartemen Mingyu yang ternyata selama ini tanpa Irene sadari mereka berada di gedung apartemen yang sama. Tanpa mengucapkan sepata kata pun Mingyu langsung turun dari mobil tersebut dan langsung menuju lift yang diikuti oleh Irene. Tak ada percakapan antara mereka selama beberapa saat, hingga Irene memberanikan diri untuk membuka pembicaraan dengan Mingyu.

"Aku tidak mengetahui jika selama ini kau juga tinggal disini, aku tinggal di lantai 23, dan aku tinggal bersama sahabat ku Joy, kau pa.."

"Apa aku ada bertanya..?" ucap Mingyu memotong ucapan Irene dengan dingin sambil memperhatikan pintu lift.

"Ah..iya, kau benar kau kan tidak bertanya sama sekali.." ucap Irene yang merutuki dirinya sendiri karena sikap bodohnya tersebut.

Dengan berakhirnya kalimat Irene tersebut, suasana didalam lift pun kembali hening, hingga tanpa diduga duga tiba tiba saja lift tersebut berguncang. Sontak karena goncangan hebat tersebut Irene pun sampai terhempas kedinding lift dan tanpa diduga juga saat itu Mingyu juga terhempas ke arah yang Irene.

Rambut Irene yang dikuncir kuda membuat lehernya terekspos dengan jelas, dan dapat Mingyu lihat urat urat nadi Irene di kulit putih mulusnya tersebut. Namun ada yang aneh dengan Mingyu saat melihat leher Irene, tiba tiba saja nafsunya tidak bisa ditahannya, nafsu untuk meminum darah. Ini salah karena Mingyu tidak diizinkan untuk meminum darah manusia, dia hanya boleh meminum darah hewan.

Untuk beberapa detik mungkin Mingyu bisa menahannya, namun untuk seperkian detik selanjutnya nafsu itu sudah tidak bisa didunglagi, darah Irene begitu manis tampaknya. Tanpa pikir panjang lagi gigi taring Mingyu mulai muncul dan secara perlahan Mingyu menancapkan kedua gigi taringnya tersebut pada leher jenjang Irene ....

TBC ( TO BE CONTINUE)

AFFECTION INHALATOR {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang