part 5

2.3K 116 6
                                    

"Bagaimana bisa ka.." ucapan Irene terhenti saat bibirnya tiba tiba saja dibungkam oleh Mingyu dengan bibirnya atau lebih singkatnya lagi Mingyu kini tengah mencium Irene.

Lama tak ada respon sama sekali dari Irene, hanya matanya yang membulat dengan begitu sempurnalah respon yang bisa diberikannya. Hingga Mingyu menjauhkan dirinya dari Irene, tubuh Irene masih saja mematung. Mencoba mencerna apa sebenarnya yang baru saja dilakukan oleh Mingyu.

"Kenapa kau tidak menutup mata mu..? bukankah ini keinginan mu..?"

"Aku pasti mabuk berat, sampai aku membayangkan hal seperti ini..." batin Irene

"Aku juga berharap jika saat ini aku mabuk, karena dengan gilanya melakukan hal ini..." balas Mingyu yang dapat membaca isi pikiran Irene.

"Ya..aku memang mabuk, aku pasti bermimpi..." ucap Irene yang kemudian mengangkat tanggannya untuk sekedar memegang wajah Mingyu.

Saat tangan kanan Irene telah berhasil menyentuh pipi Mingyu, dia dapat merasakan betapa dinginnya wajah pria yang begitu dicintainya ini.

"Kau sakit..? kenapa kau dingin sekali.." ucap Irene dengan manik matanya yang teduh.

"deg...deg...deg..deg...."

Bukannya menjawab pertanyaan Irene, Mingyu malah sibuk mengurusi detak jantungnya yang sudah tidak berdetak dengan semestinya. Ini pertama kalinya dalam hidupnya, jantungnya berdebar selama ini. Dan itu semua disebabkan oleh Irene.

Perlahan Mingyu meletakkan tanggannya di wajah Irene, menutup mata Irene dengan tanggannya itu. Mingyu berniat untuk menghapus pikiran Irene. Namun saat mengingat manik teduh itu, Mingyu pun menghapus hanya sebagian pikiran Irene saja. Dengan bekerjanya mantra yang diberikan Mingyu tersebut, secara perlahan tubuh Irene melemas. Tangannya yang semula berada di wajah Mingyu kini telah menggantung di udara. Dan kini tubuhnya yang terkulai lemas, karena pingsan pun telah berada di dekapan Mingyu yang hanya bisa menunduk menatap Irene.

***

Kepala Irene terasa sangat berat, dan tenggorokannya pun terasa sangat kering saat ini. Dengan kondisi badan yang masih dikuasai kantuk, Irene keluar dari kamar menuju dapur hanya untuk mengisi kerongkongannya yang kering.

Selama jalan menuju dapur, tak jarang Irene menabrak sudut sudut neja ataug pun tembok. Hingga akhirnya dengan semua perjuangannya tersebut, Irene berhasil sampai di dapur.

Dan kini dengan matanya yang tertutup, Irene membuka kulkas yang berada di hadapannya. "BRAK..!!!"

Mendengar suara tersebut spontan Irene langsung membuka matanya, sepertinya semua nyawanya telah kembali berkumpul di tubuhnya.

Dilihatnya sebua tangan yang berada di sampingnya, dan ternyata itu adalah tangan Mingyu. Tentu Irene syok melihat Mingyu yang berada di hadapannya.

"Jangan pernah membuka kulkas ini tanpa seizin ku...ini, minumlah...." ucapnya dengan begitu dingin sambil memberikan segelas air madu pada Irene.

Tak ada balasan sama sekali dari Irene, dia masih mencoba mengingat kenapa dia ada di sini. Terakhir yang diingatnya adalah saat dia akan berangkat menuju club malam tempat Joy kerja part time. Dan setelah itu tidak ada lagi yang ada diingatan Irene.

"Kenapa diam saja..? ini.." sodor Mingyu lagi.

Bukannya mengambil air yang di berikan Mingyu, Irene malah diam termenung seperti hendak mengingat ingat kembali apa yang terjadi semalam. Namun tak lama kemudian, tiba tiba saja Irene merasa mual dan

"Huek..." Irene memuntahi Mingyu dan juga mengenai baju yang dikenakannya.

"Aihs...YAKKK!!!!!" Bentak Mingyu pada Irene yang tengah berjongkok

***

"Ah..bodoh...bodoh...bodoh...bagaimana bisa kau memuntahinya Irene, dasar bodoh..." ucap Irene yang masih berada di dalam kamar mandi merutuki kebodohannya.

"Tok..tok..tok.."

"Keluarlah, nanti pastanya dingin.." ucap Mingyu dari balik pintu kamar mandi.

Mendengar suara Mingyu tersebut, sontak tanpa babibu Irene langsung keluar dari kamar mandi. Irene takut Mingyu akan marah lagi padanya.

Dengan menggunakan kemeja putih kebesaran milik Mingyu dan hot pants, dan rambutnya yang masih basah, Irene keluar dari kamar mandi.

Tanpa di perintahkan lagi, Irene langsung duduk di meja makan berhadapan langsung ke arah Mingyu.

"Makanlah...nanti dingin..." ucap Mingyu namun masih dengan gayanya yang cool

"Hm..maafkan aku, tadi ak.."

"Tak usah dibahas..." ucap Mingyu yang kemudian melahap pasta yang ada di hadapannya.

***

"Berapa pasword apartemen mu...."tanya Mingyu yang hendak pergi keapartemen Irene untuk mengambilkan pakaiannya.

"1004" ucap Irene tertunduk.

"Angel..?" ucap Mingyu sambil menaikan salah satu alisnya.

"Hm..."

"Baiklah kau tunggu disini, aku akan kembali beberapa menit lagi..."

"Aku ikut dengan mu...Aku takut sendirian..." ucap Irene pelan.

"Kau yakin dengan pakaian seperti ini...." lanjut Mingyu yang memperhatikan Irene dari ujung rambut keujung kaki.

Sungguh jika orang orang melihatnya dengan pakaian seperti ini pasti mereka akan berpikir yang tidak tidak. bahkan hot pants Irene saja tenggelam di makan oleh kemeja Mingyu.

Sebenarnya Mingyu tak perlu repot memikirkan masalah orang lain, karena dia memang seperti itu dari dulu. Namun entah kenapa untuk kali ini dia merasa harus melindungi Irene. Walaupun hanya beberapa hari saja bersama nya.

"Tunggu disini..." Ucap Mingyu yang kemudian masuk kekamarnya.

Tak lama kemudian, Mingyu keluar dari kamarnya dengan membawa kemeja kotak kotak berwarna abu abu.

Tanpa memebrikan aba aba sebelumnya, tiba tiba saja Mingyu mengikatkan kemeja tersebut di pinggang Irene. Dan karena itu kini posisi Irene hanya berjarak satu jengkal saja dari Mingyu. Dan Irene dapat merasakan detak jantungnya yang sudah tidak beraturan lagi. Jika Mingyu selalu saja bertindak mengagetkan seperti ini, Irene yakin, jika Irene pasti akan mati muda karena terkena serangan jantung.

"Sudah selesai...kalau begini semuanya akan ama...ayo..." ucap Mingyu yang berlalu meninggalkan Mingyu.

"Jangan melakukan hal ini lagi...aku takut..., aku salah mengartikan semuanya nanti..." batin Irene

TBC

SORRY BUAT SEGALA KE TYPO-AN


AFFECTION INHALATOR {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang