part 8

2.1K 129 0
                                    

Sambil menutup matanya, Irene seperti sudah siap sedia untuk bersentuhan secara keras dengan ubin ubin itu. Namun lama Irene memejamkan matanya bukan rasa sakit atau dinginnya ubin yang dirasakannya.

Sejenak terlintas di benak Irene, jika saat ini dia sudah mati dan kini rohnya tengah melayang layang. Namun betapa terkejutnya Irene saat menemui apa yang ada di hadapnnya saat ini. Sebuah dada yang cukup bidang dengan wangi khasnya yang sangat maskulin.

Irene tidak terjatuh kelantai, namun kini Irene jatuh ke dekapan Mingyu yang pada saat itu tampak memasang wajah sedikit syok. Melihat ekspresi wajah Mingyu yang tidak biasa, Irene pun beranjak dari posisinya, namun tangan Mingyu menahannya yang membuat Irene tambah terkejut.

"Tetaplah seperti ini.." ucap Mingyu yang kemudian memejamkan matanya.

"Bagaimana jika ada yang melihat..?"

"Tinggal bilang kalau kita adalah sepasang kekasih.."

lagi, untuk kesekian kalinya Mingyu membuat Irene terkejut yang memicu jantungnya untuk berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Bercanda mu tidak lucu.." ucap Irene yang mencoba untuk bangkit namun ditahan oleh Mingyu.

"Sudah kubilang untuk tetap seperti ini bukan..?, lagi pula kata kata seperti itu mana bisa di jadikan candaan.." ucap Mingyu yang kemudian bangkit dan menatap mata Irene yang kini sudah membulat dengan begitu sempurnanya.

"Apa mau mu sebenarnya..?" tanya Irene serius.

"Aku mau kau jadi milikku.."

"Aku bukan  barang, yang bisa semudah itu kau miliki, dan kau buang begitu saja.."

"Siapa yang ingin membuang mu..?"

"Sungguh, bisakah kau berhenti bersikap seperti ini...apa kau tak sadar semua sikap mu itu membuat ku.... membuatku salah paham.."

"Kau bukan salah paham, tapi kau gagal mengartikannya.."

"Maksud mu..?"

"Aku menyukai mu.."

***

Mungkin badan Irene tengah bekerja membersihkan meja yang berada di salah satu kedai kopi yang dijadikannya menjadi tempat part timenya, lebih tepatnya lagi ini adalah kerja part time Joy yang dengan sengaja diambil oleh Irene. Memang aneh untuk apa Irene yang kaya raya mau bekerja lagi. Alasannya hanya satu, dia suka menyibukkan dirinya di keramaian. Sangat simple namun berarti bagi Irene.

Sambil membersihkan meja, pikiran Irene melayang entah kemana. Ada yang berbeda dengannya saat ini, dia bukan lagi seorang admir, melainkan girlfriend.

YUP...!!! Kini Irene telah menyandang status sebagai kekasih Mingyu. Mungkin kalian tidak percaya, sama Irene juga tidak mempercayai hal ini. Bagaimana mungkin, ini seperti Irene memenangkan lotre. Sungguh keberuntungan yang luar biasa. Irene yang bukan siapa siapa bisa mendapatkan seseorang yang selama ini di impikannya. Disinilah untuk pertama kalinya kata " Nothing Imposible" benar benar sangat berarti baginya.


Asik dengan pikirannya sendiri, Irene sampai tidak sadar jika sedari tadi manager kedai kopi ini sudah memperhatikannya sedari tadi. Hingga akhirnya dia menghampiri Irene dan membentak Irene yang bekerja tidak becus.

"Kalau kau sudah bosan bekerja disini, kau bisa menyerahkan surat mengundurkan dirimu sekarang juga.." ucap sang manager dengan tampang sangarnya.

"Ah..maafkan saya,.." ucap Irene sambil beberapa kali menundukan kepalanya.

"Urusi meja kasir..." perintah sang manager yang langsung dikerjakan oleh Irene.

Di meja kasir Irene kembali ke aktifitas sebelumnya, yaitu memikirkan apakah dia saat ini benar benar dalam dunia nyata dan bukan dalam mimpi. Dengan iseng Irene pun mencubit pipinya dengan keras untuk memastikannya kembali.

"AWW..." ringis Irene sambil memegangi pipinya yang kesakitan.

"Kau tidak sedang bermimpi, aku benar benar menjadi kekasih mu sekarang.." ucap seseorang yang tak lain adalah Mingyu yang ternyata sedari tadi telah berada di depan meja kasir.

"Mi..Mingyu, kenapa kau ada di sini..? kau..."

"Aku ingin membeli kopi...ini kedai kopi bukan..?"

"Tapi kenapa harus disini..?"

"Kenapa, apa dilarang..?"

"Bukan, tapi...begin...." ucapan Irene terhenti saat melihat wajah sang manager di belakang Mingyu yang memasang wajah sangarnya.

"Ah..kau mau minum disini atau dibawa pulang.."

"Minum disini...2"

"2..?" tanya Irene yang heran kenapa Mingyu memesan dua gelas kopi, apa dia ada janji di sini

"Ya...satu expreso dan satunya lagi latte" ucap Minyu yang kemudian duduk di kursi paling pojok yang berhadapan langsung dengan kaca yang tembus pandang ke jalan.

15 menit menunggu, akhirnya kopi pesanan Mingyu datang dengan diantarkan oleh Irene. Sambil meletakkan gelas kopi tersebut, Irene memberanikan diri untuk bertanya pada Mingyu.

"Hm...apa kau ada janji dengan orang lain disini..?" tanya Irene begitu berhati hati.

"Tidak, aku tak ada janji dengan siapapun, aku hanya sedang menunggu seseorang.."

"Boleh aku tahu siapa orang itu.."

"Sepertinya sekarang kau mulai ingin tahu masalah orang.." ucap Mingyu yang memasang smirk andalannya pada Irene.

"Ah..lupakan saja, aku memang sok dekat seperti ini,...lanjutkan saja.." ucap Irene  yang kemudian berbalik sambil merutuki dirinya yang begitu lancangnya kepada Mingyu.

Namun belum lagi Irene pergi, tangannya sudah ditarik lebih dahulu oleh Mingyu dan membuat Irene duduk di bangku yang berhadapan langsung dengan Mingyu.

"Aku menunggu mu...tapi jika kopi ini sudah dingin maka rasanya tidak akan enak lagi, jadi jangan biarkan aku lama menunggu mu disini.." ucap Mingyu yang memberikan senyuman manisnya yang tentu saja akan membuat setiap orang yang melihat senyum itu akan mengalami diabetes mendadak.

"Kau bercanda lagi bukan..?"

"Aku tidak pernah bercanda soal hal seperti ini, aku tipikal orang yang serius.."

Mendengarkan ucapan Mingyu tersebut, lantas sebuah senyuman manis pun terukir dibibir Irene.

"Tunggu sebentar, aku akan kembali setelah mengganti pakaian ku.." ucap Irene yang kemudian meninggalkan Mingyu.

***

Masih terasa canggung. Diantara Irene dan Mingyu tampak sebuah kecanggungan, mereka masih menjaga jarak. Tidak seperti kebanyakan pasangan yang akan menikmati waktu mereka saat sedang bersama sama.

Berjalan bersampingan di taman yang ramai ini, tak jarang antara Mingyu dan Irene bersenggolan karena ditabrak oleh beberapa pengungjung lainnya di taman. Bahkan karena itu Irene sampai hampir terjatuh, dan untungnya Mingyu dengan sigap menahan tubuh Irene dengan memegang tangannya.

"Trimakasih.."ucap Irene yang kemudian hendak melepaskan tangan Mingyu, namun Mingyu malah semakin erat menggenggam tangan Irene.

"Mingyu..tangan ku.."

"Kau akan terjatuh lagi jika aku melepaskan tangan mu.."

Spontan untuk kesekian kalinya Irene merasa sangat tersanjung karena telah di berlakukan seperti ini oleh Mingyu.

.

.

//////TBC/////


MAAF UNTUK SEGALA KE TYPO-AN

JANGAN LUPA BANTU PROMOTE YA, BIAR YANG READ BANYAK BIAR AKUNYA TAMBAH SEMANGAT NULIS.

THANK YOU

AFFECTION INHALATOR {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang