part 16

1.6K 108 0
                                    

Seperti biasa don't forget to give me a vote.
Don't be silent reader.
.
♡♡♡
.
Secara perlahan Irene menutup matanya dan seperkian detik kemudian

"AKHH...!!!!" Teriak Irene yang mendapati sosok Mingyu yang berdiri di hadapannya dengan darah yang berada di sekeliling bibirnya.
Di tambah lagi gigi taring tajam milik Mingyu yang tampak keluar.
Tampak deru nafas Mingyu tidak beraturan, sepertinya nafsunya telah menguasainya.
Wajah Mingyu berubah dari wajahnya yang biasanya terlihat damai, kini wajah itu di penuhi urat urat wajahnya yang timbul.
Mata indahnya yang biasanya berwarna coklat kini berubah menjadi warna biru.
Sosok Mingyu yang ada di hadapan Irene saat ini adalah sosok Mingyu sebenarnya, yakni sosok seorang vampire.

♡♡♡

Mendengar suara teriakan dari Irene di tambah lagi kegiatan Mingyu yang di ganggu ( menghisap darah dari luka Irene) membuat Mingyu marah. Sontak Mingyu dengan kasar mencekek Irene.
Mendapat perlakuan seperti ini tentu membuat Irene semakin takut. Air matanya tak dapat di bendungnya  sedari tadi. Tampak bibir Irene yang berdarah di bagian ujungnya akibat digigit oleh dirinya sendiri karena perasaan takutnga itu.
"Mi...min...Mingyu...ku...kh...ehkh..." setiap kata yang keluar dari mulut Irene terasa sangat berat karena sesak akibat ulah Mingyu yang mencekek lehernya dengan begitu kuat.
"Kuk...hhhh...hon..."
Tak ada respon dari Mingyu. Keadaan Mingyu saat ini sama sekali tidak bisa di kendalikan lagi.
Badan Irene mulai melemas, karena semakin sedikit pasokan udara yang dapat di olahnya. Melihat keadaan tubuh Irene yang mulai melemah, Mingyu pun merenggangkan cekekannya. Di saat seperti ini Irene dengan cepat berusaha kabur dari Mingyu.
Namun apalah daya Irene, dia tak mampu melawan Mingyu yang notabene adalah seorang pria + vampire.
Dengan kasar Mingyu membanting tubuh Irene di sofa yang berada di ruang tengah.
Dan langsung menindih Irene.
"Hufhhg....."erang Mingyu yang menunjukan gigi taringnya yang cukup tajam itu.
"Mi..Min..mingyu...ad..ad...ada.ap..ah..de..de..deng...aan..muh...ehhhhufhh.." ucap Irene ketakutan yang berada di bawah tindihan badan Mingyu.
Sejenak Irene menutup matanya, hendak mengumpulkan keberaniannya. Dia tidak menyangka sosok di hadapannya saat ini adalah Mingyu, sosok yang selama ini dicintainya. Hingga akhirnya bayangan tentang kebahagiaannya dengan orangtuanya membuat keberanian Irene muncul.
"Kenapa...? Kenapa harus dirimu...?" Ucap Irene yang kemudian membuka matanya yang langsung bertatapan dengan mata biru milik Mingyu.
Melihat mata Irene, sontak seperti ada perlawanan didalam tubuh Mingyu untuk segera sadar dari dirinya saat ini.
Namun sepertinya kekuatan darah jahat pada Mingyu masih lebih kuat, hingga akhirnya Mingyu pun memajukan wajahnya hendak menggigit leher Irene.
Namun belum lagi gigi tajamnya itu menancap di leher jenjang milik Irene tiba tiba saja sebuah kalimat dari bibir Irene mengubahnya.
"Aku mencintai mu..." ucap Irene atau lebih tepatnya bisiknya tepat di telinga Mingyu.
Sontak mata Mingyu berubah menjadi merah, menandakan dirinya yang mulai sedikit bisa di kuasainya.
Secara perlahan ingatan tentang Irene kembali.
Dan disaat yang bersamaan Mingyu baru sadar jika yang ada di hadapannya saat ini adalah Irene.
Mingyu pun melepaskan cengkramannya dari tangan Irene dan menjauh dari Irene sambil berusaha menutupi gigi taringnya.
Tangan mungil Irene tampak memar dan begitu juga dengan leher jenjang Irene yang dapat dilihat oleh Mingyu dengan jelas.
Mingyu sadar jika itu semua adalah perbuatannya, namun bukan itu yang dikahwatirkan oleh Mingyu. Namun indentitasnya.

♡♡♡

Irene merasakan cengkraman kuat dari Mingyu di tangannya sudah tidak terasa lagi. Dengan memberanikan diri Irene membuka matanya dan dia tak mendapati Mingyu disana.
"Apa aku sudah mati saat ini..." batin Irene.
Irene pun mencoba bangkit dari posisinya, duduk di sofa itu.
Dia melihat sekelilingnya, masih tempat yang sama. Rasa sakit di tubuhnya juga masih terasa, dia belum mati.
Tapi Mingyu...
Mingyu menghilang dari sini hanya dalam hitungan detik.
Dan ini untuk pertama kalinya Irene tidak cemas sendirian di dalam ruangan. Seperti kekahwatirannya telah dihilangkan oleh seseorang.

AFFECTION INHALATOR {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang