Part 1

21.6K 1K 3
                                    

Malam hari,di kamar bernuansa hitam putih yang cukup luas,(Namakamu) masih fokus dengan laptop untuk mengerjakan skripsinya,jari tangannya menari diatas keyboard. Untung saja,siang tadi ia tidur. Jadi,rasa kantuk tak mengganggunya untuk mengerjakan skripsi

"Oh i think that i found myself a cheerleader," (Namakamu) bersenandung pelan

Cklek. Pintu kamar (Namakamu). Terlihat wanita paruh baya berdiri diambang pintu lalu menghampiri (Namakamu),wanita itu adalah Bunda

"Belum selesai?" Tanya Bundanya

"Bentar lagi bun," Jawab (Namakamu) sambil mengetik sesuatu di laptopnya

"Udah jam 10,besok kamu telat lho" Ucap Bundanya

"Iya bunda,bentar lagi selesai kok nih" Ucap (Namakamu)

Bundanya hanya tersenyum

"Kak,ayah sama bunda sepakat mau kenalin--" Ucapan Bundanya langsung disela oleh (Namakamu)

"Sama anaknya temen bunda atau ayah lagi?Ya allah bun,aku tuh udah besar,aku bisa kok cari pendamping aku dengan cara aku sendiri" Ucap (Namakamu)

"(Namakamu),ini perintah ayahmu. Tau sendiri kan ayah kalau udah marah," Ucap Bundanya

"Tapi bun,(Namakamu)--" Ucapan (Namakamu) dipotong oleh Bundanya

"Gak ada penolakan," Ucap Bundanya

(Namakamu) membuang napas beratnya. Lagi-lagi (Namakamu) harus menuruti Ayah Bundanya. (Namakamu) pun hanya tersenyum miring lalu kembali mengetik skripsinya

"Kalau udah selesai,langsung tidur ya. Goodnight honey" Ucap Bundanya lalu mengecup rambut anak semata wayangnya itu dan keluar dari kamar (Namakamu)

(Namakamu) hanya menjawab dengan deheman

"Argh! Jodohin lagi jodohin lagi,anaknya nikah karna paksaan gak bakal bahagia,biarin aja situ" Gerutu (Namakamu) kemudian menutup laptopnya dan meletakkannya di meja belajar

(Namakamu) membaringkan badannya di kasur dan menarik selimut yang tebal hingga ke dada. (Namakamu) pun mulai memejamkan matanya.

●-●

Pagi hari,(Namakamu) sudah siap untuk pergi ke kampus. (Namakamu) sudah tidak sabar ingin meluapkan rasa kesalnya karena akan dijodohkan lagi. Biasanya,ia akan bercerita dengan dua sahabatnya,Steffi dan Salsha

(Namakamu) menggunakan celana jeans panjang dengan atasan kaos berwarna ungu dibalut dengan cardigan berwarna hitam

(Namakamu) menuruni anak tangga sambil memutar-mutarkan kunci mobilnya yang ia gantung di jari telunjuknya

"(Namakamu) berangkat Bun,Yah!" Ucap (Namakamu) sembari mencium punggung tangan Ayah dan Bundanya

"Sarapan dulu nak," Ucap Bundanya

"(Namakamu) gak laper bun,Assalamualaikum" Ucap (Namakamu) kemudian menuju garasi mobil. Ya,(Namakamu) sudah bisa mengendarai mobil sejak ia berumur 17 tahun

Bundanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tahu,(Namakamu) pasti kesal karena akan dijodohkan lagi

"Yah,percuma kita jodohin (Namakamu) sama anak temen kita. Toh,(Namakamu) nya gak pernah mau" Ucap Bundanya

"Sama yang ini,(Namakamu) gak boleh nolak" Ucap Ayahnya

●—●

(Namakamu) berjalan terburu-buru di koridor kampusnya sembari membawa beberapa buku

Brukkk

"Aduuuuh..." Ucap (Namakamu)

Ya,(Namakamu) ditabrak oleh seseorang yang tengah berlari di koridor

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang