Make You Feel My Love

48 2 0
                                        

Jatuh cinta itu unik. Datang tanpa kita tahu dan rencanakan. Tanpa bisa kita kendalikan. Terkadang kehadirannya begitu terasa namun tak jarang kita tidak menyadarinya. Jatuh cinta pada pandangan pertama atau pada pandangan keseribu. Jatuh cinta karena hal sesepele membantunya merapikan buku yang berserakan. Jatuh cinta karena senyuman manis yang menggetarkan insan yang melihat. Jatuh cinta untuk beberapa orang merupakan anugerah.

         Untuk Andri, kehadiran Andin dihidupnya adalah sebuah anugerah terindah. Wanita hebat yang ia kagumi kedua setelah mamahnya. Untuk Andri dengan atau tanpa perjodohan tersebut ia tetap menginginkan Andin. Waktu kecil, Andri menunjukan rasa sukanya pada Andin dengan terus-terusan menjahili Andin. Membuat anak itu kesal dan berlari mengejarnya. Andin selalu mengira Andri membencinya, tanpa ia pernah tahu justru itu cara Andri menunjukkan rasa sukanya. Perpisahan yang kemudian terjadi antara dirinya dan Andin ketika ia harus pindah ke Surabaya adalah patah hati pertamanya. Andri harus merelakan pergi jauh dari cinta pertamanya. Penantian panjangnya terbayar. Beberapa bulan yang lalu mereka akhirnya dipertemukan kembali.

Andri sudah tahu lebih dahulu soal perjodohannya dengan Andin. Ia sempat ragu untuk setuju, namun akhirnya menyetujui karena itu artinya ia bisa bersama Andin. Egois memang. Cinta itu memang egois. Sampai Andri tahu soal Bian, itu adalah patah hati keduanya.

Kembali dari New York, Andri sudah merencanakan untuk segera menyampaikan perasaannya kepada Andin. Bahkan Andri berencana untuk melamar Andin walau ia tahu itu tidak perlu karena pertunangan mereka sudah kurang dari 3 minggu lagi. Namun Andri ingin memberikan Andin pengalaman yang diinginkan semua wanita. Married Proposal. 

Andri berusaha menahan senyumnya membayangkan hal-hal yang akan ia lakukan sesampainya di Jakarta. Ia dan Andin hanya berselang beberapa jam saat berangkat dari New York dan harusnya Andin sekarang sudah tiba di Jakarta. 22 jam perjalanan telah dilalui, Andri dan Meryl sudah tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul dini hari. Andri menunggu antrian kopernya dan menyadari mamahnya yang sedang menerima telpon. Wajahnya sedih. Setelah koper mereka datang Andri langsung bergegas menuju mamahnya.

"Telepon dari siapa, mah?" Tanya Andri pada mamahnya yang mendadak diam mematung setelah menerima telepon.

Meryl menatap Andri sedih. Ia baru dapat berita buruk dari Sandra. 

"Andin..." Meryl tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

Perasaan Andri jadi tidak enak. Andri tahu ada yang tidak beres. "Kenapa Andin, Mah?"

Meryl menelah ludah, memantapkan bicaranya. "Andin belum sampai rumah. Mobil taksi yang ditumpanginya ditabrak mobil lain. Kecelakaannya cukup parah. Sopir taksi juga luka parah tapi Andin yang paling parah. Sekarang Andin kritis." Susah payah Meryl menjelaskan. Berharap yang dikatakannya tadi hanya lelucon.

Jantung Andri mencelos. Lututnya lemas tidak kuat berdiri tapi ia tahu ia harus tegar karena sekarang ia lihat mamahnya menangis. Andin sudah seperti anak untuknya. Andri memeluk mamahnya. Menenangkannya juga menenangkan dirinya. Mereka begegas pergi menuju rumah sakit tempat Andin di rawat.

    Pukul 2 dini hari mereka tiba di rumah sakit. Sandra ada disana dan tidak berhenti menangis. Saat melihat Meryl datang, dirinya langsung menghambur memeluk Meryl. Meryl memeluk erat sahabatnya tersebut. Ia tahu betapa Sandra sangat ketakutan. Andin adalah satu-satunya yang ia miliki. Sandra tidak akan siap jika harus kehilangan lagi orang yang ia sayangi. Andri berdiri bersandar ditembok rumah sakit. Semua rencana indahnya runtuh satu persatu. Ia harap kebahagian yang menyambut namun nasib malah membuat tragedy yang menjemput.

Membayangkan Andin yang terkulai lemah dengan darah ditubuh membuat Andri merinding. Melihatnya pingsan kemarin saja sanggup membuatnya menitikan air mata. Tapi Andri mencoba optimis, Andin wanita yang kuat ia pasti bisa melalui masa kritisnya. Andin berada diruang ICU dan banyak selang yang mengelilinginya. Pernapasan Andin harus dibantu karena dadanya kena benturan keras sehingga organ paru-parunya tidak bekerja sempurna. Kepala Andin juga diperban karena mengalami pendarahan dan gegar otak. Beberapa jam berlalu sejak operasi, Andin masih belum sadarkan diri.

Mama CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang