It All Begin

81 4 1
                                    

Diskusi yang cukup canggung dan menegangkan tadi akhirnya diputuskan dengan keputusan Andin yang harus memilih dalam 30 hari. Sejujurnya Andin merasa konyol dengan keputusan tersebut karena dia tidak mungkin bisa secepat itu jatuh cinta dengan Andri. Sudah pasti keputusan akhirnya ia akan memilih Bian, semua tahu itu. 

***

"Aku masih bingung kenapa kamu punya ide aneh gitu." Ujar Andin saat berjalan menemani Bian kemobilnya untuk pulang.

"Aneh gimana sih say.." Bian langsung menghentikan ucapannya.

"Gapapa sih gak ada mamah juga."

"Promise is a promise. Aku harus bermain adil bukan?"

"Kamu tuh kaya ngasih jalan ke Andri tau gak?" Bian tersenyum lembut melihat wajah kekasihnya yang sedang ngambek itu.

"Aku gak ngasih jalan kok. Aku tahu kamu bukan orang yang mudah jatuh cinta. Jadi aku gak takut kamu akan berpaling dari aku. Lagi, Ndin dengan cara gini mamah kamu jadi bisa ngerestui hubungan kita kan?" 

Andin hanya diam mencoba mencerna perkataan Bian barusan.

"Hei, tenang aja oke. We're gonna make it."

"What if..." Bian mengunci bibir Andin dengan bibirnya. Mencium kekasih yang dicintainya itu dengan sangat lembut. Sangat lembut seakan-akan bibir Andin benda yang sangat rapuh. Tapi Andin menyukainya. Andin membalas ciuman yang tiba-tiba tersebut. Berharap waktu berhenti untuk mereka berdua. Bian melepaskan ciuman tersebut. Meski keduanya enggan tapi mereka juga khawatir kalau sampai ketahuan.

"Just stay with me. Okay?" Bian kemudian mengecup kening Andin. 

"I will." Bianpun melepaskan kecupan tersebut dan bergegas masuk ke mobilnya.

Aneh, padahal Andin dan dirinya tidak akan pergi kemana-mana tapi mereka berdua seakan-akan mau berpisah jauh dan lama. Andin mungkin yakin akan jawaban akhir yang akan dia putuskan tapi tidak dengan Bian. Ia ragu bahwa Andin akan tetap bersamanya. Ia takut bahwa Andri -entah bagaimana- bisa merebut hati Andin. 

Andin kembali ke dalam rumahnya. Tidak ada siapa-siapa. Andri dan Tante Meryl tidak mungkin pulang karena mobil mereka masih terparkir jelas didepan rumah Andin. Tapi kemana?

"DOR!!!" 

Andin terkejut setengah mati setelah tiba-tiba dikejutkan oleh Andri.

"Apaan sih lo. Untung gue gak punya jantung."

"What? lu gak punya jantung? trus lu hidup gimana caranya?" Andri cekikikan melihat Andin yang masih ngos-ngosan akibat ulahnya.

"Gak punya penyakit jantung maksud gue. Kalo gak kan gue bisa kena serangan jantung gara-gara lo." Andin masih mencari mamahnya dan Tante Meryl diruang keluarga.

"Tante Sandra sama nyokap gue lagi ditaman belakang. Gosip kali."

Andin hanya melirik Andri ketika Andri seakan tahu apa yang sedang ia cari.

"Lo kapan balik?" Akhirnya Andin memutuskan untuk menonton tv, kebetulan ada siaran ulang America's Next Top Model Cycle 21. Mau liat Matthew sama Ben yang ganteng dan errr HOT banget.

"Mau nonton dulu." Dengan santainya Andri duduk disebelah Andin. Padahal banyak sofa yang kosong.

"Harus banget duduknya disebelah gue? Bangku banyak yang kosong kali mas." 

"Disini posisinya pas sama tv. Kalo disana kan agak-agak miring dikit."

Andin hanya diam dan bergegas pindah ke sofa sebelah. Males juga berduaan sama Andri. Nanti dikira ada apa-apa lagi.

Mama CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang