The Plan

112 6 4
                                    

*

Sewaktu tiba di rumah aku merasa mengenali mobil yang terparkir didepan rumah. Akupun segera masuk ke dalam rumah untuk memastikan siapa tamu didalam. Lagipula, ngapain juga aku berlama-lama diluar?

"Tante Meryl?" Aku cukup terkejut. Ternyata tamu tersebut adalah Tante Meryl. Awalnya kupikir Bian.

"Mamah?" Sama denganku, Andri juga terkejut melihat kedatangan tante Meryl.

"Halo sayaang." Tante Meryl langsung memeluk dan menciumi Andri, anak satu-satunya. Dan setelah Andri, tante Meryl langsung mencium dan memelukku.

"Anak-anakku sudah pulang."

Ah, aku lupa cerita. Tante Meryl adalah ibu dari Andri. Beliau juga sahabat dari mamahku. Mereka bersahabat dari masih menggunakan rok merah putih, hingga detik ini.

Namun ketika aku menginjak bangku SMP, tante Meryl dan sekeluarga pindah ke Surabaya. Papah Andri mendapatkan tugas disana. Selanjutnya, tante Meryl sekeluarga pindah ke Australia, lagi-lagi karena pekerjaan papah Andri.

Walau begitu hubungan mamah dan tante Meryl, tetap terjaga. Terkadang aku iri, aku ingin memiliki sahabat yang bisa terus bersama. Sahabatku? sudah tidak ada kabarnya. Orang terdekat ku saat ini hanya Bian dan Laras, teman di kantorku.

"Kalian kok baru pada pulang?" Tanya tante Meryl saat aku telah mendaratkan bokongku diatas sofa.

"Tadi makan dulu mah." Baru saja aku mau menjawab, Andri sudah lebih dulu bersuara.

"Jadi kalian janjian makan bareng?" Mamah terlihat menaruh senyum atas pertanyaan tersebut. Aneh.

"Engga." Sanggah kami bersamaan. Aku dan Andri saling menatap. Dan kemudian kita berdua terkekeh bersama.

"Kok pada liat-liatan sih?" Aku langsung menunduk saat tante Meryl melihat kami saling berpandangan.

"Aku kebetulan lewat depan kantor Andin. Soalnya jalan yang biasa aku lewatin pas pulang kantor lagi ada perbaikan jadi aku muter, eh ternyata ada Andin. Yaudah, aku ajak dia pulang bareng. Trus karena laper aku ajak makan abis itu pulang deh." Andri menjelaskan panjang lebar. Aku cuma mengangguk membenarkan cerita Andri. Toh emang benar kan?

"Ah, kalian sering-sering aja pulang bareng." Aku mengidik ke arah mamah. Pernyataan macam apa itu. Akukan punya Bian, masa pulang bareng cowok lain. Eh, tapi kali ini aku dimaafkan karena Bian yang jahat udah lupa jemput aku. Huh.

"Mamah, dari tadi atau barusan?" Pikiranku kembali fokus diruang tamu sebelumnya sempat teralihkan dengan Bian.

"Eh iya gak kerasa ya aku udah disini dari tadi haha. Duh kalo sama kamu kok ya waktu jadi cepet banget." Alih-alih mejawab pertanyaan Andri, tante Meryl malah mengajak mamahku ngobrol.

"Mah, aku keatas dulu ya. Badan lengket banget nih. Tante, Ndri, keatas dulu ya." Beneran deh bukan males diantara mereka, tapi seriusan badan aku emang lengket banget. Ewh.

*

Thanks God Its Saturday!!!

Lega rasanya aku tidak harus 'memaksa' diri untuk bangun dan mandi pagi hari. Really, i'm not a morning person. Kalo lagi weekend gini aku bisa bangun jam 9! hahaha. But, i think i deserve it. 5 hari kerja berat. Ngurusin laporan yang entah kenapa selalu ada dan seubrek. Bolak-balik nemuin klien. Meeting. Dan lain-lain. Dan lain-lain. Jadi 2 hari bangun siang gak salah dooong? haha.

Dari kamar, aku mencium aroma makanan yang menggoda banget. Sampe perut aku langsung bunyi. Buru-buru aku kebawah dan melihat masakan apa yang sedang mamah buat.

"Tante?" Aku terkejut melihat ada Tante Meryl di dapur. Pagi-pagi gini udah namu? eh bukannya gak suka, cuma bingung aja.

"Duh, perawan kok jam segini baru bangun sih?" Aku cuma nyengir mendengarnya.

Mama CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang