Someday When I stop Loving You

74 2 2
                                    

"I'll move on baby just like you
When the desert floods and the grass turns blue
When a sailin' ship don't need her moon
It'll break my heart but I'll get through
Someday when I stop lovin' you

I bet all I had on a thing called love
I guess in the end it wasn't enough
And it's hard to watch you leave right now
I'm gonna have to learn to let you go somehow,
Somehow..." 

- Someday When I Stop Loving You by Carrie Underwood.

***

Pagi ini langit terlihat gelap. Sinar matahari tertutup awan gelap yang dalam hitungan menit akan menumpahkan air yang ditampungnya. Menjadi hujan. Membasahi tanah bumi yang kering.

Hujan selalu diidentikan dengan patah hati. Entah ada apa didalam unsur hujan itu hingga membuat orang bisa merasa melow seketika. Hanya dengan menyaksikan air yang turun pikiran ini melayang ke masa lalu. Tempat dimana semua kenangan indah terjadi. Kenangan yang sangat dirindukan. Yang kemungkinan tidak didapat lagi dimasa depan. 

Andin teringat satu quotes tentang hujan. "Tears fall in my heart like the rain on the town." -Paul Verlaine-. Persis seperti yang dirasakannya saat ini. Hatinya dibasahi air mata. Seperti jalanan yang kini dibasahi air hujan.

Hampir setengah jam Andin hanya memandang jendela kamarnya. Pikirannya melayang mengingat semua waktu yang dilaluinya bersama Bian. Semua senang dan sedih. Semua pertengkaran. Dan semua hal yang kebanyakan Andin tidak bisa rinci satu persatu. Tapi beberapa Andin ingat.

Pertama kali Bian mengajak kenalan dirinya. Pertama kali mereka berkencan. Pertama kali Bian menggenggam tangannya. Pertama kali Bian menciumnya. Pertama kali mereka berpelukan hingga kemarin menjadi pelukan terakhir. Andin membiarkan air matanya terus membasahi pipinya. Bahkan tanpa Andin 'paksa' air mata itu keluar. Andin hanya melamun memandangi jendela kamarnya dengan air mata yang terus mengalir tanpa terkendali. 

Andin mengingat semua peristiwa belakangan ini. Bagaimana kehadiran seorang Andri menjadi duri untuk hubungannya dengan Bian. Tapi Andin tahu Andri tidak bisa disalahkan. Andri juga korban. Korban dari orang tua mereka. Mamah menggunakan Andri sebagai senjata untuk mendapatkan keinginannya. Dan Mamah berhasil. Andin dan Bian akhirnya berpisah.

Bian datang kedalam hidup Andin disaat dirinya hampir tidak percaya lagi oleh cinta. Andin hanya pernah mencintai satu lelaki dalam hidupnya. Sosok pekerja keras yang tidak sedikitpun pernah didapatkannya mengeluh. Yang meski sedang sakit tetap terlihat semangat. Yang hinga akhir hayatnya masih saja memikirkan orang lain dibanding dirinya sendiri.

Ingatan Andin melayang lebih jauh saat dirinya masih SMP. Lelaki yang menjadi cinta pertamanya adalah sosok sang ayah. Andin begitu mencintai ayahnya. Sangat mengagumi sosok ayahnya. Menjadikan ayahnya sebagi kriteria suaminya kelak. Hubungan Andin dan Ayahnya sangat dekat. Andin selalu menceritakan setiap detail yang terjadi dihidupnya. Secara rinci. Tidak pernah satupun hal yang ia sembunyikan pada Ayahnya. 

Hari itu, Andin akan pergi Study Tour ke Bandung bersama kawan SMPnya. Cuaca beberapa hari sedang buruk sekali. Ayah Andin melarang Andin untuk pergi, sempat terjadi pertengkaran kecil dengan dirinya dan sang Ayah. Andin memaksa untuk tetap pergi dan sang Ayah juga bersikeras untuk melarangnya. Tapi Andin dengan keras kepalanya tetap pergi. Sang Ayahpun hanya bisa diam mengikuti kemauan anaknya.

Saat di Bandung, Andin ingin sekali menelpon ayahnya memberitahu bahwa ia baik-baik saja. Bahwa ayahnya hanya terlalu khawatir. Belum Andin sempat memencet tombol Call tiba-tiba masuk panggilan dari Mamah. Andin ingat betapa ia sangat merasa kosong saat Mamah bilang Papah masuk rumah sakit. Ayahnya adalah lelaki yang kuat dan sehat. Seumur hidup belum pernah masuk rumah sakit. Andinpun memohon pihak sekolah untuk izin pulang. Dijemput omnya, Andin baru sampai kembali ke Jakarta pukul 11 malam.

Mama CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang