After the Kissing

63 3 0
                                    


Before the kissing..

ANDRI


Sudah seminggu ini gue gak ketemu Andin karena gue masih ada kerjaan di Singapura. Kangen juga sama tuh anak. Terakhir ketemu sikap dia rada aneh. Jujur, gue kadang bingung sama cewek suka tiba-tiba berubah gitu. Gue bingung gue salah apa. Dan kalo ditanya jawabannya 'gapapa'. Bingungin kan?

Berhubung hari ini gue balik ke Jakarta, gue memutuskan untuk langsung menemui Andin siang ini di kantornya. Ketemu calon pendamping seumur hidup.

"Cewek..." Gue menyapa Andin saat gue lihat dia lagi berjalan keluar kantornya.

Andin menoleh ke arah gue dan sedikit terkejut karena melihat gue.

"Andri..lo ngapain?" Mau jemput kamu sayang. Ah gak mungkin bilang begitu, belum waktunya.

"Makan yuk." 

"Gue mau pergi sama temen gue." Gue lihat teman Andin disebelahnya.

"Andinnya gue pinjem dulu boleh kan?" Temen Andin terlihat sedikit canggung karena pertanyaan gue.

"Ohh hmm iya gapapa kok."

"Eh seriusan gapapa, Lin?" Teman Andin mengangguk dan akhirnya Andinpun ikut gue pergi. Yeah!

Andin menyarankan untuk makan ketoprak dekat kantornya karena katanya ia lagi mau ketoprak. Gue sih gak masalah makan di mana aja selama sama Andin.

"Kapan pulang, Ndri?" Gue dan Andin sekarang duduk berhadapan di warung Pak Abdel. Tempatnya cukup ramai karena katanya rasa ketoprak disini enak banget. Tapi kalo buat gue sih yang enak banget itu bisa makan bareng Andin.

"Barusan. Dari Bandara langsung kesini."

"Demi apa?" Andin terlihat tidak percaya. "Gak capek emang?" 

"Engga ah kan deket."

"Mana deket. Kalo deket mah orang kesana jalan kaki gak naik pesawat."

"Haha kadang-kadang lucu juga ya lu." Gue cubit pipinya Andin. Gemesin banget anak ini.

"Sakit ih." Ujar Andin pura-pura ngambek.

Ketoprak yang ditunggupun datang, dan anak itu langsung dengan lahap menyantapnya. Satu yang gue suka dari Andin, walau secara penampilan dia cantik dan berkelas tapi kalo udah urusan makan dia gak inget sama semua itu. Dia selalu menikmati semua makanan favorite-nya. Tanpa jaim dan peduli apa kata orang. 

"Nanti malem ada acara kemana?"

"Kenapa emang?"

"Nanya aja. Gak boleh?"

"Engga." Idih kumat deh ini anak nyebelinnya.

"Seriusan gue." 

"Gak tau." Andin menghabiskan sisa terakhir ketopraknya. Cepet banget emang ini anak kalo makan. Punya gue aja baru abis setengah.

"Gue mungkin hari ini mau ketemu temen.."

"Kok mungkin? emang masih belum pasti gitu?"

"Iya. Jadi gak tau deh. Kenapa sih emang?"

"Gak kok gapapa." Yah padahal pengen ajak Andin nonton hari ini. Yah tapi may be next time. Yang penting rindu gue sudah terbalaskan karena sudah ngeliat muka si anak nyebelin ini.

***

                        Selesai makan siang dengan Andin, gue lanjut ke kantor. Kerjaan di Jakarta masih banyak yang harus gue kerjakan. Termasuk meeting dengan beberapa client besar. Nyokap selalu marah sama gue, karena gue selalu mikirin pekerjaan dibanding kesehatan. Sama persis kaya Papah gue. Gue dan beliau sama-sama workaholic. 

Mama CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang