Tok...tok..tok..
Andin terbangun dari tidur lelapnya. Menyadarkan dirinya bahwa ia baru saja mengalami mimpi yang sangat aneh. Mimpi bahwa Andri melamarnya!
Fyuh, untung cuma mimpi aja.
Andin bangun dan membuka pintu kamar hotelnya, sedikit ragu karena ia takut itu room service yg membawakan kotak hadiah, seperti dimimpinya. Tapi untunglah ternyata orang tersebut Desi.
"Oh hai, Des."
"Lo semalem kemana? Gue sama si bos nyariin tau."
"Oh iya sorry banget lupa ngabarin. Kemarin gue ada kecelakaan ringan jadi harus balik duluan, Sorry banget ya bikin khawatir."
"What accident? Tapi lo gapapa kan sekarang?"
"No, I'm fine. Thanks for asking."
Kemudian terjadi keheningan untuk sekian detik.
"Eh, Ndin. Gue tadi juga mau ngajak jalan buat sekalian cari oleh-oleh. Mau ikut gak?"
Andin berpikir sejenak teringat rencananya tadi yang berantakan karena Andri. Tapi sayang banget juga kalo selama di Singapura gak kemana-mana.
"Ikut deh. Bentar ya gue ganti baju dulu."
Sekitar 5 menit kemudian Andin selesai mengganti bajunya dan kemudian merekapun pergi mencari oleh-oleh.
***
"Ndin, gue kayanya udah nih beli segini aja."
Andin melihat belanjaannya yang juga sudah cukup banyak. Gak kerasa ternyata banyak juga yang mau dia beli.
"Yuk gue juga udah."
Merekapun membayar belanjaan tersebut ke kasir.
"Kemana lagi nih kita?"
"Makan yuk Ndin."
Andin mengangguk setuju dan mereka kembali menjelajahi daerah sekitar mencari tempat makan.
"Hmm by the way, gak bermaksud ikut campur ya Ndin, tapi gue penasaran banget pengen nanya ini ke lu."
"Tanya apa, Des?"
"Lo sama Bian masih pacaran atau udah gak?"
Andin menatap Desi kaget akan pertanyaannya.
"Don't get this wrong. Gue cuma udah lama aja gak liat lo dijemput Bian lagi kaya dulu-dulu."
Andin diam sejenak tidak langsung menjawab. Lagi-lagi ada hal yang mengingatkannya pada Bian.
"Udah gak, Des." Ujar Andin pelan. Terasa nyeri didada setiap kali ia harus mengucapkan hal tersebut.
"Why? Kalian bukannya udah lama banget ya pacarannya?"
"Yup. Almost 8 years. Yah tapi kadang hidup tidak sejalan dengan yang direncanakan."
Desi terdiam. Dia masih kurang puas atas jawaban Andin, tapi ia juga sadar bahwa dirinya dan Andin bukan sahabat baik yang saling sharing masalah pribadi.
"Lo percaya gak kalo gue dulu pernah hampir mau nikah tapi gak jadi?"
Andin menoleh tidak percaya ke Desi.
"You? Getting married?"
"Was. And almost. Haha." Tawa miris Desi.
"What happened?"
"Gue mendadak gak yakin trus ujungnya minta batalin pernikahan. Just a week before the wedding."
"You're insane. Gila seminggu lagi dan lo batalin? Gimana itu reaksi pihak laki-laki?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Cupid
RomanceAndri & Andin, 2 orang yang terjebak dalam permainan kedua ibu mereka. Mereka dijodohkan bahkan dijaman yang sudah modern ini. Keadaannya menjadi sulit karena Andin sudah memiliki kekasih yang telah 7 tahun bersama. Dan Andri juga memiliki wanita ya...