Chapter 4

5.2K 394 6
                                    

Pagi hari yang terpadu dengan cerahnya sang surya tak mampu membuat hati juga ikut terasa cerah.

Bagai awan hitam yang kelam berkumpul diatas kepala, mengeluarkan aura dingin seolah akan datang badai yang besar, suasana pagi agak buruk hari ini.

"sasuke"

" Sasuke aku akan mengantarmu kekelas"

"sasuke tunggu."

"My Prince"

Naruto tersedak ludahnya sendiri, badannya gemetar, bibir yang tadinya manyun satu senti kini bergetar menahan ledakan suara, lututnya lemas, rasanya ingin berguling guling dihalaman depan sekolah sambil tertawa keras.

"siapa itu? My prince?, myjijikan sih iya"

Tak sanggup bertahan dengan tenggorokan yang sakit akibat menahan hasrat untuk tertawa, si gadis melampiaskan dengan tertawa tanpa suara sambil memukul mukul lututnya yang sedikit lemas, hanya mendengar sebutan 'prince' dapat menggelitik kerongkongan untuk tertawa, yang benar saja.

Sebenarnya dulu dia tidak merasa peduli tapi semenjak percakapan tak menyenangkan kemarin rasanya ia mulai menyadari betapa lucunya panggilan itu.

"apa yang kau tertawakan?"

Suara berat berhembus di indera pendengaran si gadis yang masih sibuk mengurus diri sendiri. Tengkuk belakangnya agak dingin, padahal pagi ini tidak ada hujan sama sekali, rasanya semakin dingin ketika rambut pirang ponytail miliknya jatuh melewati bahu yang sedari tadi posisi si gadis menunduk sambil bersangga di lutut.

'Aura kelam apa ini sekarang?'

Berbalik cepat bermaksud menjauhi aura tidak mengenakkan ini, karena panik bodohnya sebuah kecelakaan kecil memberi jarak hingga wajah tampan berada tepat di depan wajahnya.

ia terkejut, lebih-lebih pria di depannya sekarang.

ini bukanlah drama yang akan membutuhkan waktu lama untuk saling menatap lekat satu sama lain, bahkan dengan kesadaran yang pasti, si gadis mendorong si pria menjauh, membuat dirinya sendiri jatuh terduduk dilantai.

'Kenapa aku lagi?'

"bu- bukan urusanmu" walau pantatnya terasa sakit, naruto masih bersikap tenang, bahkan ia tak tahu kondisinya sekarang.

"mau ku bantu berdiri?"

'Yang benar saja'

'Lihat orang orang yang mau memakanku, brengsek'.

Sadar posisi, naruto memilih berdiri sendiri, sambil menatap acuh tak acuh. "ki, kita tidak sedekat itu"

Walaupun dia wanita tangguh, melawan satu sekolahnya ia tak akan sanggup. Dari pada mengurus mereka lebih baik naruto mengurus dirinya sendiri dan memilih kabur seperti kucing yang baru bertemu puluhan anjing galak.

Sasuke?

Hanya diam menatap bingung.


.

.


Tak ada yang spesial di hari ini seperti biasa gadis itu, masuk kelas, mendengar penjelasan guru, mencatat, makan di kantin bersama teman, kembali masuk kekelas, membaca komik, tidur, dan bel pulang sudah berbunyi.

rutinitas yang sungguh menyenangkan sekali he he -yang benar saja

Tanpa sang kekasih baginya sangatlah membosankan, pria itu menghilang dan kenapa tak memberi kabar apapun.

Punishment Kiss | (SasuFemNaru ver.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang