My Horrible Pet Bonus Chap

254 8 0
                                    

My Horrible Pet
Bonus Chapter

Niel POV

"Kucing ... Kucingku yang manis ... Cepatlah tumbuh besar dan menjadi buas ..."
Suara nyanyian itu dinyanyikan oleh seorang penyihir muda. Penyihir yang berusia 12 tahun itu bernama Lucy. Dia adalah penyihir dengan elemen kegelapan yang menyukai binatang. Awalnya aku hanyalah seekor kucing yang dilahirkan kucing biasa di pinggiran kota. Namun, takdirku berubah ketika aku ditemukan oleh penyihir muda dengan rambut hitam legam itu. Dia memungutku dan membawaku ke rumahnya. Awalnya aku sangat takut padanya karena dia penyihir pengguna sihir kegelapan. Bisa-bisa aku dibunuh kalau berbuat macam-macam. Namun ternyata dugaanku meleset.

"Hei, Mako. Aku bisa memberikanmu sebuah kekuatan, kau akan menjadi kucing penyihir dan itu luar biasa!" seru gadis itu dengan mata berbinar-binar.

Kucing penyihir? Awalnya aku meremehkan gadis itu karena dia hanya seorang penyihir muda yang tak banyak pengalaman. Apa dia ingin menjadikanku kelinci percobaan? Hei! Bagaimana kalau aku mati setelah menjadi kelinci percobaan gadis ini? Aaah ...

Aku segera melompat keluar melalui jendela, berusaha kabur dari penyihir muda itu. Yah, tinggal melompat dan aku akan bebas. Tapi ...

Seet!

"Tunggu, kau mau ke mana? Jangan kabur begitu!" seru gadis itu seraya menarik rantai hitamnya yang melilit leherku. Aku segera mundur agar tidak tercekik oleh rantai hitam itu.Oh ya ampun, rencanaku gagal. Ah, aku tak perlu cemas. Aku pasti bisa kabur dilain kesempatan.

"Oh, maaf. Harusnya aku tidak mengikatmu begitu," ucapnya lalu menjetikan jarinya hingga rantai hitam itu hancur. Dia mengambil sebuah pil kecil yang berwarna hitam. Gadis itu memasukkan pil itu ke dalam mulutku dengan paksa. Haah ... sepertinya bertemu dengan gadis penyihir adalah sebuah kesialan bagiku.

Glep ... Pil itu telah kutelan. Aku terdiam sejenak, menunggu reaksi apa yang akan terjadi setelah memakan pil hitam itu. Satu detik, aku masih terdiam. Dua detik, aku mulai merasakan sakit di kepalaku. Tiga detik, aku mulai mual. Empat detik, pandanganku mulai kabur. Dan ... detik kelima aku kehilangan kesadaran.
***

Saat aku membuka mata, perlahan aku tersadar. Aku memperhatikan keadaan di sekelilingku. Rupanya aku berada di atas kasur gadis itu. Penyihir yang beberapa menit yang lalu memberiku sebuah pil hitam.

'Aaah ...'

Tiba-tiba saja aku mendengar sesuatu. Bukan, bukan mendengar. Sepertinya suara itu muncul di pikiranku secara tiba-tiba. Setelah suara itu muncul, tiba-tiba kepalaku jadi terasa pusing. Langit-langit menjadi buram di pegelihatanku. Setelah beberapa detik, rasa pusing itu akhirnya menghilang.

Aku melompat ke meja rias dan menatap bayangan diriku di cermin. Tak ada yang berubah dari diriku. Bulu keclokatan dengan belang ungu di badanku. Eh? Apa? Belang ungu? Sejak kapan? Aku yakin warna buluku semuanya berwarna kecoklatan dan tidak ada warna ungu di sana.

'Ung ... kenapa susah sekali, sih!'

Suara itu muncul lagi, suara yang sama. Entah mengapa, sepertinya suara itu terdengar familiar bagiku. Suara itu seperti ... suara seorang gadis yang kukenal. Oh ... dia ... iu suara Lucy. Tapi bagaimana bisa suaranya muncul di pikiranku dan aku yakin dia sedang berada di sekolahnya sekarang. Yah ... sepertinya gadis itu telah merubahku menjadi kucing penyihir. Ah sial.
***

"Hei, Mako. Kamu harus menemaniku berlatih sihir. Ayo!" Lucy mengangkatku dengan kedua tangannya dan meletakkanku di bahunya. Dia berlari kencang keluar dari kamarnya dan menuju taman belakang rumah. Tempat ini memang tempat favorit Lucy untuk melatih kemampuan sihirnya. Gadis itu menurunkanku dan berjalan tiga langkah dari tempatku berdiri.

Oneshoot And TwoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang