Chap 7

487 69 2
                                    

Gadis itu-- ( L/N ) ( F/N ) tampak terdiam di depan sebuah aparteman yang besar dan sangat luas. Ia mengerjapkan mata nya beberapa kali kemudian memiringkan kepala nya, kembali melihat apartemen tersebut dengan teliti. Ia pikir, kalau mata nya salah lihat. Lagi pula, tidak mungkin kan anak sekolah tinggal di apartemen seluas ini? Akan tetapi, apartemen luas nan besar yang di lihat ( Y/N ) memang benar. Mata nya tidak salah lihat maupun rabun.

"Debby" ia memanggil gadis mungil yang berdiri di samping nya. Yang di panggil segera menoleh dan menatap ( Y/N ) dengan penuh tanda tanya. "Kau tahu seberapa kaya orang tua Satoru dan Okita?" Tanya nya tanpa mengalihkan pandangan dari apartemen tersebut.

Debby berpikir sejenak. Mengingat kembali ucapan Naoki ketika mereka pertama kali berpacaran.

"Etto, ku dengar orang tua Okita-san adalah orang penting di kota ini dan orang tua Nao adalah seorang aktor nasional" jawab Debby ragu. Ia meletakkan jari telunjuk nya ke dagu, kembali berpikir apakah yang di ucapkan nya itu benar atau tidak.

( Y/N ) hanya mendengarkan sembari menelan ludah. Ia tidak menyangka, seorang sadist yang selalu mengganggu nya adalah anak orang kaya. Tidak heran mengapa banyak sekali anak perempuan yang mendekati nya. Selain tampan dan juga pintar, ternyata Sougo itu kaya. Walaupun begitu, pandangan ( Y/N ) terhadap Sougo tidak berubah sama sekali. Di matanya, orang menyebalkan tetaplah menyebalkan.

"Kalian sudah sampai disini desukai? Ku kira aku perlu menjemput kalian" dari belakang mereka, tampak seorang pemuda dengan ramput coklat pasir nya tengah berjalan menghampiri mereka berdua. Tentu saja, sepupu nya-- Satoru Naoki juga mengikuti Sougo dari belakang.

"Tck" ( Y/N ) mendecak kesal. Ia kembali mengingat kejadian menjengkelkan yang terjadi kemarin. Bukan karena perkataan Sougo yang mengatakan kalau dia hanya mengincar ( Y/N ) melainkan ketika Sougo dengan santai nya melihat ( Y/N ) membuka piyama nya.

"Oi, kau masih marah karena aku melihat mu hampir telanjang desukai? Lagi pula itu salah mu. Kenapa kau langsung membuka pakaian tanpa melihat sekeliling dulu?"

Menolehkan kepala nya dengan perempatan di kening nya. Kesabaran ( Y/N ) sudah habis dan sepertinya dia siap memaki Sougo. Dabby dan Naoki saling berpandangan satu sama lagi kemudian kembali menatap Sougo dan ( Y/N ) dengan bibir yang sedikit menganga.

"Kau bilang itu salah ku ha? Apa salah jika aku masuk ke dalam kamar ku sendiri?! KENAPA JUGA KAU ADA DI KAMARKU?!" Balas ( Y/N ) tak mau kalah. Ia menekankan nada pada kalimat 'kenapa juga kau ada di kamar ku'.

"Tentu saja kau salah! Kau meninggalkan ku begitu saja di kamar mu!" Sougo pun tak mau kalah. Ia menjawab pertanyaan ( Y/N ) dengan perempatan yang kini muncul di pipi nya.

"Kau bisa saja pergi tanpa harus ku usir kan?!"

"Nao.. bagaimana ini? Mereka tidak ada yang mau mengalah desu yo"

"( Y/N ) bodoh memang tidak mau mengalah. Sebaik nya kau ubah sifat keras kepala mu, dasar bodoh" beberapa detik kemudian, tampak Alan dan Chiharu berjalan menghampiri mereka.

( Y/N ) yang melihat sang adik datang hanya memutar bola mata nya, sebal karena Naoki selalu mengikuti Alan dalam pertemuan mereka.

"Diamlah Alanda Alayers" cibir ( Y/N ) sinis. Ia kembali megalihkan perhatian nya pada pemuda yang berdiri di hadapan nya. "Apa? Berhenti memperhatikan ku dengan tatapan menjijikan itu, kusso sadistic" umpat ( Y/N ) ketika menyadari bahwa Sougo tengah memperhatikan nya dengan seutas senyum sinis di bibir nya.

"Alanda--- apa?!" Alan melongo, mendengar nama nya di ubah membuat diri nya tampak frustasi. Ia sempat berpikir, kenapa ia memiliki kakak yang memiliki sifat aneh? Kadang tsundere, kadang dingin dan tidak peduli, kadang menjengkelkan. Kenapa ibunya melahirkan seorang kakak yang menyebalkan?! Sedangkan Chiharu yang berdiri di samping Alan tampak terkekeh mendengar nama tema-- err, kekasih nya menjadi 'Alanda Alayers'.

You Are Mine! ( Okita Sougo X Reader ) [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang