Dahyun terus memperhatikan Sana yang sibuk menghitung deretan angka yang ada di bukunya. Seperti biasa, Sana selalu malas mengerjakan pr matematika dengan alasan gak ngerti. Sudah hampir berbusa mulut Dahyun yang terus menjelaskan harus menggunakan rumus apa untuk menyelesaikan soal, tapi Sana hanya bilang, "ah gabisa."
Akhirnya Dahyun membiarkan Sana mengerjakan tugasnya sendiri. Mata Dahyun sedikit membulat ketika melihat dua orang cowok masuk ke dalam kelasnya, Hanbin dan Junhoe.
"Day!" Junhoe langsung menghampiri meja Dahyun. Hanbin pun mengikuti langkah Junhoe.
"Kenapa kak?"
Junhoe menghela nafasnya, "sebenernya- ini ide pacar lo yang minta temenin ke kelas lo supaya anak-anak lain gak curiga," jelas Junhoe sedikit berbisik.
"Tapi sama ajalah semua orang kan bakal mikir aneh-aneh," Dahyun mencubit Junhoe kesal.
"Ya kalau ketauan juga gapapa kali Day. Biar gaada yang suka sama kamu," celetuk Hanbin.
Junhoe dan Sana langsung menatap Hanbin malas.
"Day nanti balik sekolah-"
"Gamau ah. Kak Hanbin pasti minta temenin futsalan kan? Capek aku, mana banyak tugas lagi."
"Ngomong terus kaya gaada abisnya. Aku mau ngajak kamu ke rumah, mama kangen sama kamu."
Sana menghentikan mengerjakan tugasnya, "ih pengen diseriusin gitu juga."
"Jones," ledek Junhoe sambil tertawa meledek, "gih Day. Kalau mamanya Hanbin udah kangen gitu tandanya restunya lancar jaya."
"Hm, yaudah deh ntar aku ke rumah kak Hanbin," ucap Dahyun.
Hanbin berdiri dari kursinya kemudian menepuk puncak kepala Dahyun, "tunggu depan kelas ya ntar pulangnya. Ayo Jun, kita balik ke rumah asal."
Junhoe langsung membuntuti Hanbin berjalan meninggalkan kelas Dahyun. Sana menutup bukunya dan menatap Dahyun, "mamanya kak Hanbin baik?"
"Baik San. Lo mau ikut ke rumah kak Hanbin gak?"
Dengan cepat Sana menggelengkan kepalanya, "ogah. Nanti ngapain gue, yang ada cuma ngabisin makanan di rumah kak Hanbin."
----
Sore harinya, Dahyun sudah duduk di sofa ruang tamu rumah Hanbin dengan kembali canggung. Entah kenapa semenjak mereka pacaran, Dahyun jadi canggung untuk bertemu orangtua Hanbin.
"Duh maaf ya tante baru mandi," Soyou duduk di sofa menemani Dahyun dan Hanbin.
"Ini ma, si Dahyun beliin mama cake tadi," Hanbin memberikan bungkusan cake berukuran sedang.
Soyou tampak senang saat melihat cake strawberry yang sangat ia suka, kemudian ia melirik Dahyun, "makasih ya Day. Kamu nih suka banget beliin ini itu. Lain kali gausah bawa apa-apa."
"Ih gapapa tante. Kak Hanbin bilang tante sukanya sama strawberry, terus aku beliin deh."
"Iyasih emang suka, oiya Bin, kamu ganti baju dulu gih. Mama mau ngomong berdua sama Dahyun."
Hanbin mengangguk kemudian mengacak rambut Dahyun sebelum melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Soyou menyeruput teh hangat miliknya kemudian meletakkan kembali diatas meja, "jadi gini Day, tante mau langsung aja ngomong."
"Iya tante ngomong aja."
"Sebenernya- keluarga tante itu mau pindah Day ke luar kota. Jadi mungkin Hanbin pindah sekolah juga."
Dahyun belum bereaksi apapun, wajahnya datar menatap Soyou yang wajahnya juga berubah jadi sendu.
"Day tante tau ini ber-"
"Gak kok tante. Gapapa. Kak Hanbin belum tau ya kalau mau pindah?"
"Belum Day. Om sama tante itu selalu takut mau bilang ke dia. Tante berharap, kamu bisa bantu ya Day? Tante tuh yakin banget kalau kamu yang ngomong dia pasti nurut."
Mata Dahyun mulai berlinang air mata, "aku harus bilang apa? Tapi maaf tante, bukannya itu hak tante buat bilang?"
"Day, dia ngerti kalau kamu-"
"Ma. Kenapa harus Dahyun yang bilang?"
Secara tiba-tiba, suara Hanbin memotong perkataan Soyou. Hanbin menghampiri Dahyun dan Soyou dengan wajah yang kesal.
"Bin maksud mama tuh-"
"Ma. Kenapa gak bilang dari awal? Terus kenapa harus Dahyun yang bilang ke aku."
Belum sempat Soyou menjawab, Hanbin menarik Dahyun untuk keluar dari rumahnya. Hanbin membawa Dahyun hingga ke ujung gang rumahnya.
"Day."
"Kak Hanbin gaboleh marahin tante."
Hanbin menghela nafasnya, "aku ga marah Day sama mama. Cuma kecewa aja. Kenapa-"
"Ada alesannya kenapa tante begitu," Dahyun langsung memeluk Hanbin erat, "cuma pindah doang kak. Luar kota doang."
"Aku gabisa jauh-jauh sama kamu," Hanbin membalas pelukan Dahyun. Hanbin sedikit merasa tenang saat Dahyun mengusap punggungnya.
Dahyun melepas pelukannya, "kak. Kalau kak Hanbin sayang sama tante sama om, kakak harus nurut. Kalau sama orangtua aja gak sayang, gimana bisa sayang aku."
"Bisa banget kamu," Hanbin mencubit pipi Dahyun, "kamu aja ya yang tau aku mau pindah."
"Iya cuma aku."
"I love you so damn much Kim Dahyun."
Pipi Dahyun bersemu, "love you more bibinku."
------
Fix part ini gaje abis wkwk
Maapkeun yaaa. Btw yang setia nunggu nih cerita terus setia ngevote makasih banyaaaak. Aku sayang kalian. Jangan lupa vomment nya yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
+)) KDH
Fanfiction"Aku ingin terbang bebas di angkasa oy baling baling dubu" -khb "Dia udah tua tapi suka bego hehe" -kdh