19

3.5K 347 40
                                    

Jujur, semenjak Dahyun tau kalau Hanbin mau pindah, ia jadi selalu kepikiran saat malam. Apalagi kalau Hanbin habis mengirim pesan atau menelpon, rasanya Dahyun tidak mau mengakhiri obrolannya.

"Kak Hanbin kenapa sih harus pindah," gumam Dahyun sambil memperhatikan foto dirinya dengan Hanbin saat di villa.

"Dek," Jinhwan membuka pintu kamar Dahyun, "ada Hanbin dibawah."

Mendengar ucapan kakaknya, Dahyun langsung turun ke lantai bawah untuk menemui Hanbin. Saat sudah dibawah, Dahyun langsung memeluk Hanbin erat.

"Duh peluk-pelukan," sindir Jinhwan.

Kemudian Yesung dan Hyolyn keluar dari dalam kamar dan melihat Hanbin. Hanbin langsung mencium punggung tangan kedua orang tua kekasihnya itu.

"Ini pa, anaknya om Leeteuk," ucap Jinhwan memperkenalkan Hanbin.

Yesung langsung tersenyum saat Jinhwan mengatakan itu, "wah anaknya sahabat papa dong. Ayo duduk duduk."

Hanbin pun nurut dan duduk di sofa karna suruhan Yesung. Sementara Dahyun hanya cemberut karna Hanbin malah jadi ngobrol sama papanya.

"Jadi om ini sahabatnya papamu Bin. Sahabat deket banget, kayak kamu sama Jinhwan."

"Ih papa. Kak Hanbin tuh gamau denger cerita papa," ucap Dahyun.

Papanya--yesung, hanya menatap Dahyun sambil menggelengkan kepalanya, Hanbin hanya tertawa pelan melihat wajah Dahyun yang berubah menjadi muram.

"Ngomong-ngomong, kamu pacarnya Dahyun kan? Kok bisa sih suka sama Dahyun? Kebo gini, tukang makan."

"Ih papa ma," Dahyun semakin cemberut.

Hanbin tertawa manis, "tau tuh om Dahyun doyan makan. Abis dia gemesin om hehe."

"Cariin bisa kali Bin buat Jinhwan," sindir Hyolyn yang langsung membuat Jinhwan menggeleng.

"Om cuma berharap, kamu gak bikin sedih Dahyun ya."

Kepala Hanbin mengangguk, "hehe. Iya om."

"Pa udah sih. Aku mau ngobrol sama kak Hanbin dulu," Dahyun memohon pada papanya seperti anak kecil.

Akhirnya Yesung mengalah. Ia mengajak istrinya, dan putra sulungnya untuk membiarkan putri nya pacaran.

"Kak. Ada apa?"

Hanbin tersenyum kemudian mengeluarkan kotak biru kecil dari saku celananya. Ia memberikan pada Dahyun, "buat kamu."

"Apanih?" Dahyun membuka kotak tersebut dan melihat sebuah gelang berwarna hitam yang ia mau. Mata Dahyun jadi berbinar saat melihat isi dari kotak itu.

"Suka?" tanya Hanbin membuat Dahyun menoleh.

"Banget kak."

Hanbin mengelus rambut Dahyun, "Day. Papa minta dipercepat pindahnya."

Bibir Dahyun jadi berubah bentuk, tadinya tersenyum, sekarang datar. Tapi ia tidak berkomentar apapun. Dahyun ingat, ia yang menyuruh Hanbin untuk nurut pada orangtuanya.

"Maaf Day. Kamu gapapa kan?"

Dahyun menepuk pundak Hanbin sambil tersenyum, "gapapa lah kak. Kenapa emang. Jadi kita gimana?"

Mendengar pertanyaan Dahyun, sebenarnya Hanbin terkejut. Tapi ia sebisa mungkin tetap tenang, "aku mau terserah kamu."

"Terserah kak Hanbin. Aku kan bisa ikutin gimana kakak. Yang mau pergi kakak."

"Serius?"

"Iya."

"Aku gamau kita ldr Day."

Ya. Sakit. Hanya itu yang bisa Dahyun ucapkan. Hatinya sakit saat Hanbin ternyata hanya menyerah pada jarak. Memang apa salahnya kalau pacaran tapi berjarak? Dahyun bisa terima itu.

Dahyun tidak berkomentar, ia tersenyum sambil menitikan air matanya. Kemudian mengembalikan gelang hitam tadi kepada Hanbin, "aku gak nyangka kalau gelang ini gelang perpisahan. Jadi aku gamau terima."

"Day."

"Kak. Aku gak ngerti apa alur pikiran kak Hanbin. Tapi, yang aku pikirin sekarang yaitu kak Hanbin nyerah sama jarak. Kakak kalah sama jarak? Seberapa jauh sih kak? Jadi jarak itu bikin semua perjuangan kakak kalah?"

Hanbin menghela nafasnya, lagi. Ia berlutut dibawah Dahyun, "Day. Maafin aku. Bukannya aku nyerah gitu aja. Aku gamau bikin kamu ngerasa kepisah."

"Terserah kak Hanbin aja. Aku bakal coba ngertiin, sukses di luar kota," Dahyun langsung meninggalkan Hanbin sendirian.

Jinhwan yang daritadi menguping, akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya. Saat ia mau menghampiri Hanbin, ia sedikit tersentak saat melihat Hanbin menangis. Jinhwan sahabat Hanbin. Mereka sudah cukup dekat, Jinhwan tau Hanbin tidak pernah menangis, apalagi karna seorang perempuan. Daridulu ia dicampakkan, atau cuma sekedar dimanfaatkan uangnya, Hanbin tidak pernah menangis. Tapi kali ini? Jinhwan benar-benar tersentuh.

"Bin, mending lo balik. Istirahat," ucap Jinhwan sambil menepuk pundak Hanbin.

-----

Hari H pindahan

Hanbin melirik jam tangannya menunggu kedatangan sahabat-sahabatnya yang bilang akan datang. Kemudian bibirnya mengukir sebuah senyuman ketika melihat gengnya datang dengan heboh.

"Sialan lo bocah sok-sokan pindah," ucap Yunhyeong sambil memeluk Hanbin.

Sebenarnya kedua orangtuanya sudah berangkat sejak kemarin. Hanbin meminta berangkat sendiri karna mau pamitan ke teman-temannya.

"Hati-hati lo disana. Gaada yang baik kaya gue," ucap Jinhwan.

"Selaw. Adek lo mana?"

"Wah si kampret nih. Kita dateng rame-rame dia masih aja nyari Dahyun," ucap Bobby.

Sementara Hanbin hanya tertawa pelan, "salam ya buat Dahyun."

Jinhwan menganggukan kepalanya, "siap bos."

Kemudian seseorang memeluk Hanbin dari belakang, membuat Hanbin langsung menoleh dengan sedikit terkejut. Dahyun.

"Kita bawain Dahyun buat lo," ucap Chanwoo.

Hanbin membalik badannya menghadap Dahyun, "long time no see."

"Nanti makin sering kita gak ketemu," Dahyun tersenyum manis.

Mereka berdua tidak berkata apapun, hanya mata bertemu mata. Seolah-olah dari tatapan mereka, semua yang ingin mereka sampaikan tersalurkan.

"Bro lama banget tatap-tatapannya."

"Oiya. Suka khilaf," Hanbin mengacak rambut Dahyun, dan menoleh pada teman-temannya, "jangan kangen gue lo pada."

"Tae woy. Gaakan," ucap Junhoe yang langsung disetujui semua teman-temannya.

Hari ini Hanbin bahagia, setidaknya ia masih bisa bertemu teman-temannya, dan juga Dahyun. Ia langsung menoleh ke Dahyun, "dadah Dahyun cantik."

"See you when i see you, Bibin."







The end


-------

Alhamdu udah tamat setelah gue puyeng berkali kali mikirin endingnya gimana. Endingnya kok gini sih ya? Gue aja bingung wkwkw. Kecewa gak? Kecewa pasti:(( maaf ya kwkw. Keep vomment gengZ.

Makasi banyak ya yang selalu buat mood aku baik kalo nulis cerita ini (re: kalian semua yang vomment) yang lain ayo jangan sider wkwk sakit loh. Terimakasih semua dukungan di cerita KDH ini, semoga tetap berkesan ya ❤

+)) KDHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang