Raka terduduk di tepi ranjang, tangannya menopang kepalanya yang terasa pening. Setelah mengantar Oca, ia langsung pulang dan berdiam diri di kamar. Tanpa menganti baju terlebih dahulu.
Raka masih terkejut dengan pernyataan Rival mengenai Lea yang sedang mengandung anaknya. Ia tidak pernah berpikir bahwa Lea akan mengandung di usia yang masih sangat muda. Apalagi mengandung diusia muda itu dapat membahayakan nyawa ibu dan anak yang dikandungnya. Ia tidak dapat membayangkan jika ia harus kembali kehilangan Lea. Terlebih ia sudah kehilangan moment berharga menemani masa kehamilan Lea, ia tidak mau kehilangan moment-moment lain lagi. Ia akan menembus semua moment yang telah hilang itu dengan segera menikahi Lea. Ya, menikahi Lea.
Tapi bagaimana dengan Oca...
Raka memang harus meninggalkan Oca, tapi ia tidak mau menyakitinya. Sekarang yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana caranya mengakhiri hubungannya dengan Oca tanpa membuat Oca sakit hati?
Apa Raka harus menjelaskan semua yang terjadi di masa lalunya? Tapi apa Oca akan mengerti dan menerima semuanya, atau Oca malah membencinya karena Raka tidak bilang dari awal?
"Arrgggh!!!" Raka mengerang frustasi, ia mengacak-acak rambutnya dengan jari-jari tangan.
Sekarang Raka sudah seperti keledai, mengulang kembali kesalahan yang sama. Ya, ia salah lagi dalam mengambil keputusan.
Seharusnya ia tidak pernah memutuskan untuk memacari Oca setelah apa yang ia perbuat kepada Lea. Harusnya ia sabar dan terus mencari Lea, bukan malah belajar melupakannya.
Nasi sudah menjadi bubur. Semuanya sudah terjadi. Tidak bisa kembali lagi.
Mau tidak mau Raka harus mengambil risiko. Dan ia memilih risiko dibenci Oca daripada kehilangan Lea dan anaknya.
☆
Suara drumband mengalun indah memeriahkan hari jadi Jakarta. Pasukan drumband yang merupakan gabungan dari beberapa sekolah berbaris rapi.
Terlihat pasukan paling depan berjalan memimpin lalu memperlihatkan aksinya, membuat semua orang tersenyum bangga. Tak terkecuali Raka, ia tersenyum bangga melihat pacarnya terampil memainkan pianika. Beberapa kali ia mengabadikan moment tersebut melalui beberapa jepretan kamera untuk dijadikan kenangan. Ya, kenangan. Karena besok ia akan mengakhiri hubungannya dengan Oca, dan sekarang adalah hari terakhir mereka berpacaran.
Setelah menampilkan aksinya, drumband tripa tripu berlalu untuk memberikan kepada drumband yang lain menampilkan aksinya.
☆
Setelah selesai tampil, pasukan drumband masuk ke tendanya masing-masing untuk beristirahat. Begitu juga grup drumband gabungan tripa dan tripu. Mereka memasuki tenda dengan lelah, lega, dan bangga karena sudah memberikan yang terbaik.
Oca menyimpan pianikanya lalu duduk disebuah kursi yang sudah disediakan. Ia meraih hp dari dalam tasnya, terlihat beberapa line masuk.
Raka Pratama
Ade cantik banget😍😍😍Raka Pratama
Penampilannya keren👍👍👍Oca tersipu malu membaca pesan tersebut, ia pun segera mengetik balasannya.
Olvacya Aida
Iya dong, pacar siapa dulu wkwkwk
Mmm makasih loh❤
Kakak dimana? Sini dong, ade lagi di tenda.Raka Pratama
Pacar siapa gitu?😛
Oke bentar ya, sekarang kakak kesana.Olvacya Aida
Pacarnya Raka Pratama😝
Oke, tendanya yang paling ujung yaa."Nih," ujar seseorang sembari memberikan sebotol air mineral.
Oca mendongakan kepala untuk melihat ke arah orang tersebut lalu mengambil air tersebut, "thanks," ucap Oca.
"Hm," sahut Rival kemudian duduk di samping Oca sambil memperhatikan Oca.
Oca membuka tutup kemasan air tersebut lalu meneguk setengahnya.
Rival berdecak melihat kelakuan Oca, "Hati-hati minumnya," kata Rival mengingatkan Oca, tapi Oca tak mengindahkan perkataan Rival.
Oca menutup botol air mineral tersebut sambil nyengir ke arah Rival. Sebelah tangannya mengelap sudut bibirnya dari sisa air minum tadi.
"Jorok!" Ujar Rival lalu melemparkan tisu ke muka Oca. Dengan sigap Oca segera menangkap tisu tersebut dan melapkan ke bibirnya.
"Hai," sapa seseorang di belakang mereka. Mereka pun menoleh ke sumber suara. Senyum Oca merekah melihat Raka yang datang.
Raka mengampiri mereka lalu duduk di samping Oca.
"Penampilan kalian keren," ujar Raka kepada Oca dan Rival."Drumband sekolah kita memang selalu keren," sahut Rival malas dengan menunjukan wajah tak suka kepada Raka.
"Ihh sombong," tukas Oca tak suka.
"Emang faktanya gitu kok," sahut Rival cepat tak mau kalah. Oca mengerucutkan bibirnya kesal.
Raka terkekeh pelan lalu menggandeng pundak Oca, "drumband sekolah kita emang bagus, makanya diundang buat tampil disini." Ujar Raka sambil tersenyum manis.
Rival berdiri dari duduknya kemudian pergi meninggalkan mereka.
☆
Suara langkah kaki terdengar begitu nyaring di koridor rumah sakit. Rival berlari sekuat tenaga menuju ruang bersalin adiknya. Ia melihat ayah dan ibunya sedang menunggu di luar ruangan dengan wajah cemas.
"Bagaimana Lea?" Tanya Rival kepada mereka berdua dengan nafas terengah-engah.
"Lea masih di dalam," jawab ibunya lalu melihat ke arah pintu ruangan yang tertutup rapat.
Rival menghela nafas, ia sangat khawatir terhadap nyawa adiknya.
"Kamu pulang dulu aja, mandi dulu di rumah biar agak segar," ujar ibunya setelah melihat keadaan Rival. Baju kostum drumband, wajah dekil, berkeringat, dan pastinya bau.
Wajar saja, karena Rival langsung pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari ibunya bahwa Lea akan melahirkan.
"Nanti aja ma," jawab Rival.
Ayah dan ibunya diam tak memaksa, bibirnya terus memanjatkan doa untuk keselamatan anaknya itu. Rival pun duduk di samping ibunya, ikut memanjatkan doa untuk adiknya. Berharap adiknya selamat, begitu juga dengan anaknya.
Setelah satu jam menunggu, Rival semakin khawatir dan cemas dengan adiknya yang belum keluar juga. Ia terus memanjatkan doa untuk keselamatan adiknya.
Line!!!
Hp Rival berbunyi menginterupsi adanya pesan baru. Ia pun merogoh hpnya dari dalam saku celana.
Olvacya Aida
Kamu kemana? Kita pada nyariin. Udah pulang?Rival menghela nafas, ia lupa tidak memberi tahu siapa-siapa kalau ia pulang duluan.
Rivaldy Brianta
Udah. Sorry tadi buru-buru.Olvacya Aida
Buru-buru mau kemana?Rivaldy Brianta
RSOlvacya Aida
Kamu sakit?Rivaldy Brianta
Nggak. Lea melahirkan.Olvacya Aida
Serius? Bayinya cewek ato cowok?Rivaldy Brianta
Bayinya belum lahir, masih proses.Kriiett
Pintu ruangan bersalin pun dibuka oleh dokter dengan wajah lega.
"Selamat, bayinya perempuan," ujar dokter tersebut kepada keluarga Rival.
Bersambung...
Maaf bagian ini mengecewakan, walaupun aku tahu bagian yang lain pun juga mengecewakan🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai You!
Teen FictionHidup itu seperti labirin, kalau tidak ya riddle, berbelit-belit dan penuh teka-teki. Cinta itu seperti perang. Ada yang memperjuangkan, diperjuangkan, dan dikorbankan. "Bermain cinta di sebuah labirin dengan riddle sebagai surat cinta."