Kriiinggg
Suara bel pulang menggema di SMA Tri Putri. SMA Tri Putri yang lebih dikenal Tripu merupakan sekolah khusus perempuan.
Semua siswa berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali seorang gadis yang bernama Olvacya Aida. Pangilannya Oca. Gadis ini berperawakan cukup tinggi untuk seorang gadis SMA, tubuhnya proforsional. Pipinya sedikit chubby dan terdapat lesung pipit dikedua pipinya. Matanya berwarna coklat, kulitnya putih. Rambutnya digerai bebas melewati bahu. Ia akan terlihat manis saat tersenyum karena gigi ginsulnya.
Oca keluar dari kelas X-IPA4 bersama temannya, Aviannita Fadhilah."Kamu langsung pulang?" Tanya Avi.
"Nggak. Aku ada ekskul drumband dulu. Kamu langsung pulang?" Jawab Oca.
"Nggak aku juga. Ada ekskul padus. Nanti pulangnya mau bareng?"
"Mmmm. Iya dong," jawab Oca mantap. Mereka selalu pulang bersama berhubung rumah mereka searah.
"Oke. Udah ya aku pergi dulu. Nanti kalo udah bubaran line aku ya. Bye," kata Avi sambi berlari menjauhi Oca.
"Oke," jawab Oca. Ia pun melangkahkan kakinya ke ruang kesenian. Terlihat anggota ekskul drumband sudah berkumpul di sana. Ia pun masuk dan duduk di salah satu kursi di pojok ruangan.
"Teman-teman, hari ini sekolah kita mengadakan latihan gabungan sama SMA Tri Putra. Supaya wawasan kita bertambah dan kemampuan kita juga bertambah," ujar ketua ekskul drumband SMA Tri Putri, Cania.
"Asyik... Lumayan dong bisa ngeceng-ngeceng dikit,"
"Serius? Aaaaa..."
"Aduhh aku gak bakalan konsentrasi latihannya kalo ada aa ganteng."Seketika ruangan menjadi riuh.
Berbagai komentar dan celoteh yang mereka lontarkan untuk mengungkapkan rasa senang dan antusias mereka. Tak terkecuali Oca, bibirnya menyunggingkan senyum senang.
"Udaah udah. Kalian itu ya! Otaknya cuman cowok mulu. Ayo sekarang bawa alat-alatnya ke lapangan," ucap kak Cania kemudian pergi.
SMA Tri Putra atau yang lebih dikenal dengan nama Tripa merupakan sekolah khusus laki-laki. Sekolah ini sering di sebut pasangannya Tripu. Karena nama sekolah yang mirip, dan letak sekolahnya juga bersebelahan. Ditambah lagi dengan banyaknya siswa Tripu yang berpacaran dengan siswa Tripa.
Siswa Tripu dan Tripa berkumpul di salah satu sudut lapangan untuk berdoa dan diberikan pengarahan materi. Setelah itu baru dibiarkan memainkan alat musik sesuai dengan posisinya. Seperti Oca, dia berada diposisi melodion, meniup pianika.
"Oca.." panggil Cania sembari melambaikan tangan ke arah Oca.
Oca berdiri lalu menghampiri Cania, "Iya kak?" tanya Oca.
"Oca, bisa tolong ambilin stick drum di ruang kesenian? Ini salah satu anak Tripa nggak bawa stick," kata Cania. Disampingnya berdiri seorang siswa Tripa yang memperhatikan Oca dari atas sampai bawah, lebih tepatnya menilai.
"Mmm oke kak," jawab Oca.
"Aku ikut," kata siswa Tripa tersebut.
Oca mengerutkan dahi.
Siswa Tripa pun mengerutkan dahi melihat Oca mengerutkan dahi.
Dasar aneh! Umpat Oca didalam hati.
"Mau ngapain?" tanya Cania.
"Mau milih sticknya sendiri, jawab siswa Tripa itu dengan simgkat.
"Ohh. Nih kuncinya," kata Cania sembari menyerahkan anak kunci ruang kesenian kepada Oca. Oca menerimanya lalu pergi diikuti dengan siswa Tripa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai You!
أدب المراهقينHidup itu seperti labirin, kalau tidak ya riddle, berbelit-belit dan penuh teka-teki. Cinta itu seperti perang. Ada yang memperjuangkan, diperjuangkan, dan dikorbankan. "Bermain cinta di sebuah labirin dengan riddle sebagai surat cinta."