"Brengsek!!! Kau sungguh keterlaluan, Mayunda!" perkataan kasar Dimas menggema di semua sudut ruang kantornya.
Dimas baru saja menyelesaikan rapat pertemuannya dengan perusahaan mitra. Sejenak dia mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya, Dimas memejamkan matanya sambil bersandar pada kursi singsananya.
Otaknya berkelana memikirkan keberadaan Mayunda dan ketukan pintu dari luar menghentikan kegiatannya.
"Ada kiriman dari seseorang untuk bapak. Dia menitipkannya pada resepsionist di bawah, pak" ujar sang sekertaris menaruh map cokelat besar di atas meja. Sang sekertaris pamit undur diri dan meninggalkan Dimas yang sedang memperhatikan map tersebut
Diraihnya kiriman tersebut dan setelah membacanya, Dimas langsung menbanting keras map itu di atas meja.
Bagaimana bisa istri tercintanya mengajukan surat cerai sekaligus surat pengalihan hak asuh anak mereka? Tidak! Sampai kapanpun, Dimas tidak akan mengabulkan permintaan isterinya tersebut.
Diraihnya ganggang telepon dan menelepon seorang kepercayaannya untuk menyelidiki hal ini.
Setelah selesai Dimas langsung bergegas keluar menuju rumah orang tuanya. Dimas akan membawa Naufal untuk tinggal bersamanya. Persetan dengan kedua orangtua yabg melarangnya.
Lebih baik Dimas mengasuh sendiri anaknya dibandingkan Mayunda akan membawa Naufal pergi menjauh dari kehidupan.
Ya! Dimas bukanlah pria suci dan rela mengabulkan permintaan dari seorang istri yang sudah membencinya. Dimas akan menggunakan Naufal sebagai alat untuk Mayunda kembali ke sisinya.
Nanti, setelah Dimas berhasil menemukannya dan menyeret Mayunda pulang bersamanya. Apapun ia lakukan untuk mempertahankan pernikahannya ini.
"Dimana Naufal, Ma?" Tanya Dimas setelah memasuki pekarangan rumahnya. Sang mama sedang menyiram bunga-bunga kesayangan.
"Hussh, kamu ini. Ucapkan salam dulu!" protes sang mama.
"Lupa, Ma. Assalamuallaikum!" Ucap Dimas sambil memeluk sang mama.
"Wallaikumsalam. Tumben kamu jam segini datangnya. Naufal sedang tidur siang di kamarmu" kata mama sambil melangkahkan kaki ke dalam rumah.
"Ma, Naufal tinggal bersamaku saja".
"Lho, memangnya Mayunda sudah pulang ke rumah kalian?" Tanya mama surprise.
"Belum, Ma. Tapi hari ini Mayunda mengirim berkas perceraian dan pengalihan hak asuh anak. Aku nggak mau Mayunda membawa anak kami, Ma".
Sang mama terperangah. Dia tidak menyangka menantu kesayangan berani meminta cerai dari anaknya. Ya, memang dia akui perbuatan anaknya salah, tapi sang mama yakin kalau menantunya itu masih mencintai anaknya.
Mama Lydia menatap anaknya dengan pandangan iba. Tentu saja hatinya sebagai seorang ibu turut bersedih melihat keadaan anaknya seperti ini. Dia paham. Amat sangat paham. Anaknya masih mencintai Mayunda. Sebenarnya kedua orang tersebut masih saling mencintai.
Sang mama meraih Dimas ke dalam pelukannya, berusaha memberi kekuatan untuk anaknya.
"Bawalah Naufal jika memang yang ingin kamu lakukan sekarang" kata mama sambil mengelus punggung Dimas.
"Terimakasih, Ma".
--------------
-----------
12092016
Hari ini cukup dua part dulu yaa. HeheheSorry for typo and Feedbacknya, pleasee! :)
ThankYu
ami
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR LOVE
Teen FictionEDISI REVISI 10 PART TERAKHIR = PRIVATE [Dimas Prasetyo] Ku mohon, Kita coba lagi! Kali ini aku tidak akan mengacau, Sayang. [Mayunda Mentari Dewi] Aku bersumpah sekali lagi kamu melakukannya, Aku tidak ingin hidup bersamamu lagi. [Naufal Alif...