Menerima Kenyataan

24.5K 207 4
                                    

Entahlah aku merasa muak berhadapan dengannya sekarang, tapi aku harus menghadapinya, agar aku tahu kenapa dia menjadi seperti ini

"KELVIN KENAPA LO DIAMMMMM AJA HAH?!" teriakkanku membuat Kelvin semakin gemetar bahkan matanya kini mulai berair

"Gue...gue...gue mmmh, gue engga ngerti apa yang lo omongin Ana" 

Jawaban Kelvin  membuat aku semakin kesal. rasanya ingin meledak, namun tidak bisa, aku sulit merepresentasikannya.

"APA YANG LO MAKSUD 'ENGGA  NGERTI' KELVIN? GUE GA TULI DAN BUTA KELVIN, LO NGELAKUIN SEX SAMA COWOK ITUUUU, LO MASIH ENGGA TAU APA MAKSUDKU, HAH?!" Ujarku sambil menunjuk kamar Kelvin. Aku semakin marah dan muak saat ini.

Aku melihat kamar itu, kamar di mana ada seorang pria berbadan sempurna yang hanya menggunakan boxser sedang tertunduk lemas. Aku tahu pria itu pasti takut dan malu, karena sudah ketahuan melakukan hubungan sex se-jenis.

Di luar kamar, aku mencoba mengatur nafasku sehabis berteriak, sedangkan Kelvin  sudah menangis dengan wajah yang memerah.

"Ana, maafin gue. Gue mohon jangan kasih tau Mama sama Papa soal ini, gue bisa jelasin semua sama lo. Kenapa gue ngelakuin ini. Gue sama Andrea, kam..."

PLAK

Perkataan kelvin aku potong dengan cara menampar pipi kanannya hingga ia terjatuh, di saat itulah pria yang bernama Andrea akhirnya keluar dari kamar kelvin dengan wajah panik dan menatap tajam ke arahku, setelah itu kembali khawatir saat menatap Kelvin yang tersungkur.

"Lo ga apa-apa kan Vin?" Andrea kini sedang berjongkok membantu kelvin berdiri sambil tangannya mengelus pipi kelvin yang sangat merah, karena habis aku tampar dengan cukup keras

Melihat pemandangan itu membuat aku semakin muak, dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi keluar, berharap angin malam  dapat menenangkan pikiranku.

"Anaaa, tunggu Hiks... Hiks.. Hiks... Gue mohon lo dengarin gue dulu." 

Aku mendengar Kelvin berteriak, tapi aku tidak menghiraukanya, semakin aku mendengar suaranya semakin aku mengingat persetubuhan yang dilakukan Kelvin dan Andrea, itu membuat aku sangat jijik dan muak.
.
.
.
Aku memang tinggal serta sudah terbiasa dengan kehidupan di Amerika;  di sana aku sudah biasa melihat pasangan Lesbi, gay, ataupun bisex. Aku tidak pernah membenci mereka, karna itu hak dan urusan mereka terhadap diri mereka dan juga Tuhan mereka. Di Amerika, aku juga termasuk orang yang gila sex, tapi meskipun begitu aku tidak pernah memikirkan atau pun ingin melakukan sex sejenis. Aku tercenung, aku tersiksa sekarang. Aku memang tidak melakukan hubungan sejenis, tetapi melihat kelvin yang sudah aku anggap sebagai adikku sendiri melakukan hubungan sejenis membuat aku merasa tidak nyaman, aku marah bahkan sangat murka, aku merasa paling tersakiti sekarang ini. Aku menjadi orang yang seperti terkena Homophobia, padahal dulu aku tidak ambil pusing dengan teman-temanku yang berhubungan sejenis.

"Gue ga nyangka Vin, lo kaya gini"

Aku bermonolog dengan diriku sendiri, aku merasa hancur saat ini, aku tidak tahu kapan adikku menjadi seperti ini. Aku termenung di tengah-tengah hingar-bingar lampu disko, diiringi musik yang membuat telingaku merasa sakit.

Aku sudah menghabiskan 5 gelas bir, namun aku masih belum mau untuk pulang ke rumah. rasanya takut bercampur kesal.

"Ana?" Seseorang menyentuhku, aku melihat ke belakang dengan wajah yang terlihat sudah mabuk berat

"Tomi" ujarku sambil memekik dengan nada senang, karena ternyata pria itu adalah Tomi sahabatku waktu SMA.

"Lo sendiri Na?" tanya Tomi sambil duduk di sebelahku

Free Sex [Andrea & Kelvin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang