Ternyata Dia

3.7K 58 0
                                    

"Bang, lo harus bantu gue Bang, cuma lo yang bisa bantu gue saat ini Bang"

"Gue pasti bantu lo Ya, tapi gue ga tau gue bisa nemuin pelakunya atau engga"

"Gue yakin lo bisa Bang"

"gue harap juga gitu Ya"

Malam ini Andrea sedang kedatangan tamu, seorang pria yang merupakan kakak sepupunya. Kakak sepupu, Andrea ini adalah seorang intel dari salah satu instansi kepolisian di Bali

"Bang Tomi pasti bisa!!!" Ujar Andrea menyemangati

Sepupu Andrea itu bernama Tomi. Tomi baru berumur 25 tahun, memiliki tinggi 175 cm, ketampanan dan sikap berwibawanya juga menjadi nilai plus untuk Tomi. Selain memiliki fisik yang sempurna, dalam masalah pendidikan, Tomi memiliki kecerdasan yang luar biasa, dirinya pernah bersekolah di California Junior Highschool, sekolah orang-orang kelas atas yang memiliki kecerdasan tingkat dewa. Tomi melanjutkan SMA-nya di Blackschool sebelum Andrea bersekolah di sana, dan setelah lulus Tomi sempat kembali ke USA dan bersekolah di Colombia University mengambil jurusan ITE, namun Tomi hanya satu tahun saja di sana dan melanjutkan sekolahnya di Bayangkara Bali.

"Ya udah deh Ya, gue pulang dulu yah" pamit Tomi sambil beranjak dari duduknya

"Lo ga nginep aja Bang?" Tanya Andrea sambil ikut berdiri

"Ga deh Ya" Tomi pun berjalan menuju pintu keluar yang juga diikuti oleh Andrea

"Ati-ati lo ya Bang" ujar Andrea sambil menepuk bahu Tomi setelah mereka sudah berada di ambang pintu

Ucapan Andrea hanya dibalas dengan anggukan singkat oleh Tomi, ia pun kemudian menaiki mobilnya dan melesat pergi

Andrea kini memutuskan untuk pergi ke kamarnya setelah mengantar Tomi tadi. Pikirannya masih mumet dan butuh istirahat untuk menenangkan pikirannya itu.

Andrea merebahkan tubuhnya ke atas kasur nan-empuk, pikirannya mulai melayang membayangkan dan memikirkan Kelvin yang begitu marah kepada dirinya. Hatinya tiba-tiba sakit, baru kali ini Andrea merasakan hatinya se-sakit ini, melihat Kelvin menangis karenanya, bahkan Andrea yakin saat ini Kelvin masih membencinya dan tidak akan memaafkannya se-belum dirinya menyelesaikan masalah ini. Pikirannya tentang Kelvin tanpa terasa membuat matanya semakin berat dan pada akhirnya Andrea pun tertidur dengan beban pikirannya yang membuat tidurnya tidak se-damai biasanya
.
.
.

Siang ini, Andrea sedang berada di kafe milik Isak bersama dengan Ditto, Justin, dan tentunya dengan Isak. Sedangkan, Roky dan Kelvin tidak datang dengan alasan  mereka masing-masing

"Ya, lo belum baekan sama Kelvin?" Tanya Justin membuka pembicaraan

"Belum Tin, dia ga akan maafin gue se-belum gue bisa nyelesain masalah ini" ujar Andrea dengan wajah sayunya

"Lo tenang aja Ya, kan Bang Tomi udah mau bantu lo katanya" ujar Justin menenangkan sambil menepuk lengan bawah Andrea

"Ya, kita bisa bantu apa buat lo?" Kini giliran Isak yang bertanya

"Gue ga tau Sak, gue bingun gimana nemuin tuh si bangsat" ujar Andrea dengan suara lemah namun penuh kebencian

"Ya gue punya ideeeee" pekik girang Ditto

"Apaan?" Tanya Andrea malas

"Kita cek aja CCTV yang ada di sekolah Ya" ucap Ditto dengan nada sumringahnya

"Tumben lo pinter To" kini suara Andrea berubah menjadi bersemangat

"Ayo deh kita berangkat" ajak Isak sambil berdiri

"Harus sekarang banget?" Tanya Justin polos yang sedang memotong steak di piringnya

"BESOK!" Pekik Ditto, Isak, dan Andrea bersamaan

Free Sex [Andrea & Kelvin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang