YES

258 17 11
                                    

Uh-huh, Uh-huh, Uh-huh
Uh-huh, Uh-huh, Uh-huh

"Enggak! Enak aja maksa, pokoknya aku gak mau!" Gadis itu tetap bersikeras menolak permintaan sahabatnya.

"Please Shin, gue gak kenal siapa-siapa lagi yang bisa gue mintain bantuan," Alya kembali memohon pada Shinta.

"Gak harus gue juga kali Al, masih ada Clara, Mawar, dan Vita. Mereka sudah berpengalaman menjadi MC," Shinta masih bersikeras pada pendiriannya.

"Iya, mereka memang bagus. Tapi ... ,"

"Ya udah pakai mereka saja."

"Tunggu, dengerin sampai gue selesai ngomong dong," Alya menggerutu, "mereka memang bagus, tapi anggaran dana kami buat MC cuma satu juta Shin. Itu buat make up mereka aja kurang," lanjut Alya.

"Udah gue duga, selalu gini. Gue cuma pilihan pas kepepet aja, coba kalau dananya empat juta atau lebih. Lo pasti lebih milih Clara si bitting lips atau Mawar alis cetar atau Vita mahluk tuhan paling sexy itu kan?" Alya hanya bisa cengengesan mendengar kata-kata Shinta yang menggebu-gebu.

"Ayolah Shin, please, lo kan sahabat gue," Alya kembali merengek menggunakan jurus andalannya. Memasang mimik memelas, dengan mata berkaca-kaca, dan mulut melengkung kebawah. Sungguh memprihatinkan membuat Shinta mengerang kesal. Dia tidak akan pernah bisa menolak permintaan sahabatnya itu.

"Oke, ini terakhir kalinya gue bakal bantu lo," jawabnya pasrah.

Alya bersorak gembira, dia tau, walaupun kesal dan marah Shinta tidak akan pernah menolak permintaannya.

"Acaranya 2 minggu lagi, 5 hari sebelum hari H, akan ada pengarahan dari sie acara diruang rapat BEM. datang ya, jam 3 siang," Alya berkata cepat.

"Iya ih. Bawel banget. Sana pergi!" Shinta pura-pura marah, bukannya menyesal Alya malah terkekeh kemudian mencium pipi kiri dan kanan sahabatnya.

"Bye, gue bakalan sibuk banget jadi kita gak bisa ketemu sampai TM ya," Alya kembali memasang mimik menyesal, "don't miss me babe," melambaikan tangannya kearah Shinta.

"Idih, gak ketemu setahun juga gue gak bakal kangen, apalagi cuma 9 hari," teriak Shinta kesal.

*****

"Terima kasih karena bapak, ibu dan teman-teman sekalian sudah bersedia meluangkan waktunya untuk menghadiri acara Lelang Amal Panti Kasih Bunda. Semoga hasil lelang kali ini dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan." Shinta menutup acara dengan lancar, senyum manis menghiasi bibir gadis itu.

Dengan menggunakan gaun perpaduan antara hitam dan pink serta riasan make up tebal smooky eyes, membuat Shinta terlihat cantik, glamour, dewasa dan misterius disaat bersamaan.

"Aaaaahhh, sahabat gue. Lo keren banget tadi," Alya memeluk Shinta dengan erat.

"Hehehe siapa dulu dong? SHINTA, si bitting lips, alis cetar sama mahluk tuhan paling sexy mah kalah sama gue," katanya sombong.

"Yeee, mereka mah level-nya jauh. Jauh diatas lo," Alya menyahut sinis.

"Lo sahabat gue apa sahabat mereka sih?" Shinta merenggut. Membuatnya terlihat menggemaskan.

"Udah jangan cemberut! Make up lo ga cocok sama ekspresi lo yang ini," Alya terkekeh geli.

"Gak cocok gimana, perasaan gue cantik-cantik aja," Shinta mengeluarkan handphonenya. Membukan aplikasi camera 360, kemudian memperhatikan riasannya.

"Dasar gelo," Alya menjitak kepala Shinta keras.

"Udah yuk, lo gak laper? Gue udah minta sie konsumsi nyediain nasi kotak buat lo. Atau lo mau makan buffet aja?" Tanya Alya.

Life is like a song [One Short]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang