"Suatu saat nanti, rahma pasti bisa jadi istri kakak," kata gadis cilik berusia 6 tahun kepada anak laki-laki yang berusia empat tahun diatasnya itu.
"Rahma masih kecil, sekolah dulu baru mikirin pacaran," laki-laki itu tertawa. Dia mengelus rambut Rahma lembut.
"Rahma gak bilang pacaran, Rahma bilang mau jadi istri kakak. Seperti ayah dan mama," jawabnya.
"Tapi kakak mau pergi jauh," suara laki-laki itu berubah murung.
"Rahma pasti nunggu kakak pulang," jawab Rahma.
"Janji ya?" Laki-laki itu mengulurkan jari kelingkingnya.
"Janji," jawab Rahma mantap, "tapi kakak jangan lama-lama ya?" Pintanya.
"Janji, kakak pasti pulang untuk menjemput Rahma," jawab anak laki-laki itu.
"Rahmaaaa, bangun sudah siang," terdengar teriakan dari luar kamar gadis itu.
Rahma mengeliat malas membuka matanya perlahan, mengeratkan pelukannya pada guling kesayangannya tersebut. Rahma menghembuskan napas berat, mengumpulkan sedikit demi sedikit kesadarannya yang telah terpencar.
"Mimpi itu lagi," bisiknya.
"Rahma cepat mandi, mama mau ajak kamu ketemu teman lama mama," teriak mamanya lagi.
"Iya ma, bentar," balas Rahma. Rahma segera menuju kamar mandi, mandi secepat kilat sebelum tanduk milik mamanya keluar dan mulai memarahinya lagi.
"Memang kita mau kemana ma?" Tanya Rahma pada mamanya saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Eh ma tukar tempat yuk, biar Rahma yang nyetir ya," lanjutnya.
"Engga ah, mama aja yang nyetir. Udah lama juga mama gak nyetir." Jawab mamanya.
"Ya karena itu ma, Rahma masih belum pernah pacaran, masa udah mati aja gara-gara disetirin sama orang yang tidak berpengalaman," jawab Rahma sambil tertawa terbahak.
"Anak durhaka," balas mamanya sambil menjewer keras kuping Rahma.
"Aduh ma ampuun," pinta Rahma.
"Tadi pertanyaan Rahma belum mama jawab lo. Memang kita mau kemana?" Tanya Rahma lagi.
"Kan udah mama bilang, mau ketemu temen mama." Jawab mamanya.
"Iya, kita perginya buat ketemu temen mama. Tapi kita mau kemana ma, ke-ma-na bukan buat apa," jawab Rahma kesal.
"Cafe IjoLumut. Kamu tau kan cafe itu?" Tanya mamanya.
"Cafe apaan tuh?" Tanya Rahma, "namanya kok aneh banget? Norak ih."
"Dasar anak kurang ajar," bentak mamanya sambil menjambak rambut Rahma.
"Aduh ma, sakit. Mama kenapa sih?" Tanya Rahma kesal.
"Itu cafe mama sama temen mama tau. Udah dua bulan mama sibuk mikirin nama cafe itu, sekarang seenaknya kamu ejek," mama Rahma menangis sesegukan.
Ya tuhan mama gue kenapa drama queen banget sih? Sindir rahma dalam hati.
"Pokoknya uang jajanmu bulan ini mama potong," ancam mamanya.
"Rahma cuma bercanda kok ma, nama cafe nya lucu. Baru denger sekali aja Rahma udah suka banget. Pengen kesana terus." Rahma merayu mamanya, namun mamanya tidak memberikan tanggapan sesuai apa yang Rahma mau.
"Memang arti hijau lumut itu apa sih ma?" Rahma mengalihkan pembicaraan.
"IJo bukan hijau," kata mamanya ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life is like a song [One Short]
Storie breviListen closely to the songs I play, Because the lyrics speak the words I fail to say Ini adalah kumpulan one short story bergenre songlit selamat membaca ^^ cover created by @mawaddah288