Pertemuan Yang Tak Sengaja

398 34 0
                                    

Rasa lelah begitu sampainya dirumah membuat Livia dengan segera menyandarkan tubuhnya pada sofa, untuk sekedar menghilangkan rasa lelah sepulangnya bertemu dengan Reza lebih tepatnya sepulangnya dari pertemuannya dengan Reza karena pekerjaan yang harus diselesaikannya segera, bagaimana tidak hari libur seperti ini mengharuskannya untuk tetap berkutat dengan pekerjaan? Membuat waktu untuk istirahat ataupun sekedar nonton film drama favoritenya hilang terbuang begitu saja.

"Darimana dek?" Denis yang segera bertanya kepada Livia begitu dilihatnya Livia yang baru saja pulang.

"Abis pergi. Ketemu sama orang kantor."

"Weekend begini?" Tanyanya lagi masih dengan menatap Livia.

"Heum." Livia hanya menjawab sekedarnya seraya memejamkan mata.

"Tadi siapa yang anterin kamu pulang?"

"Abang-abang supir online."

What.....

Apa yang barusan ia katakan? Ia menganggap Reza, bossnya seorang supir online? Sungguh keterlaluan sekali bukan? Sudah bagus ia mau mengantarkannya pulang sampai rumah tanpa harus perlu bersusah-susah untuk mengantri busway bersama banyaknya orang yang mungkin berkeringat karena habis car free day? Masa bodo perduli sekali, lagipula Reza juga tidak tahu ia berkata apa kepada kakaknya.

"Udah ah aku mau tidur dulu." Timpalnya berjalan malas memasuki kamar.

Sementara Dennis hanya diam menatap heran adiknya yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya.

Tumben mau pulang naik kendaraan online? Biasanya juga pasti menghubungi untuk minta jemput? Minimal pasti nyuruh Pak Dede buat stay nunggu.

****

"Za kamu darimana? Jadi temenin Mama kerumah Tante Yulia?"

"Duh Ma, aku capek banget. Mama minta anter Keira aja ya? Atau sama Pak Mamat."

"Zaaaa, Keira kan pergi cari buku buat ngerjain skripsinya, Pak Mamat nganterin Papa. Sekarang 'kan cuma ada kamu dirumah." Mayang masih memegang tangan Reza, sementara Reza sudah mulai menunjukkan wajah malasnya.

"Yaudah aku anter tapi nanti dulu ya Ma, aku baru balik. Mama juga jalannya nanti 'kan?" Hingga akhirnya ialah yang mengalah menuruti permintaan ibunya untuk mengantar pergi kerumah teman ibunya.

"Yaudah Mama siap-siap dulu. Makasih anak gantengnya Mama."

Reza membelokkan mobilnya memasuki sebuah perumahan yang seingatnya sudah beberapa kali ia lewati bahkan baru saja beberapa jam yang lalu ia kunjungi. "Tunggu Za, rumahnya yang mana ya?" Mayang bertanya pada dirinya sendiri, hingga sampai pada akhirnya Mayang menyuruhnya untuk berhenti tepat di depan sebuah rumah bergaya minimalis dengan bercat warna biru.

Bagaikan terasa begitu cepat waktu berlalu, rasa-rasanya baru beberapa jam tadi ia menurunkan seorang wanita tepat di depan pagar ini dan sekarang ia kembali lagi kesini?

"Reza kok bengong sih?" Mayang menepuk pelan bahu anaknya yang kemudian saja membuat Reza tersadar dari lamunannya.

"Eh iya Ma."

"Kamu ikut masuk ya?"

"Reza pulang aja deh Ma, capek banget soalnya."

"Ikut aja Za, Mama gak lama kok."

"Maaaa aku pulang aja deh, nanti kalau Mama udah mau pulang Mama telfon Reza aja, nanti Reza jemput." Sungguh menolak permintaan ibunya kali ini napaknya merupakan hal yang tidak dosa. Mengingat bukan wanita namanya jika bertemu hanya berbicara sebentar apalagi ketika lama tidak bertemu tapi itu bukan alasan utama Reza menolaknya melainkan ia tak mau harus bertemu dengan Livia, searang. Ya ia yakin betul rumah yang dikunjungi ibunya saat ini adalah rumah Livia, pasalnya baru beberapa jam lalu ia mengantarakan Livia turun persis di depan rumah ini.

Trust LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang