Mine

451 35 0
                                    

Reza tak hentinya memberikan senyuman pada Livia hingga hampir saja membuat gadis itu membeku di tempatnya. Jawaban yang Livia berikan sungguh membuat Reza senang, maka kini ia sangat berterima kasih pada sang pencipta karena telah memberikannya jawaban yang terbaik atas doanya. Begitu pun untuk ibunya, rupanya apa yang ibunya katakan memang benar adanya. Mendekati sang pemilik hatinya adalah salah satu cara yang paling tepat untuk membuat seseorang tak kecewa, karena apa pun jawabannya pasti itu yang terbaik.

Reza, laki-laki itu terlihat bak anak ABG yang baru saja merasakan indahnya cinta. Begitu pun dengan Livia ia sendiri tak menyangka kini ia sudah kembali menjalin suatu hubungan lagi dengan seorang pria.

"Terima kasih, Liv." ucap Reza tersenyum, "Mulai sekarang apa bolehkan saya mengganti sebutan nama kita menjadi aku, kamu?" tanya Reza lagi.

Livia tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

***

Sepanjang perjalanan pulang Reza tak hentinya tersenyum. Keira pun yang merasa aneh dengan kakaknya hanya menggelengkan kepalanya.

Seusai membersihkan badannya Reza segera merebahkan tubuhnya pada ranjang dan mengambil ponselnya. Reza mengetik kan sebuah pesan untuk Livia.

Reza : Lagi apa?

Begituah kiranya pesannya yang dikirimkan Reza untuk Livia, terdengar memang seperti anak ABG memang tapi siapa yang perduli? Tak ada yang merasakan indahnya kembali jatuh cinta selain dirinya. Kini kehampaan dan kekosongan hatinya perlahan sudah terisi kembali dengan butiran-butiran cinta yang baru.

Reza terasadar dari lamunannya begitu tanda pesan masuk ke ponselnya.

Livia : Nonton film drama korea

Reza : Sudah makan? Jangan lupa untuk minum obatnya.

Livia : Sudah. Besok juga sepertinya sudah mulai masuk kerja.

Reza : Kalau kondisi kamu masih belum sehat, tidak usah dipaksakan.

Livia : Nggak, aku udah merasa lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Hingga malam tiba percakapan itu semakin berlanjut walaupun sapaan melalui sebuah pesan yang di kirimkan melalui ponsel masing-masing membuat keduanya begitu sangat menikmatinya. Kehampaan yang selama ini hadir diantara keduanya perlahan perlahan hilang

Suasana cerah pagi hari menyambut, Livia yang sudah rapi dengan pakain kerjanya siap untuk kembali ke kantor

Back to reality, ucap Livia pada dirinya.

Livia berdiri di depan cermin, memperhatikan tubuhnya yang tampak terlihat sedikit lebih kurus karena sakit kemarin. Sesekali ia berputar untuk memastikan pakaian yang digunakan sudah rapi, tak lupa juga Livia mengoleskan sedikit lipbalm dan bedak untuk menutupi wajahnya yang masih sedikit pucat.

Suara Yulia sudah terdengar dari luar kamar memanggil Livia untuk segera sarapan.

"Kamu beneran udah mendingan?" tanya Yulia cemas.

"Udah Ma, aku udah merasa baikan kok." ucap Livia meyakinkan.

"Eh kamu udah mulai masuk kerja, dek?" tanya Denis yang langsung mengambil tempat duduk di sebelah Livia.

"Udah, Mas. Berangkat bareng ya!"

"Oke, yaudah kita sarapan aja dulu. Kamu makan yang banyak makanya, biar gak sakit lagi." ucap Denis tersenyum.

Denis menghentikan mobilnya di lobby depan dan dengan segera Livia turun karena 5 menit lagi ia sudah harus masuk kantor.

"Nanti pulangnya mau bareng lagi?" tanya Denis sebelum Livia memasuki gedung.

Trust LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang