Jawaban Dari Sebuah Doa

382 32 2
                                    

Usai bercerita pada ibunya tentang apa yang dirasakannya belakangan ini membuat Livia merasa lebih sedikit lega.

Keiinginannya untuk memberikan jawaban atas permintaan Reza tempo hari seperti harus segera ia katakan. Ia sadar mungkin tak seharusnya terlalu lama memberikan jawaban pada Reza.

Livia meraih ponselnya kemudian mengetikan pesan singkat untuk Reza.

Livia : Pak Reza, saya izin lagi untuk hari ini. Mungkin besok baru bisa kembali masuk.

Livia menekan tombol sent pada layar ponselnya. Tak lama kemudian sudah terdengar bunyi pesan masuk. Di lihatnya nama Reza di sana, Tuhan belum saja ia membuka pesan itu kini ia merasa tangan sudah dingin.

Reza : Iya tidak apa-apa. Tapi apa sudah lebih baik dari sebelumnya?

Livia : Alhamdulillah, sudah.

Dan lagi-lagi pesan diantara mereka hanya seperti itu adanya. Jika Reza tak membalas pesannya lagi bisa dipastikan Livia tak tahu harus memulai pembicaraan dari mana lagi.

Reza : Besok kalau saya berkunjung ke rumah, apa boleh?

Livia : Tentu :)

***

"Mas.... Mas Eza!" teriak Keira begitu ia melihat kakaknya yang baru saja keluar dari kamarnya.

Reza menengok sekilas ke arah Keira kemudian pergi menuju dapur "Sebentar, Mas mau ambil minum dulu." sahut Reza.

Keira yang penasaran akan pembicaraan ibunya yang ia dengar tempo hari memberanikan diri untuk menanyakan langsung pada kakaknya. Apakah benar kini kakaknya itu sudah menemukan calon istri.

"Ada apa, Kei?" tanya Reza yang entah sudah dari kapan duduk di sampingnya.

"Eh Mas." ucap Keira berbisik. "Itu Mas, emang Mas Eza udah punya pacar baru? Maksud aku apa mas udah punya calon istri? tanya Keira.

Reza mengerutkan dahinya, ia tak mengerti apa yang sedang dibicarakan adiknya sekarang. "Kamu dapet gossip dari mana sih?" tanya Reza.

"Itu Mas... Anu aku denger waktu itu Mama lagi telfon-telfonan sama Tante Yulia, temennya Mama itu loh Mas. Katanya emang, Mas lagi deket sama anaknya temen Mama itu? Tunggu deh, anak Tante Yulia itu bukannya yang pernah Mas ajak ke rumah waktu itu? Eh iya bukan sih, Mas?" tanya Keira panjang lebar.

"Emang Mama ngomong gitu? Iya, Livia namanya."

"Emang beneran Mas Eza lagi deket sama dia? Kalo gak salah dia karyawan Mas Eza kan di kantor?"

"Iya."

"Iya Mas, serius deh aku denger sendiri. Pertanyaannya emang bener, Mas udah jadian sama dia?"

"Anak kecil, nguping omongan orangtua mulu." ucap Reza seraya mengacak pelan rambut Keira dan lalu pergi meninggalkannya.

"Eh Mas, Mas Eza... Kok pergi sih? Kei kan mau tau, Mas." teriak Keira. Reza hanya tersenyum sekilas ke arah Keira lalu kembali jalan ke arah kamarnya.

"Keira ada, apaan sih teriak-teriak?kamu tuh." tanya Mayang yang baru saja datang dari dapur.

"Tau, Mama tanya aja sana sama Mas Eza." sahut Keira.

Mayang yang baru saja selesai memasak segera bergegas menuju kanar Reza. Diketuknya pintu kamar Reza, tanpa perlu menunggu lama Mayang segera masuk.

Reza hanya melirik sekilas ke arah ibunya yang sudah terlihat diujung pintu kamar. Sementara Mayang yang semula berdiri diambang pintu kini sudah berdiri di dekat ranjang.

Trust LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang