01

11.3K 445 66
                                    

Senin, 15 Februari 2017

Langkah kaki sepatu berwarna hitam dengan tali putih yang mengikatnya terlihat asing menginjak para ubin, menelusuri sepanjang lorong sekolah.

"Eh, kalian denger gak? Ada anak baru katanya ada anak baru di sekolah kita."

"Emang?"

"Iya , katanya sih cewek."

Siswi pindahan itu mengernyit mendengar percakapan tersebut, mereka bahkan tak sadar bahwa orang yang melewatinya beberapa detik lalu adalah buah bibir mereka. Semua siswa mau pun siswi di sekolah membicarakan siswi pindahan yang identitasnya masih menjadi rahasia karena kekurangan informasi. Tapi itu wajar bila kabar ini cepat, merata dan panas dibicarakan, sudah beberapa tahun ini di sekolah mereka tak ada anak pindahan, jadi normal saja siswi pindahan jadi seleberity dadakan.

Konon, di sekolah itu pernah terjadi adegan mengenaskan. Kepala sekolah mati-matian menutupi hal itu dan selalu mengelak hingga masa jabatannya habis lalu terganti. Pendaftaran pelajar ke sekolah itu pun menurun drastis, kepala sekolah yang baru waswas keadaan ini dan meminta para calon pelajar di sekolah itu untuk merekomendasikan sekolah. Guru-guru banyak yang mengundurkan diri karena tak ada harapan yang terpancar. Kepala sekolah dengan guru yang tersisa mengadakan rapat mendadakan dan sepakat menurunkan biaya gedung sekolah sebesar 20%. Ada sedikit perkembangan, tapi tak cukup meyakinkan.

Sekolah tersebut, sekolah yang memiliki 24 ruangan itu, hanya terdapat 17-19 siswa per kelas dengan nilai rata-rata yang rendah. Suatu ke ajaiban bila ada siswi baru, dan suatu kelas yang berisik dengan jumlah siswa 16 mendapatkan kejutan.

"Oi, guru datang!"

Kelas yang awalnya berisik, berantakan dan rusuh seketika murid-murid berhamburan kembali ke tempat duduknya masing-masing. Satu sentakan, mereka meluruskan barisannya, mengumut sampah kertas di meja dan menaruhnya di laci meja dan bersikap rapih seolah kapal yang mengalami kecelakaan dengan ajaib menjadi baru.

Guru wanita masuk dengan sepatu hak tingginya hitamnya, melewati para siswa dan siswi yang terdiam hanya karena melihat kaca matanya yang mengkilap di ujungnya.

"Selamat pagi semuanya, ibu akan perkenalkan seseorang," guru itu memberikan kode agar seseorang yang dimaksudnya masuk.

Semua mulai berbisik-bisik, menanyakan siapa yang gurunya itu maksud. Mengira-ngira siapa yang akan datang. Suara mereka terdengar seperti dengung lebah yang mengganggu. Hingga sepatu yang terlihat di koridor masuk dengan membawa pemiliknya di sana. Dia berdiri, menghadap siswa dan siswi di kelas tersebut dengan senyum terbaik.

"Silakan perkenalkan diri." Guru itu mempersilahkannya.

"Ehm, Hallo. Perkenalkan namaku Ify Cahyani. Panggil saja aku Ify, salam kenal semuanya." Ify memberikan senyum manis sebagai penutup perkenalannya.

Kelas kembali bising setelahnya. Sebagian besar membicarakan isu yang terbar belakangan ini bahwa akan ada siswi pindahan. Sisanya membicarakan tas yang siswa baru itu pakai yang bisa di bilang bermerek dan para kaum adam membicarakan kecantikannya meski terdapat beberapa orang cowok yang hanya diam memperhatikan.

Salah satu siswa berdiri di baris ke 3 dari belakang.

"Hai Ify, gue Alvin Candra. Boleh tanya gak?" Tanya Alvin, dengan senyum munafiknya. Ify mengangguk menyetujui. "Ify udah punya pacar belum?" Tanya Alvin sambil menaik alisnya menarik perhatian sang gadis pujaannya.

School In AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang