Stalker ? (2)

417 20 0
                                    


Hei..hei... semua I am come back 😉
Ada yang seneng gak sih? Aku update Cerita ini.
Yaudah, langsung dibaca yah.
Selamat membaca & Maaf kalo ada typo.

🌹🌹🌹🌹

"Kurasa... ya,  karena mengingat ini sudah mulai malam ". Jawabku.

"Baiklah,  mari kuantar kau kerumahmu".

Kami pun memasuki mobil mewahnya dan tak lama mobil melaju membelah kota. Suasana di mobil sangat canggung antara aku dan pemuda itu,  hanya terdengar sayup-sayup ia bersenandung. Aku sendiri memilih memainkan ponselku tapi ini tak cukup membantu.
Saat ku menoleh kearahnya tak sengaja mata kami bertemu dan saling menatap satu sama lain.

"Eh.."        "Ehmm". Ucap kami bersamaan.

"Kau saja dulu.. "  ucapku.

"No way, Ladies first " bantahnya.

"Tadi namamu franscisco kan?".
Tanyaku malu-malu.

'Pertanyaan bodoh memang ' gumam batinku.

"Iya, kenapa memang?". Tanyanya.

"Ehmm.. nama lengkapmu? ".
Tanyaku lagi.

"...."

Dia diam saja tak menjawab pertanyaanku.
Tak lama ia mengambil sesuatu dari dashbor mobilnya dan menyerahkan Id card-nya padaku.

Id card

Nama : Franscisco jergenson
Alamat :  western line st,  no 23.
Pekerjaan :  Ceo Albert Jogersen Corps.

Aku masih melongo membaca id card yang diberikannya. Berarti dia orang kaya & terkenal. Huh' aku mendengus kesal. Sampai kapan aku harus berurusan dengan milyuner? . Aku merasa lelah,  frans sama saja dengan Deniz.  Mereka sama-sama mempunyai kekuasaan dan kewenangan. Aku jadi bergidik ngeri membanyakan harus mengenal orang sejenis Deniz.

" Hei..kau melamun ya?". Tanyanya.

"E..hhh...i..y..a,  Maaf ya". Ucapku.

" Kenapa kau mengucapkan maaf?  . Perempuan yang lucu " .
Jawabnya sambil terkekeh.

"Nah, habis traffic light itu kau belok kiri lalu lurus 1 km ".
Ucapku menunjukan arah jalan.

"Hmmm..sip nona cantik".
Ucapnya.

'Apa-apaan dia seenaknya membuatku blushing ' gumam batinku.

"Kau tak usah sungkan denganku ataupun merasa ada perbedaan jarak antara kita.  Terkadang manusia memang suka mengangap bahwa ada jarak antara orang yang diatas dengan yang biasa , padahal menurutku itu suatu kebohongan besar.  Jadi jangan takut berteman denganku. Oke?"

'Aku menelaah perkataan yang diucapkan Frans,  aku tak menyangka ternyata dibalik wajah dinginnya dia seorang pria yang bijaksana '. Batinku.

"Hmmm.. Baiklah " . Jawabku.

Kulihat senyuman tercetak diwajahnya.

"Eh...Stop didepan gang itu saja "
Ucapku.

"Kenapa?" .jawabnya.

"Ehm, karena aku tidak ingin mobil mewahmu ini rusak karena terkena tembok gang yang sangat sempit ". Jawabku.

'Deniz juga tak pernah memaksakan mobilnya hingga sampai didepan flatku ' batinku lagi.

Tunggu... Tunggu..kenapa sejak tadi aku selalu membandingkan frans dengan Deniz?!.
Aku benar-benar malas membahas Deniz. Aku benar-benar ingin melupakannya.

"Kurasa mobilku muat masuk kedalam gang ". Katanya.

"Eh..tap-" .

"Sudahlah tak apa " . Ucapanku dipotong oleh ucapannya.

***

Aku pun keluar dari mobilnya sedang ia masih dibalik kemudinya.

"Ehm, terima Kasih ya Franscisco.  Aku berhutang Budi padamu ". Ucapku.

"Kau terlalu berlebihan ya, pertama kau cukup panggil aku frans atau chico saja. Kedua ini bukan apa-apa , aku hanya mengantarkan gadis Malang di halte bus kota ". Jawabnya sambil terkekeh.

Dia pun keluar dari mobilnya dan berdiri tepat di depanku. Dia menjulang tinggi dibandingkan ku.kira-kira dia 180-an cm mungkin. Dia menatap mataku begitu dalam aku jadd malu dibuatnya.

"Lihatlah pipimu yang merona,  ara " . Ejeknya.

"Dasar penggoda ulung ". Aku menjawab seadanya.

'Krik..krik..krik'.  Suasana mulai canggung lagi.  Aku tak tau harus memulai pembicaraan apa.

"Hmm..masuklah hari mulai malam". Ucapnya.

"Baiklah,  sekali lagi thanks ya ,frans ". Ucapku dengan senyum tulus.

"Never mind" .jawabnya.

Saat aku mulai melangkahkan kaki ke teras dia memanggil namaku otomatis aku menengok.
"Btw, kita satu  kampus ,aku jurusan teknik di gedung B.  Kau anak seni gedung A kan?". Ucapnya.

'Aku hanya melongo ' Hah?' Darimana dia tau semua itu?
apa dia menguntitku? ' Dewi batinku bergumam.

'Tenang ara positive thinking '.

" yaa..darimana kau tau semua itu?". Tanyaku.

"Aku pengangum rahasiamu ".
Candanya.

"C'mmon frans ,katakan! ". Ucapku dengan nada tinggi.

" Bukan hal besar, ara. Sekarang masuklah dan istirahatlah .kau nmpak kelelahan ". Ucapnya sambil mendorong punggungku.

Tak lama dia masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya. Aku baru akan membuka pintu kaget karena aku menabrak box kotak.

"Srukkkkkk".

"Hah? Box apa ini? . Jangan-jangan bom lagi? . Oh, Tuhan dosa apa aku?  Aku bahkan tidak ikut jaringan terorisme. " ucapku nglantur.

Lalu aku memberanikan diri untuk membuka box coklat tersebut dan betapa kagetnya aku saat aku melihat sesuatu yang menyilaukan Indra penglihatanku...





_______________TBC________________

Ok, gimana readers?
Menurut kalian ara dapat apaan ya?
Coba tebak & comment kalo tau jawabannya berkaitan sama chapter sebelumnya.
Btw,  aku bersyukur bisa update ditengah -tengah tugas yang menumpuk.

🌹🌹🌹

Masih butuh Vote 😌

Love u all,

Anita

Deniz (&) Armenia seviyorum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang