Chapter 5 Ada Di Mana-Mana

16.8K 1.2K 22
                                    

Darrel berjalan menyusuri koridor sambil memakan Pocky Matcha kesukaannya. Ia berhenti mengunyah sesaat setelah melihat Elora dan Ririn sedang berjalan menuju ke arahnya. Langkah kaki Darrel terhenti, tatapannya tidak lepas dari Elora.

Merasa dilihatin, Elora menatap Darrel balik. Keduanya saling tatap untuk beberapa detik, sampai akhirnya omongan Ririn membuat tatapan yang keduanya lemparkan menjadi buyar.

"Kita udah pasti, kan, ikut ke birthday party-nya Mia?" tanya Ririn, yang dapat Darrel dengar dengan jelas karena kedua perempuan itu tengah berjalan melewatinya.

Elora hanya mengangguk sebagai jawaban.

Darrel tidak memberhentikan Elora seperti yang biasanya ia lakukan setiap kali mereka berpapasan. Selain karena Darrel sedang mencoba fokus mendengarkan omongan Ririn, itu juga karena Elora dan Ririn akan kembali ke kelas mereka karena sebentar lagi bel masuk kelas setelah istirahat pertama akan segera berbunyi.

Setelah mendengar omongan Ririn dan respons Elora, dengan langkah kaki yang cepat Darrel segera menuju ke kelasnya dan langsung memukul meja yang ada di hadapan Rafi dan Kiki.

"Gue datang."

Rafi dan Kiki sontak mengangkat satu alis mereka begitu mendengar omongan Darrel yang terkesan tiba-tiba itu.

"Apaan? Datang ke mana? Datang-datang bukannya nyapa, malah mukul meja!" semprot Rafi, ia menatap Darrel dengan jengkel.

Darrel berdecak sembari duduk di atas kursi, kemudian ia memutar kursinya menghadap ke belakang. Kini, mereka bertiga duduk berhadapan.

"Ke birthday party Mia," jelasnya.

"Eits, tumben amat. Apa yang membuat lo berubah pikiran, nih? Wah, ini mah namanya matahari terbit dari Barat. Langka banget, Bro, seorang Darrel datang ke birthday party!" seru Kiki sambil bertepuk tangan dengan heboh.

"Elora ikut pasti nih, ya?" tebak Rafi, jari telunjuknya langsung mengacung ke depan wajah Darrel.

Langsung saja Darrel memukul jari telunjuk Rafi dan sedikit menjauh darinya. "Iya," jawabnya tanpa ragu.

"Lagi-lagi karena Elora." Kiki tiba-tiba menyahut. Ia melirik Darrel sekilas.

"Emangnya kenapa? Nggak boleh?" Darrel langsung melemparkan lirikan sinisnya.

Kiki sontak mengangkat kedua tangannya. "Boleh kok boleh," jawabnya.

Setelah itu, Darrel bangkit berdiri dan berniat keluar kelas. Baru saja ia berjalan tiga langkah, pertanyaan Rafi membuatnya menghentikan langkah kakinya.

"Eh, mau ke mana lo? Udah mau bel masuk." Rafi bertanya dengan bingung. Darrel baru saja datang dan duduk, tapi lelaki itu malah mau pergi lagi.

"Lo kayak cacing kepanasan, tahu nggak, Rel? Nggak bisa diam." Kiki geleng-geleng kepala melihat Darrel yang dari tadi tidak bisa diam.

Darrel menoleh sekilas ke belakang. "Mau ngadem bentar di luar," jawabnya singkat, kemudian ia kembali menatap ke depan dan berjalan santai keluar kelas.

Koridor sekolah sudah lumayan sepi karena bel masuk setelah istirahat pertama baru saja berbunyi sekitar dua menit yang lalu. Terlihat seorang perempuan sedang berjalan tergopoh-gopoh sambil membawa banyak buku di kedua tangannya. Darrel memicingkan matanya. Saat perempuan itu sudah mulai agak dekat, barulah Darrel menyadari kalau perempuan itu adalah Elora karena tadi wajahnya tertutup oleh buku-buku yang tengah dibawanya itu.

Good or Bad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang