Chapter 11 Masih Tetap Begitu

13.2K 1K 26
                                    

"Kak, udah siap belum?" tanya Alrez setelah membuka kenop pintu kamar Elora.

Yang ditanya langsung panik, perempuan itu segera bangkit berdiri dan dengan cepat memakai tas selempangnya.

"Iya-iya, udahan ini."

"Lelet banget, sih," cibir Alrez.

Elora hanya mendengus lalu segera menuju ke arah pintu dan menyuruh Alrez untuk agak menjauh dari pintu karena ia akan keluar.

Di saat dirinya sedang mengunci pintu, Elora mulai angkat bicara lagi. "Tapi, benar, kan, lo nggak nyuri uang papa mama?" tanyanya memastikan.

"Ya elah, beneran dong. Masa iya gue nyuri?" Alrez menyahut jengkel.

Elora menganggukkan kepalanya dua kali. Hari ini ia akan pergi makan malam dengan Alrez di salah satu restoran mewah yang ada di Jakarta. Kemarin, adiknya itu tiba-tiba mengajaknya untuk pergi makan malam. Awalnya Elora bingung dan sangsi mengapa Alrez bisa tiba-tiba mengajaknya makan, di restoran mewah pula. Bahkan ia sempat mengira bahwa Alrez mencuri uang papa mama. Tapi, ternyata Alrez ingin membuat Elora senang dan ingin menghabiskan waktu dengannya.

Sejujurnya, restoran itu sudah lama berada di list tempat yang ingin Elora kunjungi. Alrez tahu Elora selalu ingin ke restoran itu, maka dari itu ia sudah lama menabung dan berusaha mencari waktu supaya mereka bisa pergi berdua. Harus Elora akui ia terharu melihat sikap adiknya itu. Ternyata diam-diam Alrez sangat perhatian padanya walau di depan ia selalu menjahilinya dan membuatnya kesal.

"Tapi, entar uang jajan lo habis nggak kalau kita makan di situ?" tanya Elora sekali lagi. Kini, mereka sudah berada di dalam mobil.

Elora bertanya karena ingin memastikan untuk yang terakhir kalinya sebelum mereka pergi ke restoran itu. Ia tidak mau hanya karena dirinya, Alrez harus mengorbankan uang jajannya.

Alrez langsung mengacungkan jempolnya. "Aman itu."

Elora hanya manggut-manggut, kemudian mobil yang mereka tumpangi langsung melaju keluar rumah dan menuju restoran itu.

***

Tangan Darrel meremas ujung kemeja hitam yang tengah ia kenakan. Langkah kakinya terlihat ragu-ragu memasuki sebuah restoran. Ia memutuskan untuk menenangkan diri sebentar, menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya melangkahkan kakinya masuk ke dalam restoran itu.

Lambaian tangan dari seorang lelaki membuatnya menganggukkan kepalanya sekali. Galen, adik tirinya itu langsung menyambutnya dengan girang setelah melihat kehadirannya.

Ya, Darrel memiliki satu adik tiri. Papa dan mamanya bercerai dua tahun yang lalu. Kemudian satu tahun yang lalu, papanya menikah lagi. Sejak kedua orangtuanya bercerai, Darrel berubah menjadi agak pendiam. Hubungannya dengan papanya juga tidak begitu baik. Sampai sekarang Darrel masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kedua orangtuanya sudah bercerai.

Yang membuat Darrel tidak paham adalah, mengapa papanya bisa menikah lagi dalam waktu yang sangat cepat? Apalagi ia harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia akan memiliki satu adik tiri. Menurut Darrel, papanya itu sudah jahat karena meninggalkannya dan mamanya begitu saja. Ya... walaupun kedua orangtuanya berpisah secara baik-baik, tapi Darrel masih tetap belum bisa menerimanya.

Ini adalah makan malam pertama Darrel dengan papa dan adik tirinya sejak dua tahun yang lalu papa dan mamanya bercerai. Sebenarnya, sejak kedua orangtuanya bercerai, Papa Darrel selalu mengajak Darrel keluar untuk makan malam setiap satu bulan sekali. Tapi, Darrel selalu menghindar dan menolaknya. Baru kali ini saja ia menerima ajakan papanya itu demi mamanya.

Good or Bad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang