Meski rintangan dan halangan menghadang di depan mata, cinta akan tetap pada kesetiaan.
Kebahagiaan, kesedihan dan juga mistery menjadi jalan dari kisah ini.
Cerita ini fiktif, cuma rekaan penulis belaka.
Tentang Naenae dan Batz.
"Harap di maklumi j...
"Kamu mau berdiri di sini aja atau ikut masuk.." Nae mendekati Batz. "Emm,, oh iya.." Batz hanya mengiyakan dan mereka pun juga masuk ke restoran itu.
Mata Batz seakan melihat sekeliling ruang restoran itu, tak ada yg berubah di sana, semua sama seperti dulu dan Batz pun duduk bersama Nae dan temannya itu. Mereka pun memesan makanan favorit mereka. Makan sambil ngobrol itu sudah kebiasaan Nae dan teman-temannya itu, namun Batz hanya makan dan sesekali Batz seperti melihat seorang gadis yg ceria di sana saat bersamanya.
"Batz kamu mau pesan apa..? Batz makanannya enak mau coba ? Batz minumannya seger nyesel loh gk coba.. Batz cobain ini aaakk,, buka mulutnya.." Ucap gadis yg di lihat Batz, saat itu gadis itu bersama dengan Batz.
"Batz,, Batz kok bengong.." Nae memanggil-manggil Batz yg dari tadi diam. "Em,, eh iya apa..." Batz tersadar dari bayangan itu. "Kamu pernah ke sini gk tadi kami nanya.." tanya Jan. "Hmm,, iya pernah dulu.." jawab Batz. "Wah kapan padahal kita sering ke sini loh kok gk liat kamu ya.." sahut Nae. "Udah lama jadi lupa.." Batz seperti tak ingin membahas itu. "Umm gitu,, oiya pas kalian di hukum tadi Mrs. Wang ngasih PR lagi loh.." Belle mengingatkan. "Ehh ada PR,, duhh kenapa itu guru ngerepotin banget sih.." keluh Nae. "Yeee kayak gk tau guru yg satu itu aja.." sahut Jan. "PR halaman berapa.. yg mana.." Batz ingin tau. "Halaman 52,, besok mana pelajaran pertama lagi.." Jawab Jan. "Wah iya, gawat tuh Nae.. kamu harus ngerjain di rumah tuh.." usul Jan pada Nae. "Susah gk itu, bantuin ngerjainnya yah.." Pinta Nae. "Ahh Batz kan ada, lagian kalian deket jadi ngerjain sama-sama aja di rumah.." Jelas Belle. "Hu'um bener itu,," sahut Jan membenarkan. "Eng,, emp aku takut ngerepotin Batz.." Nae sambil melirik Batz. "Ahh,, Batz kan pinter juga baik, pasti bisa bantu Nae kan.." Jan melihat Batz. "Emm iya Batz pasti bisa, iya kan Batz.." tambah Belle. "Eum,, hu'um.." Batz pun mengangguk artinya bisa. Nae, Jan dan Belle pun saling tersenyum.
Setelah selesai makan-makan mereka pun ke rumah masing-masing.
Dalam perjalanan pulang Batz seperti kurang fokus menyetir, dia selalu terbayang akan gadis itu.
"Batz kamu mau pesan apa..? Batz makanannya enak mau coba ? Batz minumannya seger nyesel loh gk coba.. Batz cobain ini aaakk,, buka mulutnya.." Suara itu dan bayangan gadis itu lah yg menganggu Batz saat ini. Batz mengerem mobilnya mendadak karena bayangan itu membuatnya terasa pusing dan mobil yg di belakang Batz juga ikut mendadak ngerem, dan itu adalah mobil Nae. Untung Batz berhenti di jalan sepi dekat komplek perumahan mereka.
Nae yg melihat itu bingung dan berfikir apa Batz baik-baik aja atau gimana. Nae sudah ingin keluar dari mobilnya untuk melihat keadaan Batz, tapi tiba-tiba Batz menjalankan mobilnya. Nae pun juga lanjut menjalakan mobilnya. Ketika sampai di rumah Nae melihat Batz baru keluar dari mobilnya.
"Batz,, Batz kapan kita ngerjain PRnya..?? Nae sedikit teriak agar di dengar Batz. "Nanti malem aja ya, aku mau istirahat dulu.." Jawab Batz dan dia langsung saja masuk ke rumah.
Nae hanya melihat Batz dan dia juga masuk ke rumah. Nae melihat-lihat jadwal pemotretan dan kegiatan lainnya, untung saja hari ini benar-benar gk ada jadwal buatnya dan Nae jadi lega dan dia bisa ngerjain PR bersama Batz.
Setelah Batz masuk kerumahnya di merebahkan dirinya, Batz benar-benar pusing saat itu, saking pusingnya dia pun tertidur.
*******
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
