Part 4

71.9K 5.1K 78
                                    

Avelyn memasuki lift yang menghubungkan ke lantai apartment-nya. Kakinya terasa sangat lelah dan pegal, ia telah menggunakan sepatu pump-nya hampir 9 jam, berdiri serta melayani beberapa bandot tua menyebalkan.

Ia meletakkan punggungnya di sisi besi lift dan menghela nafas panjang, hari yang sangat melelahkan bukanlah kata-kata yang pantas untuk diucapkannya sekarang.

Setidaknya kata lelah memang merupakan kata yang sangat pas. Pertama, ia sudah sangat bodoh dengan menyetujui untuk membantu Thalia yang sama sekali tidak ada hubungan dengan dirinya. Kedua, ia telah menampar si bodoh Mikaela dan itu sepertinya bukan permulaan yang bagus.

Sialan, kenapa dalam 1 hari Avelyn harus menemui 2 masalah sekaligus dari orang yang tidak diharapkannya?

Dan yang ketiga...

Mendadak ponselnya bordering, Avelyn menatap ID Caller yang tertampang di handphonenya dan mendesah.

Renata Calling

Sialan..! Tidak bisakah keluarga itu membiarkannya hidup tenang? Avelyn memasukkan ponselnya kembali ke sakunya setelah menekan tombol reject sehingga kakak perempuannya akan menerima pesan kalau ia sedang sibuk atau berada di luar area.

Apapun, ia tidak perduli.

Saat lift  terbuka, Avelyn melangkah masuk menelusuri lorong dan memasukkan card  key. Setelah masuk ke dalam apartment-nya, Avelyn langsung melepaskan  sepatu yang masih bertengger di kaki-nya dan ia melakukan hal seperti  biasanya.

Melempar tas Givenchy  keluaran terbaru yang diberikan oleh Bryan, menuang segelas Shipwreck  wine yang berwarna merah menyala ke dalam gelas sampanye dan merebahkan  tubuhnya di sofa panjang yang sengaja diletakkan di samping jendela  besar-nya.

Avelyn suka interior di apartment-nya setelah meminta tolong kepada Bryan untuk memanggil professional interior dan  melakukan beberapa perubahan di sana-sini dan sekarang ia mendapatkan  apa yang diinginkannya—salah satu dari sekian banyak yang diinginkannya.

Tempat idamannya sendiri

Beberapa bulan yang lalu  Avelyn tidak akan sanggup membayar penthouse besar seperti yang  ditempatinya ini, tapi sekarang keadaannya sudah berbeda. Well, inilah  harga yang kau dapat setelah menjual dirimu, Lyn. Harga yang sangat  mahal..

Kemudian ponsel-nya lagi-lagi berdering.

Dengan bodohnya ia tidak melihat ID Caller yang tertampang dilayar dan langsung menjawab panggilan masuk itu. "Avelyn here, who's speaking?"

"Hey Ave, ini aku Renata"

Sialan..

Avelyn terdiam saat  kakak perempuannya memanggil namanya. Inilah masalah ketiga yang  dihadapinya hari ini dan ini merupakan salah satu masalah yang berhasil  dihindarinya selama hampir 1 tahun terakhir.

Biasanya Avelyn akan  sangat beruntung dengan hanya meninggalkan pesan bahwa ia tidak berada  di tempat dan kakak perempuannya akan menyerah untuk menghubunginya.

Tapi sekarang... Apa keberuntungannya sudah habis?

Avelyn berusaha untuk tenang dan meletakkan gelas wine-nya di atas nakas sebelum ia menjawab telepon. "Oh, hei. Renata, apa kabarmu?"

"Baik. Bagaimana denganmu, Ave? Semuanya baik-baik saja?"

"Tentu, semuanya baik-baik saja, aman terkendali" Avelyn berusaha bersikap ceria, "Bagaimana dengan keadaan di sana?"

Soprano Love [COMPLETED] SUDAH TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang