"Dimana dia?" tanya Warren pelan ketika masuk kedalam salah satu apotik kecil yang ada di salah satu Brooklyn street.
Ia tidak ingin terdengar khawatir tapi kenyataannya jantungnya malah berdetak seperti orang gila. Kau menyedihkan Warren.
Seorang gadis dengan tinggi yang hampir sama seperti dirinya tersenyum kecil. "Dia ada dikamarku. Saya pikir yang akan datang adalah Thalia"
"Apakah akan berbeda kalau yang datang adalah adikku?"
"Tentu saja berbeda, karena saya tidak mengenal anda sama sekali, sir"
Warren mengangkat alisnya dan berkata, "dan apakah anda mengenal adikku?"
"Tidak"
"Bagus, jadi kita tidak melihat adanya alasan bagi kita untuk berdebat. Bisa anda tunjukkan dimana letak kamar anda? Saya ingin membawa gadis itu pulang, bisa kita percepat semua ini?" tanya Warren acuh.
Hanya Tuhan dan dirinya saja yang tahu betapa kalut perasaannya sekarang. Kenapa Warren merasa khawatir pada seorang gadis yang tidak dikenal baik olehnya dan memiliki wajah dan mungkin juga memiliki kepribadian yang sama seperti gadis itu.
Sialan
Kalaupun Amelia ingin mengatakan hal yang kasar kepada pria tinggi berwajah tampan dengan mata biru ini, maka ia berhasil menyembunyikan semuanya dengan sebaik-baiknya. Amelia berharap tidak benar-benar menghubungi salah satu kontak di ponsel Avelyn
Tapi ayahnya mengatakan bahwa Avelyn tidak akan suka kalau gadis itu menyadari telah menginap ditempat lain. Avelyn akan histeris dan menjadi sangat bingung dan ini tidak baik untuk kesehatan mental gadis itu
Jadi Amelia melakukan apa yang harus dilakukan namun tidak ingin dilakukannya.
Pria sialan...!
Ketika Amelia berjalan di undakan anak tangga paling tinggi, Amelia menunjuk kesalah satu lorong kecil yang berada di pintu timur, "dia berada di kamar berwarna putih. Kau ingin kutemani atau pergi sendiri?"
"Terima kasih"
Warren tidak menjawab pertanyaan terakhir Amelia dan langsung melangkahi gadis itu, menjauhi undakan anak tangga menuju kearah pintu berwarna putih.
Entah kenapa ia punya perasaan tidak akan menyukai apa yang akan dilihatnya, tapi memangnya apa yang akan dilihatnya kecuali gadis yang butuh di bopong pulang?
Tidak ada apa-apa, Warren, kecuali dirimu yang semakin lemah selama menyangkut gadis itu. Ingat apa yang kau katakan? Ini hanya perasaan kasihan.
Tangan Warren berada diatas gagang pintu, selama semenit ia seakan mengatakan kepada dirinya sendiri sesuatu yang selalu dikatakannya.
Ya, ini hanya rasa kasihan dan aku hanya membantunya.
Kemudian Warren memutar gagang pintu itu dan mendorongnya hingga terbuka lebar.
∞
Hanya butuh sekejap bagi Warren untuk mengetahui betapa lelahnya Avelyn, ia bisa melihat lingkaran hitam dibawah mata gadis itu. Ia juga menyadari alis cantik itu mengernyit seakan tengah bermimpi buruk.
Awalnya, Warren berniat untuk mengguncang tubuh gadis itu dan membawanya pulang, lalu tugasnya selesai.
Namun ketika melihat Avelyn tengah tertidur, Warren bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya ataupun mengalihkan tatapannya dari wajah pulas gadis itu. Ada sesuatu di hatinya yang seakan tersenyum. Tidak, ini mungkin hanya perasaannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soprano Love [COMPLETED] SUDAH TERBIT.
Romance[COMPLETED random private . Follow first to read all part of story] Bisa kalian dapatkan di toko buku terdekat :) The past and the future. Both of these things is scary, but it also provides hope that too big until she finally had to choose to lov...