Warren berniat pulang ke apartemen Thalia dan memohon kepada adiknya itu agar membiarkannya tidur sejenak disana. Karena ia memiliki meeting penting dengan salah satu manager bank ternama di Brooklyn. Kalau ia pulang ke apartemen-nya sendiri yang terletak di pusat New York City, akan sangat menghabiskan waktu di jalanTapi saat berbelok ke jalanan bebatuan Brooklyn yang tidak begitu bersahabat untuk mobilnya, Warren memutuskan untuk memperlambat jalanan. "What the hell was that?"
Mata Warren terpaku pada sosok—tidak kedua sosok yang saling menghimpit satu sama lain, dimana salah satu diantara mereka berusaha untuk kabur dan yang lain terus menekan yang satunya lagi.
"Biarkan saja Warren, jangan ikuti hatimu. Pulang saja, putar kejalan yang lebih baik dan—"
Dan matanya terpaku pada sosok seorang perempuan.
Awalnya Warren tidak mempercayai penglihatannya. Beberapa yang lalu sampai sekarang sosok perempuan dengan mata Hazel terus mempengaruhinya. Dan Warren berusaha tidak memanggil salah satu gadis yang ditemuinya dijalan yang memiliki mata Hazel seperti wanita itu.
Sialan, kau sudah tidak waras Warren!
Sialnya, walaupun Warren sudah mengatakan berulang kali pada dirinya sendiri untuk memutar jalan, tubuhnya malah bergerak turun dari mobil tanpa mematikan mesin kendaraan. Dan detik kemudian untuk pertama kalinya Warren merasa ia sudah gila.
Seluruh tubuhnya seakan membeku saat melihat siapa yang sedang ditindih, dipukuli dan bahkan beberapa baju gadis itu dirobek dengan kasar
Dan gadis itu tidak berteriak minta tolong sama sekali.
Warren berjalan pelan kearah orang itu dan tangannya bergetar. Bukan karena ketakutan, tapi karena amarah. Ia tidak suka melihat seorang pria menyakiti wanita dengan tubuh yang dua kali lipat lebih kecil dari dirinya.
Pria besar itu menghimpit tubuh seorang gadis yang terus meronta dan menendang, walaupun pada akhirnya tubuh gadis itu meringkuk seperti bola hanya untuk menahan rasa sakit yang diberikan pria itu.
Pria itu menarik rambut coklat gadis itu dan menghantamkan kepalanya ke trotoar, merobek jaket yang dikenakan gadis itu.
Kemudian gadis itu berbalik dan mata hazel itu kembali membuat Warren terdiam untuk sesaat.
Warren bahkan tidak bisa memutuskan apa yang harus dilakukannya, tapi tubuhnya seakan tahu apa yang harus dilakukannya. Ketika mata hazel itu menatapnya dengan penuh kesedihan, Warren tidak terlalu terpengaruh. Tapi ketika mata itu menatapnya dengan ketakutan...
Tubuh Warren menegang. Ini sama sekali bukan urusanmu, Warren. Tinggalkan gadis itu! Tapi
Warren tidak melakukannya. Otaknya mengatakan peringatan dan tubuhnya malah menolak semua peringatan itu.
Ia merasa gila, atau Warren memang sudah gila. Karena menit berikutnya yang dilakukan Warren adalah menarik kerah kemeja pria itu dan melemparnya menjauh dari gadis yang masih meringkuk itu.
*
Udara seperti digetarkan oleh suara-suara yang tidak berasal dari manusia, dan seluruh suara itu seolah meledak karena terjadi kekacauan. Avelyn akhirnya berhasil mendongak, lehernya menoleh dengan rasa sakit, dan sesuatu yang brutal mendekat kearahnya.
Untuk beberapa detik pertama tidak ada suara apapun selain keheningan di jalanan dingin Brooklyn itu.
Telinga Avelyn seakan kebas, sementara tubuhnya seperti berbunyi karena debar jantungnya yang begitu kencang. Berat tubuh yang semula terasa mencekik telah meninggalkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soprano Love [COMPLETED] SUDAH TERBIT.
Romance[COMPLETED random private . Follow first to read all part of story] Bisa kalian dapatkan di toko buku terdekat :) The past and the future. Both of these things is scary, but it also provides hope that too big until she finally had to choose to lov...