Part 9

53.9K 4.1K 23
                                    


Warren berniat  pulang ke apartemen Thalia dan memohon kepada adiknya itu agar  membiarkannya tidur sejenak disana. Karena ia memiliki meeting penting dengan salah satu manager bank ternama di Brooklyn. Kalau ia pulang ke apartemen-nya sendiri yang terletak di pusat New York City, akan sangat menghabiskan waktu di jalan

Tapi saat berbelok ke jalanan bebatuan Brooklyn yang tidak begitu bersahabat untuk mobilnya, Warren memutuskan untuk memperlambat jalanan. "What the hell was that?"

Mata Warren terpaku pada sosok—tidak kedua  sosok yang saling menghimpit satu sama lain, dimana salah satu diantara  mereka berusaha untuk kabur dan yang lain terus menekan yang satunya  lagi.

"Biarkan saja Warren, jangan ikuti hatimu. Pulang saja, putar kejalan yang lebih baik dan—"

Dan matanya terpaku pada sosok seorang perempuan.

Awalnya Warren tidak mempercayai penglihatannya. Beberapa yang lalu sampai sekarang sosok perempuan dengan mata Hazel terus mempengaruhinya. Dan Warren berusaha tidak memanggil salah satu gadis yang ditemuinya dijalan yang memiliki mata Hazel seperti wanita itu.

Sialan, kau sudah tidak waras Warren!

Sialnya, walaupun  Warren sudah mengatakan berulang kali pada dirinya sendiri untuk  memutar jalan, tubuhnya malah bergerak turun dari mobil tanpa mematikan  mesin kendaraan. Dan detik kemudian untuk pertama kalinya Warren merasa  ia sudah gila.

Seluruh tubuhnya seakan  membeku saat melihat siapa yang sedang ditindih, dipukuli dan bahkan  beberapa baju gadis itu dirobek dengan kasar

Dan gadis itu tidak berteriak minta tolong sama sekali.

Warren berjalan pelan  kearah orang itu dan tangannya bergetar. Bukan karena ketakutan, tapi  karena amarah. Ia tidak suka melihat seorang pria menyakiti wanita  dengan tubuh yang dua kali lipat lebih kecil dari dirinya.

Pria besar itu  menghimpit tubuh seorang gadis yang terus meronta dan menendang,  walaupun pada akhirnya tubuh gadis itu meringkuk seperti bola hanya  untuk menahan rasa sakit yang diberikan pria itu.

Pria itu menarik rambut coklat gadis itu dan menghantamkan kepalanya ke trotoar, merobek jaket yang dikenakan gadis itu.

Kemudian gadis itu berbalik dan mata hazel itu kembali membuat Warren terdiam untuk sesaat.

Warren bahkan tidak bisa  memutuskan apa yang harus dilakukannya, tapi tubuhnya seakan tahu apa  yang harus dilakukannya. Ketika mata hazel itu menatapnya dengan penuh kesedihan, Warren tidak terlalu terpengaruh. Tapi ketika mata itu menatapnya dengan ketakutan...

Tubuh Warren menegang. Ini sama sekali bukan urusanmu, Warren. Tinggalkan gadis itu! Tapi

Warren tidak melakukannya. Otaknya mengatakan peringatan dan tubuhnya malah menolak semua peringatan itu.

Ia merasa gila, atau  Warren memang sudah gila. Karena menit berikutnya yang dilakukan Warren  adalah menarik kerah kemeja pria itu dan melemparnya menjauh dari gadis  yang masih meringkuk itu.

*

Udara seperti digetarkan  oleh suara-suara yang tidak berasal dari manusia, dan seluruh suara itu  seolah meledak karena terjadi kekacauan. Avelyn akhirnya berhasil  mendongak, lehernya menoleh dengan rasa sakit, dan sesuatu yang brutal  mendekat kearahnya.

Untuk beberapa detik pertama tidak ada suara apapun selain keheningan di jalanan dingin Brooklyn itu.

Telinga Avelyn seakan  kebas, sementara tubuhnya seperti berbunyi karena debar jantungnya yang  begitu kencang. Berat tubuh yang semula terasa mencekik telah  meninggalkan tubuhnya.

Soprano Love [COMPLETED] SUDAH TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang