Part 13

53.8K 3.8K 52
                                    

happy weekend guys :)

"Aku tidak tahu apa yang anda bicarakan" gumam Avelyn datar, setidaknya ia berusaha membuat wajahnya agar terlihat sedatar mungkin.

Tapi Avelyn bisa melihat bagaimana tatapan wanita di depannya seakan tengah menilainya. Mata wanita itu terlihat begitu cerah dan itu terasa menyakitkan. Ada dua manusia yang tidak bisa dihadapi Avelyn, yang pertama adalah manusia yang peduli padanya. Kedua adalah manusia yang memiliki mata secerah matahari

Avelyn tidak bisa menghadapi Ivy dan ia tahu kalau ia harus segera pergi sebelum segalanya terlambat.

"Apa kau pikir tidak akan
ada satu orangpun yang dapat melihat kebohongan dalam dirimu?"

"..."

"Apa begitu menyakitkan untuk jujur pada dirimu sendiri, Lyn?" tanya Ivy lembut, ia mengulurkan tangannya kembali untuk menggenggam tangan Avelyn yang berada di atas meja.

Namun gadis itu menarik tangannya, Ivy dapat melihat kalau jemari Avelyn mulai bergetar walaupun wajah gadis itu tidak menampakkan emosi apapun. Tidak satupun emosi.

Avelyn turun dari kursinya, merogoh uang kecil dan meletakkannya di atas nampan. Nafasnya seakan tercekat di tenggorokannya, namun pada akhirnya ia bersyukur karena menemukan kembali suaranya. Ia berusaha menatap wanita di depannya dengan wajah datar yang masih dipertahankannya.

"Aku sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja anda bicarakan" gumam Avelyn pelan

Ketika ia baru saja berpikir untuk membalikkan tubuhnya, seseorang dengan suara berat mampu membuatnya terdiam untuk sesaat. Dan di sanalah Avelyn menatap Warren yang berjalan kearahnya.

Bukan kearahnya, tapi lebih tepatnya kearah Ivy yang masih duduk di atas kursinya.

Pria itu seakan mengabaikan Avelyn, berjalan melewatinya dengan mudah seakan tidak pernah melihat kehadirannya. Warren menundukkan wajahnya dan mengecup wajah Ivy sekilas. "Apa yang mama lakukan di sini sendirian?"

"Mama tidak sedang sendirian, Warren. Apa kau tidak melihat kalau mama sedang bersama seseorang?" Ivy mengucapkannya sambil menjatuhkan tatapannya pada Avelyn yang masih terpaku di tempatnya.

Dari tempatnya berdiri, Avelyn dapat merasakan tatapan pria itu, begitu dingin dan terasa panas. Tatapan yang begitu dingin yang seakan dapat membekukan tubuhnya. Dan ia tidak bisa menggerakkan satu inchi tubuhnya sama sekali.

"Kenapa mama bisa bersama gadis ini?"

"Avelyn membantu mama di dekat Avenue Street, dan mama mengajaknya untuk berbelanja serta menghabiskan waktu"

"Aku tidak tahu kalau mama sering menghabiskan waktu bersama orang yang sama sekali tidak dikenal" ucap Warren dingin tanpa mengalihkan tatapannya pada wajah Avelyn yang masih menunduk tanpa melihatnya sama sekali.

Pergi, Avelyn, gerakkan kaki sialanmu dan segera pergi dari tempat ini sekarang.

Warren menatap tajam Avelyn dan berkata dengan nada yang sangat dingin, "aku tidak tahu kalau kau gemar menghabiskan waktu bersama orang yang tidak dikenal. Apa ini suatu kebiasaan karena kau sering menghabiskan waktu bersama pria yang tidak jelas disekelilingmu?"

"Warren!" tegur Ivy sambil berdiri dari tempat duduknya

Tapi Warren tidak memperdulikan teguran Ivy. "Aku tidak perduli kalau kau akan menghabiskan dua puluh empat jam waktumu bersama pria brengsek di luar sana. Tapi tidak dengan keluargaku, seharusnya kau tahu di mana tempatmu berada"

Avelyn mendongak dan membalas tatapan Warren dengan tatapan merendahkan, kemudian ia tersenyum sinis kearah pria itu.

"Vasquez, aku tidak tahu kalau kau begitu peduli denganku"

Soprano Love [COMPLETED] SUDAH TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang