Part 1

165K 7.4K 109
                                    


Lima Belas Tahun. Dibutuhkan waktu selama 15 tahun bagi Avelyn sebelum akhirnya ia bisa membuat kehidupannya menjadi lebih normal daripada sebelumnya.

Avelyn mengeluarkan kalender dari meja belajarnya dan mencoret setiap tanggal yang telah dilewatinya. Ironisnya ia menyadari bahwa tidak ada satupun hari yang dilewati Avelyn tanpa mengutuk kehidupannya sendiri yang entah kenapa sepertinya hal tersebut telah menjadi kebiasaannya sekarang.

Dulu, ia hanyalah seorang anak yang menginginkan hal sederhana, bukan uang, bukan juga barang mewah. Dari dulu yang diinginkannya hanyalah sebuah keluarga.

Hanya keluarga dan itu malah hal yang paling sulit didapatkannya.

Seperti biasa, Avelyn membuka laptop-nya dan melakukan riset mengenai scholarship dari beberapa negara. Sebenarnya tidak ada sekolah pilihan yang diinginkannya karena ia tidak perduli mengenai apa yang akan diambilnya, bagi Avelyn sudah cukup hanya dengan mendapatkan scholarship. Apapun bentuk scholarship itu

Avelyn telah mencoba selama 4 tahun dan tidak mendapatkan hasil apapun karena setiap scholarship yang dicarinya selalu tutup dan tidak menyediakan beasiswa tambahan lagi. Tapi kali ini pasti akan berbeda, pikir Avelyn.

Ia menghela nafas panjang sambil mengutak-atik email-nya. Avelyn berencana membersihkan email-nya yang mungkin sudah dipenuhi dengan sampah.

Lalu matanya tertuju pada satu email yang membuatnya cukup terkejut dan ia bahkan tidak mampu menggerakkan mouse-nya untuk sesaat

From : Manhattan University

Sub : Scholarship 2015

To :

Dengan hormat,

Kami telah memproses data yang telah anda lampirkan melalui perguruan tinggi Universitas Indonesia dan melalui 3 proses seleksi yang kami lakukan, kami memutuskan bahwa anda berhak untuk mendapatkan beasiswa untuk jurusan psikologi pada tahun ajaran 2015 yang akan dimulai pada bulan September.

Mohon segera melakukan konfirmasi setelah membaca ketetapan dan lembar persetujuan yang kami lampirkan bersama dengan email ini.

Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih

Regard,

Manhattan University Adms.

Attachment [1]

Attachment [2]

Ia hanya bisa terdiam menatap email itu, mungkin kalau Avelyn sedang berada dalam keadaan yang biasa, ia akan bertanya-tanya mengenai siapa yang melampirkan dokumen sedangkan ia tidak pernah melampirkan dokumen apapun. Kemudian pertanyaan paling bodoh yang seharusnya muncul paling pertama dibenaknya adalah kapan ia melakukan ketiga seleksi?

Avelyn memutar tubuhnya dan beranjak dari kursi, ia harus memberitahu ayahnya. Ketika ia membuka pintu kamarnya, Avelyn langsung menyesali apa yang dilihatnya. Ada begitu banyak barang-barang yang berserakan di lantai, dimulai dari cermin, asbak dan beberapa peralatan dapur.

Dengan cepat ia membanting pintu kamar dan menguncinya walaupun tidak cukup cepat untuk menutup telinganya karena sedetik kemudian ia mendengar suara marah ibunya yang disertai dengan beberapa barang jatuh dan suara ayahnya yang kini naik satu oktaf dibanding biasanya.

"Seharusnya aku tidak pernah menikahimu!"Avelyn mendengar teriakan ibunya.

"Itu adalah kata-kataku. Kalau saja aku tidak pernah mengenalmu, maka aku tidak akan susah seperti ini, kau adalah wanita murahan yang penuh tipu daya!" Avelyn mendengar ayahnya balas berteriak

Soprano Love [COMPLETED] SUDAH TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang